Perang di Palestina

Demi Menangkan Pilpres 2024 Joe Biden Berani Kutuk Netanyahu, Menlu AS Diutus untuk Ancam Israel

Suara pemilihnya turun, Joe Biden kini berani kutuk Netannyahu yang melakukan genosida di Gaza Palestina, minta semua sandera dibebaskan

Penulis: Hendra CC | Editor: Teddy Malaka
Timesof israel
Gencatan senjata berakhir, hari ini Jumat (1/12/2023) Israel melakukan serangan besar-besaran ke Gaza berperang melawan Hamas. 

BANGKAPOS.COM, TEL AVIV -  Presiden Amerika Serikat Joe Biden kini terang-terangan berani mengutuk tindakan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu yang menargetkan warga sipil di Gaza, Palestina

Bahkan kritikan juga disampaikan Biden karena IDF telah menggempur kompleks fasilitas medis Rumah Sakit Al Shifa di Jalur Gaza Palestina.

Kutukan dan kritikan dari Joe Biden bukan tanpa sebab. Diketahui ia kembali ingin mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat di Pilpres 2024 nanti.

Akibat kebijakan Biden yang pro Israel tersebut, suara pemilihnya turun drastis hingga 40 persen.

Menyadari turunnya suara pemilihnya tersebut, Biden pun kini beralih seolah-olah ingin membantu Palestina dari serangan IDF Israel.

“Saya telah menjelaskan kepada Israel bahwa saya pikir adalah kesalahan besar bagi mereka untuk berpikir bahwa mereka akan menduduki Gaza” kata Biden pada konferensi pers di San Francisco.

“Yang saya maksud melakukan segala daya untuk Israel yakni membantu para sandera agar terbebas dari militan Hamas. Tapi saya tidak bermaksud membantu militer Israel dalam melakukan genosida di Palestina,” tambah Biden.

Meski Amerika menjadi pemasok utama senjata Israel sejak tahun 1948, namun Biden mengatakan bahwa negaranya tidak pernah mengizinkan Israel untuk melakukan kejahatan perang dengan menempatkan markas militernya di Rumah Sakit Al Shifa di Gaza.

Banyak pihak berspekulasi bahwa hilangnya dukungan Amerika ke Israel berkaitan dengan pemilu AS yang akan digelar 2024 mendatang.

Menurut jajak pendapat nasional NBC News peringkat dukungan terhadap Presiden Joe Biden telah menurun ke level terendah hingga 40 persen, karena mayoritas pemilih tidak menyetujui cara Biden membantu Israel dalam perang melawan Hamas.

Alasan tersebut yang mendorong Biden untuk berpindah haluan menentang kedudukan Israel di Gaza demi menyelamatkan suaranya agar dapat kembali berkuasa di pemilihan Presiden Amerika tahun 2024.

Utus Menlu ke Tel Aviv

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken diutus oleh Presiden Amerika Serikat, Joe Biden untuk berangkat ke Tel Aviv, Israel.

Ia melakukan pertemuan dengan pejabat Israel guna membahas upaya perpanjangan gencatan senjata di Jalur Gaza.

Antony Blinken pun kemudian mengancam akan memberikan tekanan kepada pemerintah Israel apabila militernya terus melanjutkan serangan invasi ke warga sipil Plestina di jalur Gaza.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved