Berita Pangkalpinang

Cuan Bisnis Durian Menggiurkan, Durian di Kebun Dokter Ase Sudah Dipesan Sebelum Panen

Tak jarang durian-durian jenis tersebut banyak yang sudah dipesan bahkan diborong oleh pembeli meskipun belum jatuh dari pohonnya.

|
Penulis: Arya Bima Mahendra | Editor: M Ismunadi
Bangkapos.com/dokumentasi
Ase Ardianto, penggiat durian Bangka saat ditemui di kebunnya, Minggu (21/1/2024). 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Siapa sangka, buah durian bisa menjadi bisnis yang menggiurkan dan mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah yang menjanjikan.

Tak bisa dipungkiri, beberapa varietas durian bisa dibanderol dengan harga tinggi. Apalagi bagi para penikmat durian yang rela merogoh kocek untuk merasakan kenikmatan daging 'Si Raja Buah' itu.

Hal ini tentunya memberikan keuntungan tersendiri bagi para pekebun durian, terkhususnya yang ada di Provinsi Bangka Belitung.

Salah satunya seperti yang diungkapkan Dokter Ase Ardianto yang sudah menanam durian sejak 2016 silam.

Lahan seluas 2 hektar miliknya yang berada di Dusun Air Jangkang, Desa Pasir Garam, Kecamatan Simpang Katis, Kabupaten Bangka Tengah kini ditanami berbagai jenis durian.

Dia menyebut, setidaknya ada kurang lebih 175 pohon durian yang dimilikinya, mulai dari jenis Super Tembaga (ST) Klamunod, Namlung (cumasi), Musang King, Black Thorn (duri hitam) dan Putri Dewa.

"Kebanyakan memang varietas ST Klamunod sama Namlung. ST Klamunod itu sekitar 96 batang, Namlung 50-an batang," ungkap dr. Ase, Minggu (21/1/2023).

Baca juga: Asal-Usul ST Klamunod dan Cumasi, Diambil dari Nama Pemilik Pohon dan Warna Buah

Baca juga: Cuan Bisnis Durian Kian Menggiurkan, Satu Hektare Raup Rp2 M per Tahun

Kata dia, saat ini harga durian ST Klamunod di tingkat petani berada di kisaran Rp600 ribu/kg. Sedangkan Namlung di kisaran Rp300 ribu/kg.

dr. Ase menyebut, tak jarang durian-durian jenis tersebut banyak yang sudah dipesan bahkan diborong oleh pembeli meskipun belum jatuh dari pohonnya.

Pasalnya, durian varietas ST Klamunod dan Namlung sudah sangat terkenal di seluruh Indonesia dan banyak peminatnya.

"Jadi kadang-kadang buah yang baru mau matang sebulan lagi pun sudah ada yang pesan," jelasnya.

Tak hanya itu, dia menyebut bahwa sembari menunggu pohon durian tersebut berbuah, cuan juga bisa didapatkan dengan menjual bibit.

Apalagi, varietas ST Klamunod dan Namlung diketahui memang sudah terdaftar di Kementerian sebagai durian varietas unggulan.

Bahkan kata dia, dalam kisaran 5 tahun terakhir, kurang lebih ada sebanyak 500 ribu bibit durian ST Klamunod dan Namlung Babel yang dijual ke berbagai daerah di seluruh Indonesia.

"Kadang-kadang malah suplainya di kita (Babel) yang kurang, kalau yang mau beli banyak," ungkapnya.

Lanjut dia, untuk bibit durian jenis ST Klamunod dan Namlung tersebut dijual keluar dengan kisaran harga Rp40-50 ribu per batang dengan tinggi 40-50 cm.

"Makanya ada teman saya omset dari jualan bibit dalam setahun itu sampai sekitar Rp1 miliar," sambungnya.

Adapun pohon durian yang pucuknya sudah bisa dipotong dan dijadikan bibit adalah yang berumur sekitar 1,5-2 tahun.

Sedangkan untuk berbuah sendiri, umumnya pohon durian baru berbuah pada usia 4-5 tahun, tergantung seberapa besar bibit tanam awal.

"Jadi sambil nunggu berbuah, bibit dari pohonnya juga bisa dijual," tambahnya.

Oleh karena itu, dr. Ase berujar bahwa berkebun durian bisa menjadi pilihan yang menjanjikan untuk masa depan.

Baca juga: Dua Jenis Durian Bangka Terdaftar di Kementerian, ST Klamunod Dapat Sertifikasi Tahun 2023

Kendati demikian, dia menegaskan bahwa berkebun durian harus dimulai dengan rasa suka dan rasa cinta terlebih dahulu.

Pasalnya, diperlukan perawatan secara ekstra dan intensif dalam berbagai aspek seperti pemupukan, penyiraman dan lain-lain.

Pemberian pupuk sendiri harus dibedakan, yakni pada fase pertumbuhan dan fase berbuah. Diakui dr. Ase, dirinya sendiri menggunakan pupuk kimia dan pupuk organik.

"Kalau pupuk kimia saya pakai NPM sama KCL, ngasihnya (mupuknya) itu sebulan sekali. Kalau organik 6 bulan sekali," ujarnya.

Begitupun dengan proses penyiraman yang juga penting untuk diperhatikan. Pasalnya kata dia, durian merupakan tumbuhan yang memerlukan dan menyerap banyak air.

"Kalau musim hujan kayak sekarang ini enggak perlu disiram. Tapi kalau kemarau kayak kemarin, tiga hari sekali itu harus disiram. Makanya harus siapin sumber airnya," terangnya.

Oleh karena itu, menurut dr. Ase, menanam durian harus dilakukan secara serius dan tidak bisa jika hanya dilakukan sesaat dan ikut-ikutan semata.

"Jadi enggak bisa kalau hanya tanam, setahun dua tahun rajin (merawat-red), tapi setelah itu ditinggal," imbuhnya.

(Bangkapos.com/Arya Bima Mahendra)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved