Perang Israel vs Palestina

Bantuan Kemanusian dari Indonesia Diinjak-injak Penjarah Israel, Menteri Retno: Ini Upaya Sistematis

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menilai penjarahan itu sebagai upaya sistematis untuk terus menghambat bantuan kemanusian untuk warga Palest

IST
Tangkapan layar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ketika menyampaikan pernyataan Indonesia dalam debat terbuka Dewan Keamanan PBB di New York, Amerika Serikat, pada Selasa (23/1/2024) waktu setempat (Rabu 23/1/2024 WIB). 

Migrasi ini terpaksa dilakukan puluhan ribu warga Rafah setelah Israel mengintensifkan operasi militer di kota Gaza Selatan itu.

“Sejak operasi militer pasukan Israel semakin intensif pada tanggal 6 Mei, sekitar 80.000 orang telah meninggalkan Rafah untuk mencari perlindungan di tempat lain,” kata UNRWA dikutip dari Al Arabiya.

Pengungsi di Kamp Muwasi Hadapi Kondisi Sangat Sulit

Ribuan orang yang mengungsi dari bagian timur kota Rafah di selatan Jalur Gaza ke daerah Muwasi yang relatif aman di utara mengalami kondisi yang keras dan kurangnya layanan bantuan.

Warga mengeluh tidak bisa mengakses toilet sementara air yang mengalir di Muwasi sangat sedikit.

Banyak dari mereka buang air di lubang berdinding yang mereka gali di luar tenda untuk menghindari antrian panjang di jamban umum dan menjaga privasi.

Warga Palestina mengatakan mereka terkadang menunggu berjam-jam untuk mengambil air minum dari kapal tanker yang mengirimkannya ke berbagai lokasi di kamp.

“Wilayah Al-Muwasi penuh sesak dengan lebih dari 400.000 orang,” komisaris jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, menulis di X.

“Daerah ini tidak memiliki fasilitas untuk menampung lebih banyak orang dan tidak lebih aman dibandingkan wilayah lain di Gaza,” imbuhnya, dikutip dari APNews.

Warga Palestina Tak Kuat Berjalan Tinggalkan Rafah

Pada hari Senin (6/5/2024), pasukan Israel menyebarkan pamflet yang menyuruh warga Palestina untuk meninggalkan Rafah.

Militer Israel mengancam akan melakukan operasi di wilayah paling selatan Jalur Gaza itu, yang sudah dipadati penduduk yang mengungsi.

Mengutip Middle East Eye, PBB memperkirakan ada sekitar 1,2 juta orang yang tinggal di kamp-kamp penampungan di Rafah, dengan kondisi yang menyedihkan.

“Kelaparan besar-besaran yang terjadi di bagian utara Gaza telah menyebar ke bagian selatan," kata Cindy McCain, kepala Program Pangan Dunia, akhir pekan lalu.

Ada sekitar 200 warga Palestina yang terpaksa mengungsi dari Rafah setiap jamnya, kata Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (Unrwa) pada hari Rabu (8/5/2024).

Halaman
1234
Sumber: Kompas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved