Perang Israel vs Palestina

Miris, Derita Warga Gaza Palestina, Tidak Ada Idul Adha Tahun Ini

Tahun ini, setelah delapan bulan serangan Israel, warga Gaza tidak dapat merayakan Idul Adha.

|
Editor: fitriadi
Photo by AFP
Foto yang diambil pada tanggal 22 Januari 2024 di pinggiran selatan Khan Yunis, di selatan Jalur Gaza, menunjukkan keluarga-keluarga Palestina melarikan diri dari kota melalui jalan pesisir menuju Rafah, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. Tentara Israel membombardir Khan Yunis, pusat perang terbaru di Gaza, pada 22 Januari 2024 setelah Perdana Menteri Israel menolak apa yang dikatakannya sebagai persyaratan Hamas untuk pembebasan sandera, bahkan di tengah meningkatnya tekanan dari keluarga mereka. 

BANGKAPOS.COM - Israel masih terus membombardir Jalur Gaza Palestina meski telah ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.

Seolah tidak ada ruang bagi warga Gaza untuk meluapkan kegembiraan.

Tahun lalu, warga Palestina masih bisa merayakan Hari Raya Idul Adha sebagaimana mestinya.

Seperti, adanya pesta keluarga besar, pembagian daging, pakaian baru hingga hadiah untuk anak-anak.

Namun tahun ini, setelah delapan bulan serangan Israel, warga Gaza tidak dapat merayakan Idul Adha seperti dahulu.

Warga mengungkapkan kesedihannya karena tak bisa merayakan Idul Adha dengan kegembiraan.

Salah seorang warga Gaza yang putrinya terbunuh dalam perang mengatakan, tahun ini tidak akan merayakan Idul Adha seperti tahun sebelumnya.

“Tidak ada Idul Adha tahun ini,” katanya, dikutip dari Asharq Al-Aaswat.

Ia mengaku setiap mendengar adzan atau takbir, para warga justru menangis karena kehilangan banyak hal akibat perang ini.

"Mendengar azan, kita menangisi orang-orang yang hilang dan barang-barang yang hilang, dan apa yang terjadi pada kita, dan bagaimana kita dulu hidup," ceritanya.

Sementara warga lainnya mengatakan, pembantaian yang tiada henti membuat mereka tidak bisa menyambut Idul Adha dengan gembira.

"Tidak ada ruang untuk bergembira ketika rakyat kami dibunuh setiap hari, dan pembantaian terus dilakukan. Lebih baik menghabiskan Idul Adha dengan membantu keluarga-keluarga yang kehilangan tempat tinggal dan mereka yang kehilangan pencari nafkah,” kata Mustafa Semir, dikutip dari Anadolu Anjansi.

Keuangan Memburuk

Seorang pegawai negeri sipil, Samir Arafat mengatakan, dia tidak memiliki uang.

Bahkan untuk membeli apa yang diinginkannya untuk Idul Adha tahun ini tidak bisa lantaran kondisi keuangan yang memburuk.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved