Berita Viral
Sosok Hasan Busri dan Wardi Pelaku Carok Madura, Bukan 2 vs 4 Tapi 10, 5 Kabur 1 Disuruh Pulang
Inilah sosok Hasan Busri dan Wardi, dua kakak beradik pelaku carok massal di Tanjungbumi, Bangkalan, Madura.
Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: fitriadi
Sementara adik korban, MTD disebut tersangka mengeluarkan sebilah celurit.
“Jek ngal-bengal nyapah engkok (kok beraninya menyapa saya),” tutur tersangka HB menirukan perkataan korban MTJ.
Tersangka HB mengaku dalam keseharian tidak mengenal korban, hanya sebatas tahu sosok korban MTJ.
Sementara korban MHF diakui tersangka masih keluarga jauh.
“Ketika (celurit) saya patah, saya ambil punya MTJ yang tubuhnya sudah ambruk, lanjut (carok) dengan yang lain,” pungkas tersangka HB.
Patahan gagang celurit milik HB dijadikan salah satu barang bukti dari peristiwa carok itu.
Polisi juga menyita satu buah celurit tanpa selongsong yang masih terdapat bercak darah, kemudian satu buah celurit beserta selongsongnya, serta pisau lengkap dengan selongsong, dan satu buah jaket berbahan jeans milik tersangka HB.
Sementara tersangka WD mengaku bahwa dirinya bertemu dengan kakaknya, HB ketika hendak mengambil celurit.
Tanpa berpikir panjang, ia langsung tancap gas membonceng HB menuju TKP cekcok dengan korban MTJ.
Usai carok selesai, tubuh kedua kakak beradik itu tidak mengalami luka.
Kapolres Bangkalan, AKBP Febri Isman Jaya mengatakan, sebelum peristiwa carok pecah, pelaku sempat terlibat cekcok karena ditegur oleh korban saat mengendarai sepeda motor, karena dianggap laju motor terlalu kencang dan sorot lampu mengenai mata korban.
“Pelaku ditantang korban dengan kalimat, 'kalau kamu berani pulanglah ambil senjata.' Ternyata pelaku meladeni dan pulang ambil dua buah celurit, di tengah perjalanan bertemu saudaranya dan mengajak ke TKP,” ungkap AKBP Febri Isman Jaya di hadapan awak media.
Saat mengambil dua buah celurit itulah, lanjut AKBP Febri Isman Jaya, tersangka HB juga sempat meminta izin kepada orang tua namun dilarang.
“Sebenarnya orang tua melarang, tidak usah pergi. Tetapi pelaku tetap memaksa untuk kembali ke TKP,” pungkas AKBP Febri Isman Jaya.
Dikutip dari Kompas.com, carok merupakan pertarungan antara orang Madura menggunakan celurit yang dilakukan untuk memulihkan harga dirinya yang dilecehkan.
Carok tidak dibenarkan karena dapat membunuh orang yang menjalaninya.
Namun, carok menjadi tradisi bahkan dibuat massal dan menewaskan banyak korban.
Kronologi dan penyebabnya versi polisi
Kapolres Bangkalan AKBP Febri Isman Jaya menjelaskan, tragedi carok di Bangkalan terjadi karena ada perselisihan di jalan.
Febri menjelaskan, kejadian berawal saat terjadi perselisihan karena lampu sorot motor mengenai mata salah satu korban.
"Terus ditegur di saat laju motor terlalu kencang saat melintas. Untuk kedua pelaku saat ini sudah kami amankan di polres,” ungkap Febri di Mapolres Bangkalan, dalam rilis resminya Sabtu (13/01/2024).
Dia menjelaskan, cekcok terjadi terjadi di pinggir jalan raya ketika HB (40) hendak berangkat menuju lokasi tahlilan tetangganya di Desa Bumianyar setelah shalat Maghrib.
Saat itu, HB sedang duduk di depan pos ronda.
Tiba-tiba, MT dan MR lewat berboncengan mengendarai sepeda motor dengan kencang.
Keduanya pun ditegur oleh HB.
Karena ditegur, MR menghentikan sepeda motornya.
Dia menghampiri HB sambil membentak karena tidak terima ditegur.
Cekcok antara HB dan MR bertambah parah dan menyebabkan terjadi tindak pemukulan kepada HB.
Insiden itu berlokasi di Juk Korong yang berada di antara Jalan Raya Tanjungbumi dan Pantai Indah Tanjungbumi, Desa Bumianyar.
"Adu mulut ketiga orang itu terjadi. Kemudian berlanjut ke adu pukul. MR memegang tubuh HB agar tidak bergerak. Sedangkan MT memukuli HB," lanjut Febri, diberitakan Kompas.com (13/1/2024).
HB yang kalah dalam adu pukul kemudian pulang.
Namun, dia berpesan agar MT dan MR tidak meninggalkan lokasi.
HB berjanji akan kembali menemui keduanya.
Saat HB berada di tengah perjalanan pulang, dia bertemu dengan adiknya MN (35).
Dia mengadu baru saja dipukuli dua orang.
Keduanya lalu pulang untuk mengambil celurit.
Sementara itu, MT dan MR masih menunggu di lokasi pemukulan sebelumnya.
Mereka ditemani dua orang lain, yakni NJ dan H.
"Enam orang itu bertemu di lokasi pemukulan tadi. HB kemudian berduel dengan keempat lawannya. MN juga ikut duel membantu kakaknya," tambah Febri.
Nahas, keempat lawan HB dan MN terkapar dengan luka bacok di beberapa bagian tubuhnya.
Mereka ditemukan sudah dalam kondisi tak bernyawa.
Polisi yang kemudian tiba di lokasi kejadian di di Desa Bumi Anyar, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan segera mengamankan HB dan MN.
"Kedua pelaku yang masih hidup, sudah kami periksa," ungkap Febri.
Keduanya lalu ditahan di ruang tahanan Polres Bangkalan untuk pendalaman motif tindakan yang dilakukan. Carok di Bangkalan juga menjadi perhatian Polda Jatim.
Tim dari Subdirektorat Jatanras Polda Jatim diberangkatkan untuk membantu penyelidikan kasus ini.
”Kasus itu dalam penyelidikan dibantu Polda Jatim,” terang Febri, dikutip dari Kompas.id (13/1/2024).
Sementara itu, Febri memastikan bahwa kondisi di sana masih kondusif dan cukup aman. Tidak ada warga antardewa yang melakukan aksi balas dendam.
Di sisi lain, jenazah keempat korban dibawa ke rumah sakit untuk menjalani otopsi lebih lanjut. Jenazah empat korban telah dievakuasi dari lokasi pertarungan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syarifah Ambami Rato Ebu (Syamrabu) di Bangkalan.
"Saat ini, empat korban meninggal tengah dilakukan otopsi dari Jumat tengah malam kemarin (12/01/2024) hingga pagi ini di RSUD Syamrabu,” jelas Febri. Identitas korban juga telah berhasil diidentifikasi.
MT dan MR merupakan kakak-adik yang tinggal di Desa Larangan, Kecamatan Tanjungbumi, Bangkalan.
NJR juga berasal dari Desa Larangan, sementara HFD dari Desa Banyuanyar.
Para korban meninggal dunia telah dipulangkan ke rumah duka masing-masing dari RSUD Syamradu setelah dilakukan otopsi oleh pihak rumah sakit.
Petugas di Polres Bangkalan berupaya mencegah kemungkinan adanya carok susulan antarwarga dari kelompok-kelompok yang terlibat.
"Sejak kejadian hingga malam ini personel kami masih berjaga-jaga mengantisipasi kemungkinan adanya carok susulan," imbu Febri, dilansir dari Antara (14/1/2024). (Tribun Jatim/ Tribun Bogor/ Kompas.com/ Bangkapos.com / Dedy Qurniawan)
15 Hari Buron, Bripda Alvian Pembunuh Putri Apriyani Ditangkap di NTB, Ini Jejak Pelariannya |
![]() |
---|
Siapa Oknum Jaksa yang Disebut Peras Annar Sampetoding Rp5 M Agar Bisa Bebas, Dibantah Kejati Sulsel |
![]() |
---|
Siapa Salsa Erwina, Juara Debat se-Asia Pasifik Tantang Ahmad Sahroni Bicara Soal Tunjangan Gaji DPR |
![]() |
---|
Siswandi Pelaku Kekerasan Terhadap Syahpri Dokter RSUD Sekayu Ditangkap saat Bersama Anak Kecil |
![]() |
---|
Sosok Ustaz Evie Effendi Pendakwah Terkenal di Bandung Diduga KDRT ke Anak, Pernah Dipenjara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.