Berita Sungailiat

Warga Keturunan Tionghoa Bangka Mulai Siapkan Sembahyang Rebut

Telah menjadi tradisi setiap tahunnya di Kelenteng Hap Miau setiap tahunnya mendirikan patung Tai Se Ja setinggi 15 mete

|
Penulis: deddy_marjaya | Editor: Ardhina Trisila Sakti
Bangkapos.com/Deddy Marjaya
Patung Tai Se Ja untuk ritual sembahyang rebut di Klenteng Hap Miau Desa Merawang, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka telah didirikan Minggu (9/8/2024) 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Warga Keturunan Tionghoa di Pulau Bangka mulai melakukan berbagai persiapan menyambut Sembahyang Rebut.

Seperti di Kelenteng Hap Miau, Desa Merawang, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka yang mulai bergotong royong membersihkan kelenteng untuk sembahyang.

Telah menjadi tradisi setiap tahunnya di Kelenteng Hap Miau setiap tahunnya mendirikan patung Tai Se Ja setinggi 15 meter.

Patung Tai Se Ja adalah simbol penjaga arwah yang akan dibakar saat puncak sembahyang rebut tengah malam dimana puncak tahun ini bertepatan pada 18 Agustus 2024.

"Kalau persiapan sudah kita lakukan sejak sebulan lalu termasuk mendirikan patung Tai Se Ja. Kalau untuk lainnya seperti kapal dan lainnya baru sepekan ini kita siapkan. Semua akan dibakar pada malam puncak pada tanggal 18 Agustus mendatang," kata Darwin pengurus Klenteng Hap Miau Merawang Minggu (11/8/2024).

Seperti biasa puncak sembahyang rebut akan dilakukan perebutan sesaji diakhiri dengan pembakaran patung Tai Se Ja.

Sembahyang Rebut merupakan kegiatan ritual masyarakat Tionghoa yang dilaksanakan setiap tahun dan turun temurun yang dilaksanakan pada bulan ke 7 hari ke 15 penanggalan China.

Patung Thai Se Ja yang asli di Tiongkok memiliki wajah yang dibuat lebih seram. Patung Tai Se Ja adalah simbol penjaga arwah-arwah yang akan datang.

Tai Se Ja menjaga para arwah-arwah agar tidak saling berebut dengan sesaji yang dihidangkan. Thai Se Ja mencatat arwah-arwah yang hadir dan apa yang diambil hingga menjaga mereka kembali ke alamnya tanpa mengganggu manusia.

Menurut kepercayaan warga Keturunan Tionghoa jika saat pintu gerbang di langit telah ditutup dan para arwah belum kembali maka mereka akan gentayangan di dunia.

Sebelum puncak pembakaran Patung Tai Se Ja dilakukan, warga lebih dulu bersembahyang di Kelenteng memanjatkan doa kepada arwah nenek moyang mereka. Sekaligus meminta berkah dari para arwah leluhur.

Selanjutnya sesajen seperti buah buahan, makanan, sembako dan lainnya akan diperebutkan oleh siapapun yang hadir saat puncak acara.

Tak hanya itu saja di sekitar Kelenteng juga digelar berbagai lomba untuk anak-anak dan hiburan.

(Bangkapos.com/Deddy Marjaya)

Sumber: bangkapos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved