Tribunners
Pentingnya Edukasi Digital Ethics agar Adab Tetap Eksis
Adab dalam bermedia sosial merupakan aturan atau etika yang harus dipatuhi oleh para pengguna media sosial
Oleh: Suwarno Dwipa Putera, S.Kom. - Guru Informatika SMAN 1 Riau Silip
BERBAGAI macam kecerdasan buatan dan sistem pakar menyerupai cara kerja manusia kini makin canggih. Sesuatu berita besar lekas menyebar ketika alat teknologi terus di-update mengikuti kebutuhan manusia dan mengikuti perkembangan zaman.
Namun, ada satu hal yang lupa di-update oleh manusia, yaitu satu hal budaya atau tradisi turun-temurun yang bernama adab. Perkembangan teknologi yang begitu signifikan berarti bagi perkembangan ekonomi manusia, tetapi berdampak negatif pada adab manusianya yang makin menurun.
Adab bukan hanya cara bersikap dari yang muda kepada orang tua atau sesama teman sebaya. Tetapi adab juga tentang cara berinteraksi. Adab yang baik perlu diterapkan dalam interaksi bermedia sosial. Tidak salah jika ada pepatah mengatakan adab dulu baru ilmu. Karena ketika kita lahir yang diajarkan orang tua adalah adab terlebih dahulu sebelum kita beranjak untuk menuntut ilmu.
Apakah pola orang tua sekarang masih seperti itu atau ketika lahir anak langsung dibekali dengan ilmu? Adab merupakan landasan utama dalam kehidupan bermasyarakat, baik dalam dunia nyata maupun dunia digital. Harus dibangun pikiran yang positif untuk menjunjung tinggi nilai adab dalam bermasyarakat nyata maupun masyarakat digital.
Ada yang berpendapat, beradab sering dianggap ketinggalan zaman, atau tidak mengikuti perkembangan teknologi dianggap ketinggalan zaman. Lantas disebut apa orang yang tidak beradab tetapi ahli dalam teknologi?
Adab dan teknologi adalah hal yang sama pentingnya pada era saat ini. Saat ini kita sudah memasuki era digital. Informasi lebih cepat dan mudah didapat serta disebarluaskan melalui sebuah teknologi digital.
Teknologi digital menjadi kebutuhan primer banyak orang. Manfaat yang dirasakan dalam kemajuan teknologi Informasi tidak hanya dirasakan oleh kaum tertentu saja, namun semua kalangan, baik orang dewasa, remaja, dan anak-anak. Bahkan Indonesia merupakan negara dengan pengguna media sosial terbesar keempat di dunia dengan pengguna mencapai sebesar 167 juta.
Akan tetapi dari jutaan pengguna media digital, banyak yang belum bisa bijak dalam bermedia sosial. Adab penduduk kita masih sangat minim di era teknologi digital ini. Ini terjadi karena pengguna media digital memiliki berbagai karakteristik yang berbeda-beda dengan kematangan berpikir yang rendah. Tidak hanya pengguna saja namun para kreator konten juga terkadang lupa mengedepankan adab dalam memberi tontonan. Sementara itu, mereka menjadi tontonan bagi sebagian penggemarnya.
Komunikasi dalam media sosial lebih banyak dampak buruknya karena diliputi berbagai konflik antarpengguna. Timbulnya ujaran kebencian dan ketidakberadabnya para pengguna. Dari sepotong judul tanpa membaca sepenuhnya atau hanya melihat sepotong video, para pengguna banyak yang terpancing tanpa melihat kebenarannya. Padahal untuk memulai berekspresi, pengguna telah diberikan petunjuk dan aturan bermedia.
Adab dalam bermedia sosial merupakan aturan atau etika yang harus dipatuhi oleh para pengguna media sosial. Adab bermedia sosial bertujuan agar tidak ada tindakan semena-mena yang terjadi saat berselancar di media sosial. Dengan demikian, risiko seperti ujaran kebencian, hoaks, dan dampak lainnya minim terjadi.
Untuk mewujudkan agar adab tetap dijunjung tinggi dalam bermedia digital adalah dengan memberikan edukasi tentang digital ethics. Digital ethics atau etika digital merupakan seperangkat nilai, norma, dan prinsip yang mengatur perilaku manusia dalam penggunaan media digital. Etika ini mengatur bagaimana cara berkomunikasi, berbagi informasi, mengunggah konten dan perlindungan data pribadi.
Digital ethics bukan dibuat sekadar tata cara dalam bermedia digital saja, ada nilai–nilai dan norma dalam bermedia yang harus dijunjung tinggi. Generasi digital perlu diberikan edukasi mengenai adab melalui digital ethics. Dengan diterapkannya digital ethics yang baik, maka segala bentuk hoaks, perundungan, rasis, kata-kata hinaan akan berkurang.
Pada prinsipnya, cara kerja digital ethics akan efektif bila tercipta keinginan dari diri pengguna. Artinya etika dalam bermedsos ini harus didasari kesadaran penuh dari para kalangan pengguna media digital. Terutama para pembuat konten digital, penonton, ataupun penggemar media digital.
Dalam hal ini peran pemerintah, melalui kominfo, dinas sosial, Kemendikbudristek, Badan Bahasa, serta pihak berwenang lainnya, sangat diharapkan dapat bersinergi mengedukasi. Semua lapisan perlu dilibatkan dalam edukasi digital ethics. Aksi nyata secepatnya perlu dilakukan demi mewujudkan kesadaran bagi warga tentang standar keamanan bermedia digital.
Memang perlu proses, dan jangan selalu protes bila terkendala. Kita akses cepat biar sukses. Hal ini berguna dalam mewujudkan keharmonisan bagi setiap warga digital. Ada yang bilang, tidak semua bunga berkembang bersama. Tetapi untuk adab dan media digital harus senada seirama biar berfaedah. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.