Tribunners
Implementasi Sekolah Siaga Kependudukan dalam Integrasi Mata Pelajaran PKWU
Implementasi pendidikan kependudukan dilakukan melalui beberapa cara, antara lain, integrasi pendidikan kependudukan dalam mata pelajaran
Oleh: Meiliani Pitriana, S.ST.Par. - Guru Prakarya dan Kewirausahaan SMAN 4 Pangkalpinang
BEGITU banyaknya masalah kependudukan di Indonesia mengharuskan adanya berbagai cara pengendalian, salah satunya adalah dengan hadirnya Sekolah Siaga Kependudukan (SSK), yaitu sekolah yang mengimplementasikan pendidikan kependudukan pada program-program pendidikan, baik dalam program intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
Dipilihnya sekolah, salah satu alasannya karena sekolah merupakan agen perubahan (agent of change). Dengan sasaran siswa, diharapkan tumbuh ‘sense of kependudukan’ sejak dini. Sekolah Siaga Kependudukan ini terkait dengan ‘Genre’ yaitu gerakan berencana dan PIK- R yaitu Pusat Informasi dan Konseling Remaja yang sudah digulirkan lebih dahulu.
Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 4 Pangkalpinang merupakan salah satu SMA di Pangkalpinang yang menerapkan Sekolah Siaga Kependudukan mulai pada tahun 2023. Dalam perjalanan ke depannya, SSK Smapa akan bermitra dengan perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Implementasi pendidikan kependudukan dilakukan melalui beberapa cara, antara lain, integrasi pendidikan kependudukan dalam mata pelajaran. Materi kependudukan yang akan diintegrasikan ke dalam mata pelajaran sudah direncanakan dalam silabus, kemudian di-break down dalam RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran)/modul dalam Kurikulum Merdeka, sampai dimasukkan dalam instrumen penilaian.
Guru mencermati masalah kependudukan apa yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Misalnya pelajaran biologi pada saat menyampaikan materi reproduksi, dapat mengintegrasikan masalah reproduksi sehat remaja. Dari penyisipan topik tersebut diharap siswa mempunyai pengetahuan tentang reproduksi yang sehat bagi remaja sehingga diharapkan mereka tidak akan melakukan hal-hal yang merugikan dirinya, juga risiko terhadap masalah kependudukan, seperti pergaulan bebas yang dapat menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan/KTD, pernikahan dini, dan lain-lain.
Harapannya, siswa akan memiliki sikap yang baik dalam merencanakan pembentukan keluarga, pada saat yang tepat, ketika usianya sudah matang, ketika sudah memiliki pekerjaan dan penghasilan sendiri, sehingga secara fisik, mental maupun finansial mampu menjaga keberlangsungan keluarga yang dibina sehingga anak yang dilahirkan akan memiliki kualitas yang baik.
Pelajaran di SMA yang sarat dengan permasalahan kependudukan adalah pelajaran geografi, tanpa menyisipkan, ada materi dalam pelajaran geografi yang membahas masalah kependudukan, seperti masalah kelahiran, kematian, perpindahan/migrasi penduduk dibahas secara mendalam. Juga masalah kualitas penduduk yang terkait dengan pendidikan, kesehatan, dan pendapatan penduduk. Masalah-masalah lain yang penting dalam kependudukan lainnya, seperti bonus demografi, harapan hidup, angka ketergantungan, komposisi penduduk, dan masih banyak lainnya.
Untuk mata pelajaran yang lain, seperti matematika, fisika, kimia, agama, sosiologi, sejarah , PPKn, bahasa Indonesia, bahasa Inggris sampai seni budaya harus mencari materi kependudukan yang sesuai diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang diampunya. Hal ini menuntut kejelian dari guru yang bersangkutan.
Untuk mendukung program sekolah siaga kependudukan ini, pada mata pelajaran PKWU (prakarya & kewirausahaan) di Smapa, peserta didik diberikan materi pengolahan makanan khas daerah dalam pembuatan produk. Yang telah berjalan sekarang peserta didik kelas XI sudah melakukan praktik pembuataan produk, serta telah melakukan tes pasar dengan respons yang positif dan nantinya akan diadakan semacam workshop kelas XII untuk meningkatkan kemampuan peserta didik berwirausaha sebagai bekal setelah lulus dari SMAN 4 Pangkalpinang, serta peran aktif mereka pengurangan pengangguran dalam mengintegrasikan masalah kependudukan dalam mata pelajaran PKWU. Peserta didik kelas XI juga menciptakan menu untuk pencegahan stunting yang mereka terapkan pada sarapan sehat bersama.
Diharapkan sedini mungkin mereka dibekali dengan penguatan masalah kependudukan, agar bisa membantu pemerintah dalam kontribusinya menyelesaikan berbagai permasalahan kependudukan pada suatu saat nanti.
Semoga dengan kegiatan Sekolah Siaga Kependudukan dapat mengantarkan siswa-siswa memiliki ‘sense of kependudukan’ sehingga mampu berpartisipasi dalam meminimalisasi permasalahan kependudukan yang ada di lingkungannya pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya, juga menyiapkan diri menyongsong generasi yang lebih berkualitas. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.