Berita Viral

Kisah Irfan Bukhori, Pekerja yang Selamat dari Ledakan Smelter Kini Meninggal, Sempat Tolong Teman

Sebelum meninggal dunia, Irfan Bukhori dikabarkan masih sempat menolong rekan-rekannya yang lain kendati kondisi tubuhnya luka-luk

tribun
Kisah Irfan Bukhori, Pekerja yang Selamat dari Ledakan Smelter Kini Meninggal, Sempat Tolong Teman 

BANGKAPOS.COM- Kisah Irfan Bukhori, pekerja yang sempat selamat dari Ledakan Tungku Smelter PT ITSS sebelum meninggal dunia viral di media sosial.

Sebelum meninggal, Irfan Bukhori ternyata sempat tolong temannya meski tubuh gosong.

Dalam beberapa foto dan video yang beredar, pekerja itu sudah berada di luar bangunan yang terbakar.

Pria itu keluar dengan wajah gosong dan pakaian compang-camping.

Irfan rupanya tak dapat bertahan dengan luka-luka yang ia alami.

Ia dikabarkan telah meninggal dunia, pada pukul 16.45 Wita, Senin (25/12/2023) sore,dikutip dari Tribun-Sulbar.com

Sebelum meninggal dunia, almarhum dikabarkan masih sempat menolong rekan-rekannya yang lain kendati kondisi tubuhnya luka-luka.

Meski alami luka-luka hingga tubuh gosong, namun Irfan bahkan masih kuat beranjak sendiri ke atas truk yang digunakan untuk evakuasi para korban.

Irfan sebelumnya sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bungku Morowali, sebelum meninggal pada Senin kemarin, pukul 16:45 WITA.

Adapun rencananya akan dikebumikan di Desa Mirring, Kecamatan Binuang, Polman.

Sebagaimana diketahui, saat ini korban yang meninggal dunia bertambah 16 orang dalam tragedi Ledakan Tungku Smelter PT ITSS itu.

PT ITSS merupakan tenan dalam kawawan PT IMIP Morowali.

Sosok Penyabar dan Tulang Punggung Keluarga

Kakek korban bernama Jamaluddin (55) berduka cita dan cukup merasa kehilangan atas musibah ini.

Ia bercerita cucunya ini merupakan tulang punggung keluarga, dari tiga orang bersaudara.

Ayah dan ibunya bernama Bukhari dan Nawia, sempat bekerja sebagai petani untuk ketiga anaknya.

Namun ayahnya sakit sehingga tidak bekerja lagi.

"Iya tulang punggung juga, karena bapaknya tidak bekerja, sakit kakinya, bulan lalu dia cuti dan di sini sekitar 10 hari," terang Jamaluddin kepada wartawan.

Diakui Jamaluddin bahwa sang cucu ini dikenal dengan sosok penyabar, berbaur di kalangan masyarakat.

Sejak ia berkerja di Morowali satu tahun lebih, dia sudah dua kali pulang, terakhir cuti.

"Kalau datang itu dia ringan tangan untuk memberi, dikenal orang di sini ramah, baik," lanjutnya.

Jamaluddin berharap ada bantuan dari perusahaan sebagai bentuk perhatian yang diberikan.

Senada dengan Jamaluddin, Adi juga menyebut sosok korban saat bergaul cukup sabar dan mudah berbaur.

"Mulai sekolah dasar sampai tamat sekolah menengah kejuruan, di sini terus di Binuang," ungkapnya.

Irfan menyelesaikan studi perguruan tingginya di kota Pare-Pare, Sulawesi Selatan.

Adik laki-lakinya sudah menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertugas di Pare-Pare.

Sementara adik perempuannya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).

Irfan merupakan satu dari 13 pekerja yang tewas dalam insiden Ledakan Tungku Smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di kawasan PT IMIP Morowali.

Adapun total kini sebanyak k 59 pekerja menjadi korban Ledakan Tungku Smelter itu.

Kini beredar video isak tangis keluarga saat jenazah Irfan "Penuh tangis pilu menyambut kedatangan mu kak, Al-fatihah untuk mu org baik," tulisnya.

Adapun jenazah Irfan dipulang ke kampung halaman oleh pihak perusahaan.

Tiba pagi tadi dan langsung dikebumikan.

Kepergian Irfan tentu menyisahkan kesedihan yang mendalam bagi keluarga.

Bagaimana tidak, Irfan dikenal sosok pemuda yang sabat dan dekat dengan keluarga.

Video Bukhori tiba di rumah duka diunggah akun TikTok @ekky3026, yang memperlihatkan suasana pilu di kediaman rumah duka penuh didatangi pelayat.

"Penuh tangis pilu menyambut kedatangan mu kak, Al-fatihah untuk mu org baik," tulisnya.

Adapun jenazah Irfan dipulang ke kampung halaman oleh pihak perusahaan. Tiba pagi tadi dan langsung dikebumikan.

Kronologi Ledakan tungku smelter

Tungku smelter nomor 41 yang terbakar, awalnya masih ditutup untuk operasi pemeliharaan.

Saat tungku tersebut sedang tidak beroperasi dan dalam proses perbaikan, terdapat sisa slag atau terak dalam tungku yang keluar, lalu bersentuhan dengan barang-barang yang mudah terbakar di lokasi.

Dinding tungku lalu runtuh dan sisa terak besi mengalir keluar sehingga menyebabkan kebakaran.

Akibatnya, pekerja yang berada di lokasi mengalami luka-luka hingga korban jiwa.

Hasil identifikasi penyebab kecelakaan ini sekaligus menegaskan bahwa tidak ada tabung oksigen yang meledak seperti diinformasikan sebelumnya.

Saat ini, tim internal perusahaan tengah berkoordinasi dengan pihak terkait.

Di antaranya, safety tenant, satuan pengamanan objek vital nasional (PAM Obvitnas) Kawasan IMIP, Polda Sulawesi Tengah, Danrem Tadulako, dan jajaran pemerintah Kecamatan Bahodopi dan Kabupaten Morowali.

Kepala Divisi Media Relations PT IMIP Dedy Kurniawan menyebutkan, musibah bermula dari kecelakaan yang dialami pekerja saat melakukan perbaikan tungku dan pemasangan plat pada bagian tungku.

"Saat proses perbaikan tersebut, terjadi ledakan," kata Dedy melalui rilis tertulisnya.

Kemudian, di lokasi juga terdapat banyak tabung oksigen yang digunakan untuk pengelasan dan pemotongan komponen tungku.

Akibatnya, ledakan petama memicu beberapa tabung oksigen di sekitar area ikut meledak.

Kebakaran tungku berhasil dipadamkan pukul 09.10 WITA.

Adapun pekerja yang menjadi korban kecelakaan telah dibawa ke klinik 1 dan 2 PT IMIP.

Informasi awal yang dihimpun dari Klinik IMIP hingga pukul 10.00 WITA, jumlah korban saat ini sebanyak 51 orang.

Sebanyak 12 orang di antaranya meninggal dunia dan 39 lainnya mengalami luka berat hingga luka ringan.

Korban meninggal dunia terdiri atas 7 tenaga kerja asal Indonesia, dan 5 tenaga kerja asing.

Sementara itu, korban luka-luka sedang mendapatkan penanganan medis.

Saat ini PT IMIP terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk menginvestigasi hingga penanganan korban.

(Bangkapos.com/Vigestha Repit/Tribun Sumsel/Laily/Sripoku/Muhammad Naufal)

Sumber: bangkapos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved