Tribunners
Warisan dari Esais Negeri Junjung Besaoh untuk Peradaban Nusantara
Masyarakat didorong untuk mulai menulis konten lokal daerahnya. Hal ini dilakukan agar kearifan lokal dari suatu daerah dapat diketahui oleh khalayak.
Oleh: Rusmin Sopian - Penulis yang Tinggal di Toboali
MALAM Jumat masih dipercayai sebagian orang sebagai malam yang penuh kengerian. Ada aura mistisnya, dan Kamis (30/5) malam " kengerian" itu terbukti dalam grup WhatsApp Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Bangka Selatan.
Bagaimana tidak memberikan kengerian, buku hasil lomba Inkubator Literasi Pustaka Nasional (ILPN) wilayah Bangka Selatan tahun 2023 resmi diluncurkan ke publik oleh Perpustakaan Nasional sebagaimana yang disampaikan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Bangka Selatan Sumadi dalam grup WhatsApp GPMB Bangka Selatan.
Bulu kuduk pun merinding membaca pesan di WhatsApp grup itu. Ada sejuta kebanggaan. Ada kebahagiaan yang mengalir.
Bupati Bangka Selatan Riza Herdavid pun merespons. Ucapan selamat pun ditulis Riza Herdavid dalam grup WhatsApp itu. "Keren. Selamat ya buat para esais Bangka Selatan. Semoga terus bisa berkarya," tulisnya.
Sementara bulan terus memanjat langit. Cahaya terangnya menerangi semesta. Seolah-olah ikut berbahagia.
Buku Budaya dan Kearifan Lokal Bangka Selatan yang merupakan karya 15 esais Bangka Selatan tahun 2023 sudah bisa diakses publik. Buku yang ditulis berbagai kalangan profesi di Negeri Junjung Besaoh ini, mulai dari siswa SMA hingga para kepala sekolah, bertemakan tentang budaya dan kearifan lokal Bangka Selatan yang memang terkenal beragam.
Adapun ke 15 esais itu adalah Alfan Thoriq, Agustian Deny Ardiansyah, Karto, Ichsan Taruma Negara, Hardianti, Mawar Shuci, Putri Rahmawati, Istiya Marwinda, Iftitah Uljana Magribi, Mastiana, Ridhania, Mei Elfrida Tarigan, Varellio Tryan Febriano, Sumardoni, dan Yudi Sapriyanto.
Bangka Selatan boleh berbangga, ILPN yang merupakan program dari Perpustakaan Nasional menunjuk Kabupaten Bangka Selatan sebagai salah satu daerah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang diberikan kesempatan kegiatan menulis yang diinisiasi Perpusnas Press. Kegiatan yang diinisiasi Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas RI ) sejak tahun 2020 tersebut merupakan bentuk kompetisi kepenulisan esai bertaraf nasional, sebagai upaya riil dalam rangka menggairahkan dan meningkatkan budaya literasi masyarakat.
Mengutip narasi dari Pimpinan Redaksi Perpusnas Press Edi Wiyono, inkubator literasi didesain untuk mendorong, membina, dan mempercepat kemampuan dan keberhasilan masyarakat untuk menghasilkan karya dalam bidang penulisan yang kemudian dibukukan, diterbitkan, dan didiseminasikan sebagai bagian dari khazanah ilmu pengetahuan.
Masyarakat didorong untuk mulai menulis konten lokal daerahnya. Hal ini dilakukan agar kearifan lokal dari suatu daerah dapat diketahui oleh khalayak.
Terima kasih kepada 15 esais Bangka Selatan yang telah mengeskalasi nama daerah ini dalam panggung peradaban Nusantara melalui tulisan. Sebuah usaha teramat positif dalam mengangkat harkat dan martabat daerah ini ke pentas nasional.
Terima kasih kepada para esais Bangka Selatan. Ini sebuah legacy (warisan) untuk peradaban Nusantara dari Bangka Selatan.
"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. (Pramoedya Ananta Toer).
Ayo kita menulis! (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.