Berita Viral
Guru dan Murid di Gorontalo Viral di X, Terungkap Kisah Siswa Yatim Piatu Bernasib Pilu
Kasus video guru dan murid di Gorontalo yang link-nya viral di X (Twitter) hingga telegram telah mengungkap kisah siswa yatim piatu bernasib pilu.
Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: M Zulkodri
BANGKAPOS.COM - Kasus video guru dan murid di Gorontalo yang link-nya viral di X (Twitter) hingga telegram telah mengungkap kisah siswa yatim piatu bernasib pilu.
Ya, murid bernasib pilu yang jadi korban bejat guru tersebut adalah siswi berusia 17 tahun.
Ia merupakan seorang yatim piatu.
Sementara guru bejat di Gorontalo yang menjadi pelakunya guru Bahasa Indonesia berusia 57 tahun.
Korban adalah siswi yang diajar oleh oknum guru sekolah menengah atas tersebut.
Sebelum videonya disorot, siswi tersebut sempat muncul di konten seorang TikTokers asal Gorontalo.
Dalam konten wawancara tersebut, ia mengurai curhatan pilunya saat ditanya soal keluarga.
Sembari tersenyum tegar, ia mengakui kedua orang tuanya sudah meninggal dunia.
"Maaf kebetulan saya yatim piatu. Tapi sebelum mama bapak meninggal pernah bilang (sayang)," kata siswi tersebut.
Diminta mengurai pesan untuk mendiang orang tuanya, ia langsung menangis.
Ia lantas bercerita bahwa ia tidak pernah lepas mendoakan ayah dan ibunya.
"Buat mama papa yang sudah tenang di sana, thank you. Sorry mau nangis," ujarnya sembari mengusap air mata.
"Buat mama papa yang udah tenang di sana, terima kasih untuk yang pernah diberikan selama hidup sama P, Terima kasih, I love you, P tidak mau berhenti berdoa buat papa mama," sambungnya.
Kisah sedih yang disampaikan itu rupanya sejalan dengan hasil penyelidikan pihak kepolisian.
Adapun tangkapan layar video murid dan guru tersebut tersebar di media sosial dan trending seperti di X atau Twitter, Facebook, hingga TikTok.
Postingan bernarasi link video guru dan murid di Gorontalo berdurasi 5 menit 48 detik ini viral tersebar di dood, twitter hingga telegram.
Kejadian itu diduga terjadi di sebuah indekos yang berada di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
Dari cupilkan yang beredar, tampak oknum guru memakai jaket, topi dan celana panjang berwarna hitam.
Sementara sang siswi memakai jilbab atau hijab berwarna putih dan seragam sekolah.
Diketahui kejadian itu terjadi di luar sekolah dan sudah jam pulang sekolah tapi siswa tersebut masih menggunakan seragam sekolah.
Aksi bejat yang dilakukan oknum guru itu telah dilakukan berulang kali hingga sekarang video itu viral.
Diduga tindakan asusila tersebut dilakukan di sebuah kamar kos.
Pemeran wanita mengenakan kemeja mirip batik dan bawahan hitam serta jilbab putih.
Sedangkan pemeran pria masih mengenakan jaket dan sudah tak muda lagi.
Keduanya lalu berciuman dan melakukan tindakan lain.
Siswi itu hanya menuruti arahan dari guru pria di depannya.
Video itu sendiri diduga direkam secara diam-diam.
Dilansir dari sejumlah sumber, pihak keluarga dari siswi itu sudah membuat laporan ke Polres Gorontalo.
Oknum guru tersebut dilaporkan oleh keluarga siswi atas dugaan kasus kekerasan seksual anak di bawah umur.
Hingga kini pihak kepolisian belum memberikan detail kapan video itu direkam dan motifnya.
Sementara itu, siswi tersebut diduga sudah memiliki hubungan dengan sang guru sejak lama 2022.
Namun saat ditanya oleh pihak sekolah, keduanya menepis.
Kini guru yang mengajar Bahasa Indonesia itu untuk sementara ditiadakan jam mengajar.
Bagaimana nasib keduanya?
Guru Bejat Dinonaktifkan
Kepala Sekolah menonaktifkan guru yang videonya bersama seorang siswa tersebar.
"Oknum guru tadi saya sudah mengeluarkan Surat Keterangan (SK) jadwal mengajar saya nonaktifkan, jadi dia sudah tidak ada jadwal mengajar," ujarnya dikutip Tribun-medan.com dari TribunGorontalo.com
Kata ia terkait dengan mutasi guru bukan ranahnya, ia hanya bisa menonaktifkan jam mengajar di sekolah terkait.
"Terkait dengan mutasi bukan ranah kepsek itu ranah kemenag," terangnya.
Sementara itu, Rommy mengatakan soal siswa dirinya telah mengundang pihak keluarga dan akan membantu untuk menyekolahkan di tempat lain.
"Kemudian untuk siswa, saya sudah undang (perwakilan) orang tuanya, saya tanya kalau masih mau sekolah atau tidak kalau masih mau saya akan bantu di tempat lain," terangnya.
Kepsek sendiri sesuai dengan prosedur sekolah telah dikeluarkan karena melanggar tata tertib sekolah yang pernah dirapatkan dengan orang tua siswa.
Ke depan dirinya akan berusaha akan memperketat pengawasan dan birokrasi sekolah agar hal-hal serupa tidak akan terjadi lagi.
"Saya juga ini akan melakukan rapat dengan orang tua, kemudian nanti dengan guru untuk nanti membicarakan soal kejadian baru-baru ini," katanya.
Saat ini oknum guru telah mengambil cuti dan sementara pihak korban telah melapor ke Polres Gorontalo.
Polisi Turun Tangan
Kepolisian Resort (Polres) Gorontalo akan memeriksa oknum guru terkait kasus video asusila, Rabu (25/9/2024).
Sebelumnya, Wakapolres Gorontalo Ryan Hutagalung mengatakan pihaknya telah menerima laporan dari keluarga siswa sekolah di Kabupaten Gorontalo.
"Untuk laporan sudah kita terima dan yang melaporkan paman dari korban, dan sementara dalam proses pemeriksaan saksi-saksi," ujarnya kepada wartawan, Selasa (24/9/2024).
Sementara itu, Penyidik PPA Polres Gorontalo, Brigadir Jabal Nur menerangkan oknum guru dan siswa sudah melakukan hal tak senonoh sejak September 2022.
"Sampai pada tahun 2023, oknum gurunya lebih ekstrem menyentuh siswa," jelasnya.
Tak cukup sampai di situ, kejadian serupa kembali terulang pada Januari 2024 di ruang terduga pelaku.
Terduga pelaku dan korban di bawah umur itu diduga menjalin hubungan asmara.
Diketahui korban tidak memiliki kedua orang tua (yatim piatu). Ia diduga terbuai dengan kasih sayang oknum guru bersangkutan.
"Akhirnya dia merasakan perhatian lebih seperti seorang bapak," tutur Jabal Nur.
Tuai Kecaman
Aktivis perempuan Gorontalo mengecam penyebaran video asusila di media sosial.
Pasalnya, pemeran dalam kasus ini adalah anak di bawah umur.
Aktivis Perempuan Gorontalo, Asri Nadjmudin, menyebut video anak di bawah umur tidak pantas disebarluaskan. Apalagi wajahnya terlihat jelas.
"Ini sudah beredar banyak sekali, dan hingga sampai hari ini yang berwewenang belum ada rilis apa-apa. Orang melihat ini kasus asusila biasa," kata Asri saat dihubungi TribunGorontalo.com via panggilan telepon pada Selasa (24/9/2024) malam.
Ia pun mengajak semua pihak berempati terhadap anak di bawah umur.
"Ini siswa padahal masuk kategori anak, jadi ini bukan lagi kasus biasa," tuturnya.
Asri menekankan lembaga pendidikan wajib melakukan perlindungan terhadap anak.
Olehnya itu, ia mengaku tidak setuju jika pihak sekolah mengeluarkan siswa yang tersandung kasus asusila.
Menurutnya, keputusan mengeluarkan siswa bukanlah solusi. Justru membuat sang anak makin tertekan.
Terlebih pelaku lainnya merupakan guru sekolah.
"Memang sekolah punya wewenang mengeluarkan tapi jangan dulu mengeluarkan siswa. Ini yang akan dijaga apa, nama baik sekolah atau apa?" ungkapnya.
Ia juga meminta masyarakat bijak menggunakan media sosial.
Begitu pun orang tua wajib perhatian terhadap anak.
"Anak harus diajarkan tentang batasan dalam bersosialisasi dengan orang lain. Sampaikan padanya bahwa tidak boleh ada orang lain yang menyentuh tubuh dan alat kelaminnya.
"Bila ia mengalami hal tidak menyenangkan dari orang dewasa, seperti mendengar lelucon seksual atau dipaksa menonton pornografi, dorong ia untuk memberitahukannya pada Anda," paparnya.
Dewasa ini, kata Asri, banyak anak di bawah umur tidak menyadari tanda-tanda kekerasan seksual (child grooming).
Jika anak-anak diajarkan berbicara terbuka kepada orang tua, pergaulan mereka bisa lebih mudah dijaga.
"Banyak anak yang tidak sadar kalau mereka telah menjadi korban child grooming. Jadi, bila ia berani menceritakan kejadian yang menimpanya, dan hal tersebut mengarah ke child grooming, hadapilah dengan tenang dan bijak," pungkasnya.
(Bangkapos.com/Tribun-Medan.com/Serambinews.com/ Fitri Wahyuni/ Dedy Q)
Jejak Kriminal Dwi Hartono, Pemalsuan Ijazah hingga Otak Pembunuhan Ilham Kacab Bank, Ini Profilnya |
![]() |
---|
Terungkap Alasan Bripda MA Lempar Helm ke Pelajar Terjatuh dan Koma, Sebut Karena Refleks |
![]() |
---|
Sosok RS Pengintai Ilham Kacab Bank Sebelum Tewas Dibunuh, Siapkan Tim IT, Pantau Aktivitas Korban |
![]() |
---|
Respons Ridwan Kamil, Lisa Mariana Minta Tes DNA Ulang di Singapura: 1.000 Persen Hasilnya Sama |
![]() |
---|
Jejak Kasus Bripda MA, Polisi Lempar Helm ke Pelajar Terjatuh dan Koma, Begini Nasibnya Sekarang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.