Hashim Djojohadikusumo, Adik Prabowo Tiba-tiba Ungkap Ada Upaya Korupsi di Kemenhan Rp51 Triliun

Hashim Djojohadikusumo, adik Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, tiba-tiba mengungkapkan kasus korupsi yang mencengangkan di Kemenhan

Penulis: M Zulkodri CC | Editor: Evan Saputra
KOMPAS IMAGES/BANAR FIL ARDHI
Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo Subianto. 

BANGKAPOS.COM--Hashim Djojohadikusumo, adik Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, tiba-tiba mengungkapkan kasus korupsi yang mencengangkan di Kementerian Pertahanan (Kemenhan).

Dalam acara Guyub Nasional di Jakarta Pusat, Hashim membongkar fakta bahwa kasus tersebut melibatkan kontrak senilai Rp 51 triliun, dengan dugaan mark up yang sangat tinggi.

Adik Prabowo tersebut menyebut bahwa kasus korupsi di Kemenhan sudah melewati level "gila." Kontrak senilai Rp 51 triliun tersebut, yang ditandatangani oleh Prabowo pada awal kepemimpinannya sebagai Menteri Pertahanan pada 2019, diklaim mengalami mark up besar-besaran.

"Rp 51 triliun di atas meja dia. Dan waktu itu kami sudah dapat laporan, saya dapat laporan, di kontrak ini korupsi mark up-nya gila. Ini lebih gila, ini gila, ini gila, gilanya memang melampaui gila, Pak," ungkap Hashim.

Menurut Hashim, nilai kontrak mencapai Rp 51 triliun karena terjadi mark up pada pengadaan barang, termasuk senjata.

Ia mengungkapkan bahwa harga satuan senjata yang seharusnya 800 dollar diduga dinaikkan menjadi 10.800 dollar.

"Ada satu senjata harga pabrik 800 dollar satu senjata senapan canggih, yang datang ke mejanya Prabowo harganya 10.800 dollar. Bisa dihitung, harga asli 800, yang datang ke meja Menteri Pertahanan 10.800 dollar, mark up-nya saya hitung," papar Hashim.

Hashim menilai bahwa tingkat kerakusan di Indonesia sudah melampaui batas.

"Dan waktu saya lapor ke kakak saya, dia tidak mau percaya. Karena dia sudah bicara bocoran-bocoran berapa tahun, dia dikritik sebagai 'Prabocor' karena orang enggak mau percaya. Tapi yang diduga orang lebih jelek lagi. Ada orang yang lebih rakus lagi dari orang rakus," ujarnya lagi.

Ia menyampaikan bahwa uang yang dicuri merupakan uang rakyat, yang seharusnya digunakan untuk kepentingan masyarakat.

"Ibu-ibu yang ada di sini kalau ke salon harus bayar pajak 11 persen di dalam tagihannya kan ada 11 persen, betul enggak? Itu uang itu yang dicuri, bagi orang yang bayar pajak penghasilan, ada orang yang bayar 30 persen, 35 persen itu yang dicuri," tegas Hashim.

Hashim mengakui bahwa Prabowo, meskipun menghadapi godaan, menolak praktik korupsi tersebut.

Kontrak senilai Rp 51 triliun akhirnya dibatalkan oleh Prabowo, yang menunjukkan sikap tegasnya terhadap korupsi.

"Prabowo menolak godaan, saya bersaksi, saya saksi. Dia selamatkan uang kalian, your money, itu uang kalian. Dia selamatkan ya Rp 15-20 triliun dari tangan-tangan koruptor," ungkap Hashim.

Sementara itu, Hashim juga menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendukung upaya Prabowo untuk memberantas korupsi di Kemenhan. Jokowi disebut memberikan dukungan penuh tanpa intervensi dalam keputusan Prabowo terkait proyek-proyek di bidang pertahanan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved