Mahasiswa PPL FDKI IAIN SAS Babel Gandeng PPA Gelar Sosilasisasi di SMPN 3 Pangkalpinang

Sosialisasi yang dilakukan ini bertema Upaya preventif untuk mengurangi kasus pelecehan seksual yang kian marak terjadi.

Editor: Hendra
Dok. IAIN SAS Babel
Mahasiswa PPL  FDKI IAIN SAS Babel saat melaksanakan kegiatan Sosialisasi di SMP Negeri 3 Kota Pangkalpinang. Jum'at (6/9/2024) 

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Mahasiswa Praktik Profesi Lapangan (PPL), Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI), Institut Agama Islam Negeri Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung (IAIN SAS Babel) melaksanakan kegiatan sosialisasi di SMP Negeri 3 Kota Pangkalpinang. Jum'at, (6/9/2024).

Sosialisasi yang dilakukan ini bertema "Upaya preventif untuk mengurangi kasus pelecehan seksual yang kian marak terjadi".

Acara di buka oleh Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Kota Pangkalpinang, Nurpaleni, S. Pd dan dihadiri oleh seluruh siswa/siswi.

Sherlly okvitaria, S.Sos kepala bidang Pemberdayaan Perlindungan Anak (PPA) mengucapkan terimakasih karena pihak sekolah sudah menerima dengan baik kegiatan sosialisasi tersebut.

Ia berharap siswa SMP Negeri 3 Pangkalpinang bisa mendengarkan materi yang akan disampaikan oleh kakak mahasiswa/mahasiswi.

Dalam sosialisasi tersebut Haris dan Viska yang menjadi narasumber. Sedangkan Arofah selaku koordinator lapangan menambahkan materi.

Menurut Viska  dalam materi ya "Kekerasan seksual ini adalah kekerasan yang berkaitan dengan pemaksaan aktivitas seksual tanpa persetujuan, seperti pemerkosaan, pelecehan seksual, perdagangan atau eksplorasi seksual. Contoh: pelecehan seksual atau perdagangan manusia. 

"Sekarang lagi maraknya  kasus pelecehan yang berujung maut dan yang menjadi pelaku adalah siswa SMP, untuk menghindari hal itu maka penting untuk kakak sampaikan agar adik-adik semua tidak menjadi korban pelecehan seksual".

Sementara itu Haris menambahkan dalam kasus kekerasan terhadap anak terutama anak perempuan harus kita lindungi.

"Sebagai warga negara Indonesia kita berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap perempuan dan anak, untuk itu stop kekerasan yang membahayakan nyawa dan mental manusia," ucap Haris.

Sedangkan Arofah menjelaskan terkait data kasus kekerasan terkasus kekerasan yang terjadi di sekolah.

"Berdasarkan data yang masuk ke kami, di sekolah ini pernah terjadi kekerasan. Maka dari itu, penting bagi anak-anak menjadi pelopor maupun pelapor. Ketika ada ada temannya yang melakukan kekerasan, anak-anak dihimbau melapor kepada gurunya, kata Arofah. (*/E1)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved