Berita Pangkalpinang

Mengintip Kehidupan Angkot di Pangkalpinang, Bertahan di Tengah Mahalnya BBM dan Sepinya Penumpang

Semoga angkot tetap bisa bertahan, karena cuma ini mata pencarian kami. Perekonomian kembali pulih agar peminat angkot tetap ada

Penulis: Andini Dwi Hasanah | Editor: Iwan Satriawan
Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah 
Sejumlah Angkot yang ngetem di depan BTC Mall Pangkalpinang, Senin (27/11/2023) 

BANGKAPOS.COM, BANGKA-- Transportasi umum angkutan kota atau yang lebih dikenal Angkot di Kota Pangkalpinang kian hari semakin makin sepi peminat.

Bahkan jumlah trayek yang ada pun terus menyusut.

Angkot bak kehilangan peminatnya, masyarakat kini lebih nyaman menggunakan transportasi pribadi.

Jalan di depan BTC Mall Pangkalpinang itu jadi tempat langganan angkot semua tujuan ngetem menunggu penumpang.

Masing-masing supir angkot sibuk menawarkan sejumlah orang untuk naik.

Meski tarif angkot terbilang murah yakni Rp7.000 saja, tapi setiap orang yang melintasi kawasan tersebut hanya lewat-lewat saja tak berminat naik angkot.

Mencari penumpang diera sekarang bukanlah hal yang mudah, demikian diakui oleh Suryadi (61) supir angkot rute pasar-terminal Selindung.

Saat dijumpai Bangkapos.com, Senin (27/11/2023) Suryadi masih duduk diangkotnya berteduh sebab di luar sedang turun hujan gerimis.

Ia bak pasrah sekali menunggu penumpang yang akan menghampirinya disaat hujan turun.

Kata Suryadi, mencari penumpang angkot kini kian payah, bahkan sering kali ia pulang dari pasar menuju rumah angkot kosong penumpang.

"Mulai ada penurunan penumpang itu sejak tahun 2020, sekarang angkot sudah kehilangan peminatnya. Kalau untuk makan tempe alhamdulillah masih cukup," ungkap Suryadi saat dijumpai Bangkapos.com, Senin (27/11/2023) siang.

Mahalnya harga bahan bakar minyak (BBM) dan hilangnya penumpang menjadi persoalan yang terus membayangi Suryadi setiap mencari penumpang di jalan.

Kata Suryadi, sehari kadang ia hanya mengantongi Rp40.000 dari hasil narik angkot tersebut.

"Kalau dulu ada yang suka tiba-tiba carter ke Bandara langsung, sekarang ya gini. Kami hanya bisa menunggu, di jalanan juga sudah jarang yang nyetopin angkot," tuturnya.

Ia menduga, angkot yang kian kehilangan peminatnya ini disebabkan banyak masyarakat yang kini sudah memiliki kendaraan pribadi, hingga maraknya ojek online yang kian menjadi pilihan.

"Kami menduga salah satunya karena ojek online juga, terus sekarang orang sudah banyak punya motor dan mobil sendiri jadi angkot tidak lagi menjadi pilihan. Yah paling hanya orang-orang tua yang masih mau naik angkot," ungkapnya.

Diakuinya, sudah 30 tahun ia menjadi supir angkot di Kota Pangkalpinang. Dulunya ia bisa mengantongi ratusan ribu dari hasil narik angkot.

"Kalau dulu wah tidak usah ditanya, penumpang itu sampai tidak bisa kita angkut lagi. Dalam angkot ini sudah berpangku-pangku," bebernya.

Senda, Parji (50) juga mengaku hal sama, kini angkot kian kehilangan peminatnya. Kata Parji, satu diantara penyebab turunnya peminat angkot karena melemahnya perekonomian di Pangkalpinang, Bangka Belitung.

Dulu, lanjut Parji, semua orang ingin bertandang ke pasar tapi sekarang pasar yang menjadi pusat keramaian juga kian sepi. 

"Kalau pengaruh ojek online itu tidak banyak lah, tapi ada. Kalau sekarang orang yang pergi ke pasar itu tidak sebanyak dulu, kalau dulu hampir semua orang naik angkot pergi ke pasar, bahkan kehadiran kita itu dinantikan," ujar Parji.

Parji juga mengaku, kerap kali hanya membawa angkot kosong tak berisikan penumpang.

Tapi tak banyak hal yang bisa ia lakukan selain meneruskan profesinya untuk menghidupi keluarga.

"Kalau sehari kadang cuma Rp50 ribu kalau Rp100 ribu sudah jarang sekali. RP50 ribu itu belum potong bensin dan ngopi, bayangin aja. Dulu penumpang angkot itu sampai tidak bisa kita angkut lagi, yang mau ke pasar, mau ke bandara, mau ke terminal, bahkan duduk di depan ini bisa sampai empat orang," jelasnya.

Besar harapan Parji, kehidupan angkot masih terus bisa bertahan hingga kelak. Dia ingin perekonomian di Bangka Belitung dapat kembali seperti dulu agar angkot tetap ada peminatnya.

"Semoga angkot tetap bisa bertahan, karena cuma ini mata pencarian kami. Perekonomian kembali pulih agar peminat angkot tetap ada, jangan biarkan kami terkikis oleh waktu," ucap Parji.

(Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah)

 

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved