Pendampingan Program Promotif dan Preventif Poskestren dalam Upaya Peningkatan Kesehatan Remaja

Pondok pesantren memiliki andil yang sangat besar dalam perjalanan sejarah perjuangan hingga mencetak dan mencerdaskan sumber daya bangsa dan negara

Editor: Hendra
IST
Kegiatan pengabdian masyarakat yang melibatkan para santri dan pengelola ponpes. 

Pendampingan Program Promotif dan Preventif Poskestren dalam Upaya Peningkatan Kesehatan Remaja

Oleh: Adiyati Mardiyah, S.Kep.,Ns., M.Kep 
Ketua Pelaksana Pengabdian Masyarakat, Dosen D3 Keperawatan UBB

Lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan bermutu adil dan merata merupakan tiga pilar Kebijakan Indonesia sehat 2025.

Dalam visi nasional promosi kesehatan termuat  kebijakan nasional promosi kesehatan untuk mendukung upaya peningkatan perilaku sehat.

Pondok pesantren memiliki andil yang sangat besar dalam perjalanan sejarah perjuangan hingga mencetak dan mencerdaskan sumber daya bangsa dan negara. Keberadaan pesantren memiliki posisi sangat strategis dalam pembangunan bangsa. 

Kegiatan pengabdian masyarakat yang melibatkan para santri dan pengelola ponpes.
Kegiatan pengabdian masyarakat yang melibatkan para santri dan pengelola ponpes. (IST)

Dengan melihat potensi tersebut, hal ini menjadi penting dan perhatian serius terhadap upaya pencegahan dan pengendalian berbagai penyakit yang mungkin timbul di kalangan santri di pondok agar berdampak pada peningkatan kesehatan yang optimal dan setinggi-tingginya bagi warga di pesantren.

Hal tersebut  memiliki daya peran yang besar untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas dan tangguh sebagai aset sumber daya manusia pembangunan nasional.

Pemberdayaan masyarakat di Pondok Pesantren merupakan upaya fasilitasi, agar warga pondok pesantren mengenal masalah yang dihadapi, merencanakan dan melakukan upaya pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat sesuai situasi, kondisi dan kebutuhan setempat. 

Beberapa masalah Kesehatan remaja banyak dialami di pondok pesantren antara lain masalah Kesehatan reproduksi dan PHBS.

Pondok pesantren yang sehat tentu saja tidak lepas dari peran dari seluruh warga pesantren itu sendiri baik pengurus, guru/ustadz maupun santri.

Pemberdayaan santri di pondok pesantren sebagai kader kesehatan merupakan salah satu upaya yang bertujuan untuk memfasilitasi santri untuk mengenal masalah yang ada dalam lingkungan pondok pesantren dan melakukan upaya pencegahan serta upaya memanfaatkan potensi sesuai dengan kondisi pondok pesantren.

Upaya-upaya tersebut juga diharapkan untuk menciptakan karakter santri yang dapat menjadi pemimpin dan penggerak masyarakat dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan.

Kegiatan pengabdian Masyarakat yang dilakukan berupa pendampingan program promotive dan prevetif POSKESTREN dalam upaya peningkatan kesehatan.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah: Edukasi PHBS, Edukasi Kesehatan reproduksi, Skrining Penyakit Menular, Pemeriksaan Hepatitis, Pemeriksaan kadar hemoglobin, Pemeriksaan Tanda-tanda vital, Pembentukan kader REKESTREN, Melaksanakan Pelatihan Kepada Kader.

Pembentukan kader yang terdiri dari perwakilan santri, melakukan pelatihan pendampingan, sosialisasi dan demonstrasi terkait PHBS dan Kesehatan Reproduksi.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh tim pengabdian Masyarakat Universitas Bangka Belitung yang terdiri dari dosen jurusan D3 Keperawatan yaitu Adiyati Mardiyah, S.Kep.,Ns,M.Kep, Erna Julianti, M.Kep,Sp.Kep,An, Ummi Maktum, S.Kep.,Ns, M.Bmd, Silvia Mareti, M.Kep,Sp.Kep,Mat, dan Restu Amalia Azmy S.Kep.,Ns,M.Kep. 

Kader yang dibentuk melibatkan para santri dan pengelola ponpes. Para santri yang menjadi kader diberikan pelatihan terkait berbagai pemeriksaan dasar dan penggunaan alat Kesehatan dalam melakukan pemeriksaan Kesehatan.

Kegiatan selanjutnya berupa pemeriksaan Kesehatan kepada seluh santri dan pengelola pondok pesantren.

Pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan di Aula pondok pesantren Assalafiah Nurul Hidayah terdiri dari pemeriksaan tinggi badan, berat badan, pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksaan kadar hemoglobin untuk mengetahui apakah remaja mengalami anemia atau tidak.

Kegiatan dilaksanakan pada hari Jumat-sabtu, 7-8 Juni 2024. Evaluasi kegiatan dilakukan untuk mengetahui keefektifan edukasi terhadap tingkat pengetahuan peserta.

Hasil pengmas ini didapatkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan santri sebelum dan setelah diberikan penyuluhan Kesehatan. (*/E4)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved