Dijuluki Godfather, Inilah Sosok Aguan Salah Satu Dedengkot 9 Naga Teman dari Tomy Winata

Aguan dikenal sebagai dedengkot atau "guru" bagi beberapa pengusaha terkenal lainnya di Indonesia.

|
Penulis: M Zulkodri CC | Editor: Evan Saputra
(Antara Foto/Hafidz Mubarak A)
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Ketua Pelaksana Perayaan Imlek Nasional 2023 Franky Oesman Widjaja (kedua kiri), Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Sugianto Kusuma (kedua kanan), dan Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) menghadiri Perayaan Imlek Nasional 2023 di Lapangan Banteng, Jakarta, Minggu (29/1/2023). Perayaan Imlek Nasional 2023 mengusung tema ''Bersyukur, Bangkit, dan Maju Bersama''. 

BANGKAPOS.COM --Nama Aguan menjadi sorotan setelah konglomerat ternama di Indonesia ini disebut-sebut ikut berinvestasi di Ibu Kota Negara (IKN).

Aguan, yang merupakan pendiri Agung Sedayu Group, dikenal sebagai salah satu taipan etnis Tionghoa yang memiliki kekayaan melimpah.

Nama lengkap Aguan adalah Sugianto Kusuma atau dikenal juga dengan nama Aguan Sugianto. Selain mendirikan Agung Sedayu Group, Aguan juga merupakan bos dari Bank Artha Graha.

Pada tahun 2018, Globe Asia memperkirakan total kekayaan Aguan mencapai US$ 970 juta atau sekitar Rp 14 triliun.

Aguan dikenal sebagai dedengkot atau "guru" bagi beberapa pengusaha terkenal lainnya di Indonesia.

Di forum Kaskus, Aguan bahkan digelari "Godfather" dan sangat dekat dengan Tomy Winata, bos Grup Artha Graha.

Selain itu, Aguan juga berbesan dengan Eka Tjandranegara, pendiri dan pemilik Grup Mulia, melalui pernikahan anak-anak mereka.

Kegiatan Sosial

Meskipun sibuk dengan bisnis, Aguan aktif dalam kegiatan kemanusiaan melalui Yayasan Budha Tzu Chi.

Beberapa kegiatan sosial yang diprakarsai Aguan antara lain pembangunan rumah susun di Cengkareng dan perkampungan nelayan Angke, bantuan kesehatan, dan pembangunan sekolah-sekolah murah.

Aguan memprakarsai pembangunan rumah susun, saat itu pertama kali di Cengkareng sebanyak 1100 unit.

Masyarakat gratis menempati rumah tanpa dipungut biaya, mereka hanya diminta untuk membayar uang kebersihan sebesar Rp 90.000, setelah itu warga hanya tinggal merawat dan memelihara saja, dan tentunya tidak boleh dijual.

Selesai pembangunan di Cengkareng, Tzu Chi kembali melakukan pembangunan tahap dua di perkampungan nelayan Angke pada tahun 2006 sebanyak 600 rumah. dengan menelan biaya yang tidak sedikit sekitar Rp 80 miliar.

Tidak hanya itu, bantuan lain seperti kesehatan, operasi katarak, pemberian beras 50 ribu ton untuk 2,4 juta kepala keluarga seluruh Indonesia pada tahun 2004.

Mereka pun membangun sekolah-sekolah dengan biaya murah, rumah sakit dengan biaya murah yang berada di bawah naungan Budha Tzu Chi.

Halaman
123
Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved