Kisah Tongkat Pangeran Diponegoro, 180 Tahun Kembali ke Indonesia Disebut Simbol Sang Ratu Adil

Tongkat Pangeran Diponegoro, yang selama sekitar 181 tahun dikuasai Keluarga dari Belanda Kini Kembali ke Indonesia, Tongkat Diterima Anies Baswedan

Penulis: M Zulkodri CC | Editor: fitriadi
kolse Tribunkltim.com
Anies Baswedan ketika menerima tongkat cakra pangeran Diponegoro 

Pengunjung juga bisa menikmati ekspresi seni dari peristiwa sejarah tersebut, termasuk lukisan Raden Saleh (tentang penangkapan Diponegoro).

”Pada Juni 2013, UNESCO mengakui naskah kuno Babad Diponegoro, yang ditulis Diponegoro sendiri, sebagai warisan ingatan dunia. Dunia mengakui Diponegoro. Kita berharap bisa mengenal lebih jauh. Karya Raden Saleh juga punya peran di Eropa,” kata Anies.

Anies Baswedan mengapresiasi pengembalian tongkat tersebut yang biasa digunakan untuk berziarah, menyatakan bahwa Diponegoro, sebagai pahlawan perang melawan kolonialisme, memiliki peran yang cukup rinci dalam buku sejarah dibandingkan dengan tokoh-tokoh lain.

Peter Carey, sejarawan Inggris yang memfokuskan pada kajian Diponegoro, menjelaskan bahwa tongkat itu diperoleh Pangeran Diponegoro dari warga pada sekitar tahun 1815, sebelum Perang Jawa yang terjadi pada 1825 hingga 1830.

Tongkat tersebut menjadi artefak spiritual penting bagi Diponegoro, terutama dari simbol cakra di ujung atas tongkat tersebut.

Harm Stevens, kurator dari Rijks Museum Belanda, menegaskan bahwa setelah penelitian yang dilakukan, tongkat itu memang milik Pangeran Diponegoro.

Selain tongkat, pameran tersebut juga menampilkan artefak bersejarah lainnya, seperti tombak Rondhan dan pelana kuda, yang sebelumnya juga berada di Belanda dan dikembalikan ke Indonesia pada tahun 1978.

Pameran "Aku Diponegoro" berlangsung dari 5 Februari hingga 8 Maret 2015 dan menjadi sorotan publik karena pengembalian tongkat Pangeran Diponegoro yang telah lama dikuasai keluarga Baud di Belanda.

Apa cerita yang menarik terkait tongkat Pangeran Diponegoro itu?

Pangeran Diponegoro | Istimewa
Pangeran Diponegoro | Istimewa ()

Peter Carey, sejarawan Inggris yang memang sangat fokus terhadap kajian-kajian Diponegoro, bilang, tongkat tersebut diperoleh Pangeran dari warga pada sekitar 1815.

Artinya, tongkat itu diperoleh Pangeran Diponegoro sebelum Perang Jawa yang bikin Belanda senewen itu.

Perang Jawa atau Perang Diponegoro sendiri terjadi pada 1825 hingga 1830.

Tongkat itu lantas digunakan semasa menjalani ziarah di daerah Jawa selatan, terutama di Yogyakarta.

"Penyerahan (tongkat itu ke Indonesia) dirahasiakan sesuai permintaan keluarga yang menyimpan pusaka tongkat Diponegoro tersebut di Belanda,” kata Peter.

Dalam pameran tersebut, Peter juga bertindak sebagai salah satu kurator pameran.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved