Berita Pangkalpinang

360 Ribu Masyarakat Babel Masuk Kategori Orang Miskin, 7 Persen Diantaranya Dapat Bansos

Artinya ada sekitar 24 persen masyarakat Babel yang mengalami kemiskinan atau dalam istilahnya layak untuk diberi bantuan

|
Editor: Iwan Satriawan
Bangkapos.com/Gogo Prayoga
Staf Analis Masalah Sosial, Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Babel, Walandera. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Data dari Kementerian Sosial yang disampaikan Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Babel mencatat ada sebanyak 362.630 ribu masyarakat Babel yang masuk dalam kategori masyarakat miskin untuk menerima bantuan sosial.

Sementara itu berdasarkan data yang dirilis oleh BPS tahun 2022, mencatat ada sebanyak 1.494.621 penduduk yang tinggal di Babel.

Artinya ada sekitar 24 persen masyarakat Babel yang mengalami kemiskinan atau dalam istilahnya layak untuk diberi bantuan.

Dinsos PMD Babel yang dalam hal ini diwakili Staf Analis Masalah Sosial, Walandera menyebutkan, penyebab kemiskinan di Babel beragam, mulai dari pengaruh umur hingga tanggungan yang tidak sebanding dengan pemasukan.

"Penyebabnya beragam, biasanya karena umur atau lansia, produktivitas kerja, atau misal janda yang ditinggal suaminya dan punya tanggungan anak yang banyak, maka yang seperti itu kan menjadi pengaruh dalam perekonomiannya," kata Walandera kepada bangkapos.com, Senin (19/2/2024).

Walandera menambahkan, dari jumlah masyarakat miskin yang ada, pada dasarnya tidak semua bisa untuk diberikan bantuan sosial (bansos).

Hal ini mengingat kementerian sosial juga mempunyai kriteria khusus untuk memprioritaskan mana warga yang memang lebih layak untuk diberikan.

"Namun untuk penerima bansos beda lagi, tidak sama dengan jumlah masyarakat miskin tadi, karena dari kementerian sosial juga mempunyai kriteria khusus untuk itu. Kurang lebih ada di rentan 20 ribu sampai 25 orang yang diberikan," jelasnya.

Dirinya menjelaskan, seseorang atau suatu keluarga dikatakan miskin apabila masuk dalam kriteria fakir miskin yang dirinci oleh peraturan Kementerian Sosial.

"Jadi didalam ranah sosial, masyarakat miskin itu adalah masyarakat yang terdata di data terpadu kesejahteraan sosial, itu dibuatkan melalui keputusan menteri sosial untuk kita bisa menyaring mana masyarakat yang memang tergolong miskin atau tidak. Bahasanya yang rentan untuk diberi bantuan," ujarnya.

Namun begitu, di lain sisi Walandera menyayangkan bagaimana persoalan kemiskinan yang terjadi di Babel, salah satunya dipengaruhi oleh kurangnya minat dan usaha masyarakat untuk bekerja.

"Tetapi di lain sisi, mohon maaf ya, masih ada ditemukan yang bermental miskin. Misal umurnya masih produktif, tetapi dia tidak bekerja dan lebih memilih santai dalam kesehariannya. Akibatnya pemasukannya tidak tercukupi dengan baik.

Di mata negara karena pendapatan mereka ini sedikit, maka negara melihat ini layak dibantu, namun dari mata sosial, dari segi umur seharusnya mereka bisa untuk bekerja keras, mencari nafkah sendiri dengan giat," terangnya.

Untuk itu dirinya menyebutkan, Dinas Sosial PMD Babel akan berupaya untuk mendorong masyarakat tersebut agar dapat bertransformasi memiliki mindset yang maju dan berwirausaha.

"Makanya masyarakat ini mulai kita dorong untuk sadar akan hal tersebut. Kita dorong untuk punya mindset maju, produktif. Kita bantu melalui pemberdayaan, pengembangan usaha, biar mereka bisa lepas dari kemiskinan," terangnya.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved