Berita Bangka Tengah

Warga Kembalikan Air Galon dan Uang, Tuntut SPBU Beluluk Tanggungjawab Bertahun-Tahun Cemari Sumur

Sejak 2015 SPBU Beluluk cemari air sumur, warga kembalikan bantuan air galon dan uang Rp 250ribu, tuntut SPBU harus bertanggungjawab

Penulis: Hendra CC | Editor: Hendra
Istimewa
Warga kembalikan air galon bantuan dari SPBU Desa Beluluk, yang tidak sesuai dengan kesepakatan 

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Warga yang sumber airnya diduga tercemar bahan bakar minyak (BBM) dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Beluluk, Kecamatan Pangkalanbaru, Kabupaten Bangka Tengah, mengembalikan air galon bantuan dari SPBU tersebut, Minggu (14/7).

Mereka kesal, pasalnya, menurut mereka bantuan air galon tersebut tidak sesuai dengan kesepakatan. Dengan menggunakan pikap, warga pun mengangkut satu per satu air galon dari rumah lalu mengembalikannya ke SPBU Beluluk.

“Kami kembalikan semua galon bantuan dari SPBU sebanyak 38 galon, termasuk uang tunai Rp250 ribu saya kembalikan ke pihak SPBU,” ujar warga bernama Diana kepada Bangka Pos, kemarin.

Menurut Diana, warga makin kesal ketika manajemen SPBU tidak memberikan respons saat dihubungi kepala desa. Termasuk saat warga mengembalikan air galon, pengawas SPBU tidak berada di tempat.

Hanya ada perwakilan dan menerima kembali air galon yang dikembalikan warga. Padahal, kata Diana, warga tidak menginginkan air galon, tetapi membutuhkan mata air yang bersih dan tanpa tercemar seperti sebelumnya.

“Jadi, kami sangat menyayangkan sekali dengan sikap manajemen SPBU Desa Beluluk yang tidak sesuai kesepakatan awal. Apalagi, manajemen SPBU telah melaporkan bahwa mereka bertanggungjawab kepada warga dan memberikan bantuan air ke warga,” tuturnya.

Diana menambahkan, pihak SPBU Beluluk baru satu kali mengantarkan air galon ke rumah warga pada Jumat (12/7) lalu dengan dalih memberikan bantuan atas tercemarnya sumber air warga.

“Dia (manajemen) foto rumah warga ketika mengantar air galon, tetapi cuma satu kali dan jumlah air galon pun diberikan dengan jumlah berbeda-beda serta tidak sesuai dengan keinginan warga,” katanya.

Ia pun meminta keadilan dari Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kabupaten Bateng hingga pihak Pertamina supaya mencarikan solusi, terutama berasal dari mana tercemarnya sumber air warga tersebut.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah warga Jalan Air Sankiw, RT 04 Dusun Sit Sampun, Desa Beluluk, Kecamatan Pangkalan baru, Bangka Tengah, mengeluh tidak lagi bisa menggunakan air sumur untuk dikonsumsi.

Sebab air tersebut mengeluarkan aroma menyengat, diduga tercemar bahan bakar minyak (BBM) dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Beluluk yang ada di dekat permukiman warga.

Kondisi itu telah berlangsung setahun terakhir. Seperti diungkapkan Baharudin, warga yang bermukim di dekat SPBU Beluluk tersebut.

“Aroma air dari sumur saya dan warga yang tercemar, baunya menyengat dan lama-lama nanti akan berubah menjadi kuning,” kata Baharudin saat ditemui Bangka Pos, Rabu (10/7).

Ia menyebutkan, sumur warga dekat SPBU tersebut mulai tercemar pada awal tahun 2023 lalu hingga sekarang.

“Saya ada dua sumur bor dan satu sumur gali, sudah tercemar semua. Airnya berbau tidak bisa diminum, hanya dipakai untuk mandi dan mencuci saja. Kita terpaksa membeli air galon untuk kebutuhan memasak atau konsumsi,” tuturnya.

Menurut Baharudin, keluhan warga tersebut sudah dua kali terjadi. Pertama pada tahun 2015 lalu, namun kala itu pihak SPBU telah memberikan solusi.

“Namun sejak awal tahun 2023 mata air warga sekitar SPBU kembali lagi tercemar semua,” ujarnya.

Dahulu, lanjut Baharudin, pihak SPBU Beluluk pernah memberikan bantuan air kepada warga yang sumurnya tercemar, tetapi tidak mencukupi, khususnya saat musim kemarau.

Terkait keluhan warga yang sumurnya diduga tercemar BBM, pihak SPBU Beluluk menyatakan siap bertanggung jawab dan masih menunggu hasil pemeriksaan dari pihak terkait.

“SPBU tidak lepas tangan dan ingin tetap merangkul. SPBU masih menunggu proses karena ini kan sudah ada pelaporan sampai ke dinas lingkungan hidup, terus kita juga sudah laporan ke pihak Pertamina,” kata Budi, perwakilan dari SPBU Beluluk kepada Bangka Pos, Kamis (10/7).

Budi mengaku, pihaknya telah menerima keluhan warga dan akan mencari solusi agar permasalahan tersebut dapat tersele saikan, terutama masalah air yang diduga tercemar.

“Kalau memang masalah air, solusinya kita siapin air sementara, sambil menunggu proses. Kita tidak mencari siapa yang salah atau benar, intinya kita ingin merangkul tetangga. SPBU tetap bertanggung jawab, seandai itu memang dari SPBU,” tuturnya. (v1)

Sumber: bangkapos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved