Perang di Palestina

Demi Menangkan Pilpres 2024 Joe Biden Berani Kutuk Netanyahu, Menlu AS Diutus untuk Ancam Israel

Suara pemilihnya turun, Joe Biden kini berani kutuk Netannyahu yang melakukan genosida di Gaza Palestina, minta semua sandera dibebaskan

Penulis: Hendra CC | Editor: Teddy Malaka
Timesof israel
Gencatan senjata berakhir, hari ini Jumat (1/12/2023) Israel melakukan serangan besar-besaran ke Gaza berperang melawan Hamas. 

“Israel kami peringatkan untuk menghentikan perang karena tindakan tersebut hanya akan memberi banyak tekanan internasional ke Israel, termasuk juga ke AS,” kata Blinken sebagaimana dikutip dari New York Times.

Tak sampai disitu, dalam pertemuan tersebut Blinken meminta Israel untuk menerapkan apa yang disebutnya "rencana perlindungan sipil". Israel juga diharuskan untuk menentukan wilayah yang aman untuk ditinggali warga sipil Gaza.

"Warga Palestina yang mengungsi dari Gaza utara harus diizinkan untuk kembali jika kondisinya memungkinkan. Tidak boleh ada perpindahan internal yang berkepanjangan," tegas Blinken.

Dukungan ini dimaksudkan Blinken untuk mencegah bertambahnya jumlah korban tewas akibat perang yang saat ini mencapai 14.128 orang dengan rincian 5.600 adalah anak-anak dan 3.550 perempuan.

Abbas Tolak Usulan Amerika

Presiden Palestina, Mahmoud Abbas bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di markas besar kepresidenan di Ramallah pada Kamis (30/11/2023).

Pertemuan itu untuk membahas upaya terbaru menghentikan agresi Israel terhadap rakyat Palestina.

Dalam pertemuan tersebut, Mahmoud Abbas menegaskan penolakannya terhadap pemindahan paksa rakyat Palestina, baik di Gaza maupun Tepi Barat, termasuk Yerusalem.

Menurut laporan media WAFA, presiden menekankan perlunya intervensi AS untuk mencegah pemerintah Israel mengusir warga Palestina di Tepi Barat, khususnya di Lembah Yordan, yang menjadi saksi rencana aneksasi diam-diam oleh pemukim dan tentara pendudukan Israel.

Presiden Abbas menegaskan Gaza adalah bagian intergral dari negara Palestina. Ia menolak pemisahan yang direncanakan oleh Israel.

"Menolak penerimaan atau kolaborasi apa pun dengan skema Israel untuk memisahkan wilayah tersebut," katanya, dikutip dari Anadolu.

Dalam hal ini, Presiden Abbas mengatakan bahwa kepemimpinan Palestina tidak akan meninggalkan tanggung jawabnya terhadap rakyat Gaza, yang berada di bawah yurisdiksi Negara Palestina.

Selain itu, Abbas menggarisbawahi pentingnya mempertahankan gencatan senjata yang ada saat ini di Gaza.

Ia juga ingin penghentian agresi Israel secara komprehensif untuk melindungi warga sipil dari serangan udara dan kekerasan yang dilakukan oleh militer Israel.

Menurutnya, saat ini sangat penting untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved