Pilpres 2024

Anies Baswedan Ungkap Alasannya Tak Setuju IKN

Anies Baswedan menilai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) tidak mendesak untuk dikerjakan, meskipun sudah terbentuk Undang-Undang

Penulis: Teddy Malaka CC | Editor: M Zulkodri
WARTA KOTA/YULIANTO
Anies Baswedan 

BANGKAPOS.COM, JAKARTA - Capres Anies Baswedan jawab sejumlah pertanyaan dalam dialog di PWI Pusat, Jumat (1/12).

Pertanyaan dilontarkan berkisar tentang Pemilu 2024, IKN, hingga konflik di Papua.

Di awal pertemuan, Anies Baswedan bicara soal beragam masalah negara dalam dialog di Persatuan Wartawan Indonesia atau PWI Pusat.

Dalam paparannya, Anies menyinggung bagaimana kebebasan berpendapat masih menjadi masalah di Indonesia.

Ia juga menyinggung krisis kepercayaan publik pada negara termasuk dalam konteks penyelenggaraan Pemilu 2024.

Anies Baswedan menilai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) tidak mendesak untuk dikerjakan, meskipun sudah terbentuk Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara.

"Kita memiliki tantangan pembangunan yang banyak dan urgen. Lalu, kita memiliki sumber daya fiskal yang terbatas," kata Anies.

Mantan gubernur DKI Jakarta itu pun mempertanyakan apakah sumber daya fiskal yang terbatas itu akan digunakan untuk membangun suatu tempat atau membiayai hal mendesak.

Salah satu hal urgen yang disorot Anies ialah adalah soal honor guru.

Menurut Anies, wacana pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM) akan bersifat kontraproduktif apabila anggaran triliunan rupiah tidak dialokasikan untuk honor guru.

Terlebih lagi, tambahnya, saat ini honor bulanan guru hanya cukup untuk membiayai kehidupan sehari-hari sekitar 10-15 hari saja.

"Ya, kalau kita ingin kualitas manusia yang lebih baik, ya, gurunya dibenerin. Gimana guru bisa konsen ngajar ketika gajinya hanya cukup untuk 10 hari-15 hari?" kata mantan rektor Universitas Paramadina itu.

Sehingga, meskipun telah ada UU IKN, kata Anies, dia memiliki skala prioritas apabila nantinya terpilih memenangi Pilpres 2024 dan menjalankan pemerintahan.

Menurut dia, suatu pembangunan ada yang bersifat penting dan bersifat mendesak.

"Kami menyebutnya important and urgent. Nah, important and urgent harus segera diselesaikan, tetapi kalau important (but) not urgent, ini bisa dikerjakan nanti," ujar Anies Baswedan.

Halaman
12
Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved