Berita Viral

Sosok Glen Malcolm Conning Pilot Helikopter Asal Selandia Baru Dihabisi KKB Papua, Jasadnya Dibakar

Jasad Glen Malcolm Conning dibakar bersama helikopter di Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, pada Senin (5/8/2024).

|
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: fitriadi
IST/Tribun Medan
Sosok Glen Malcolm Conning Pilot Helikopter Asal Selandia Baru Dihabisi KKB Papua, Jasadnya Dibakar,Jasad Glen Malcolm Conning dibakar bersama helikopter di Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, pada Senin (5/8/2024). 

Selain itu, Sebby menyampaikan pesan dari Egianus agar seluruh tokoh Papua, baik dari kalangan gereja maupun pemerintahan, dapat bersepakat mengenai pembebasan ini yang dilakukan atas dasar kemanusiaan.

Aparat pemerintahan dan militer juga diminta untuk tidak membuat ancaman.

"Jika Anda ingin berbicara dengan pilot, Anda perlu datang dan berbicara langsung dengan pasukan di lapangan," kata Sebby.

Philips Mehrtens diculik dan disandera oleh TPNPB OPM sejak 7 Februari 2023.

Dia ditawan saat pesawat Susi Air yang dipilotinya mengirim logistik di provinsi Papua Pegunungan.

2. Aksi Premanisme Lakukan Kriminal Kalau Kehabisan Uang

Serangkaian kejahatan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua dinilai sebagai aksi premanisme. Mereka bukan kelompok yang laik diperhitungkan secara internasional.

“Ini (KKB) sebagian kecil. Jangan dianggap ini kelompok besar. Itu terlalu dibesar-besarkan kadang-kadang," kata Laksamana Yudo Margono saat masih menjabat Panglima TNI, Rabu (22/2/2023) lalu.

Menurut Yudo, KKB ini mencari perhatian (caper) dengan melakukan serangkaian kejahatan kriminal. Terutama ketika kehabisan uang.

“Ini kayak premanisme, hanya menekan masyarakat meminta uang. Nanti kalau pas kehabisan duit naik lagi, (muncul kasus), mengganggu lagi, bakar-bakar lagi, makan korban lagi. Begitu terus dari dulu,” tegas Yudo.

3. Masing-masing Kelompok Ingin Memperlihatkan Eksistensi

Sementara, Pakar Intelijen dan Terorisme Stanislaus Riyanta menjelaskan alasan KKB Papua cari perhatian (caper).

Kata dia, masing-masing kelompok ingin memperlihatkan eksistensi masing-masing. Salah satunya, dengan menebar ancaman dan pembunuhan.

"Ketika ada satu kelompok yang mempunyai peluang, sangat mungkin kelompok lain menumpang untuk memperoleh manfaat dari peluang tersebut. Jadi, kebutuhan eksistensi memang kuat, dilakukan dengan cara apa pun," ulasnya.

Mengenai upaya pembebasan Philips, kata dia, cara yang paling rasional adalah negosiasi, dengan mempertimbangkan banyak hal.

Halaman
1234
Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved