Breaking News

Berita Viral

Bahaya Cyproheptadine dan Dexamethasone, Obat yang Dicekoki Baby Sitter di Surabaya ke Anak Asuhnya

usai dicekoki obat Cyproheptadine dan Dexamethasone, sang bayi mengalami masalah pada kesehatannya.

hellosehat.com
Bahaya Cyproheptadine dan Dexamethasone, Obat yang Dicekoki Baby Sitter di Surabaya ke Anak Asuhnya 

BANGKAPOS.OM- Apa itu Cyproheptadine dan Dexamethasone, obat yang dicekoki baby sitter di Surabaya berinisial NB (36) kepada bayi asuhnya.

Betapa tidak, usai dicekoki kedua obat tersebut, sang bayi mengalami masalah pada kesehatannya.

Sontak masyarakat yang penasaran dengan obat Cyproheptadine dan Dexamethasone tersebut.

Perlu diingat dan dicatat, bahwa kedua obat ini harus digunakan menggunakan resep dokter.

Sebab, jika tidak digunakan dengan resep dokter, dikhawatirkan menimbulkan dampak serius bagi kesehatan.

Lantas, apa sih Cyproheptadine dan Dexamethasone itu? Mari simak ulasannya.

Cyproheptadine

Dikutip dari laman Alodokter, Cyproheptadine adalah obat untuk meredakan gejala alergi, seperti bersin-bersin, mata berair, pilek, biduran, atau gatal-gatal pada kulit.

Cyproheptadine juga bisa digunakan untuk mengatasi sakit kepala jenis tertentu, seperti migrain.

Cyproheptadine merupakan obat antihistamin generasi pertama.

Obat ini bekerja menghambat efek histamin, yaitu zat yang menyebabkan munculnya gejala alergi saat seseorang terpapar senyawa pemicu alergi (alergen).

Ketika kerja histamin terhambat, gejala alergi akan mereda.

Perlu diingat, bahwa Cyproheptadine tidak dapat menyembuhkan alergi, tetapi hanya meredakan gejalanya.

Cara terbaik mencegah munculnya gejala alergi adalah dengan menghindari zat atau bahan yang menjadi pemicunya.

Selain meredakan gejala alergi, Cyproheptadine juga bisa digunakan sebagai obat migrain.

Dalam mengatasi migrain, cyproheptadine bekerja menghambat aktivitas serotonin di otak.

Perubahan kadar serotonin diduga berperan dalam proses munculnya nyeri kepala sebelah.

Dexamethasone

Dexamethasone adalah obat golongan streroid yang berfungsi untuk mengatasi peradangan di dalam tubuh dan gejala alergi.

Obat ini tidak digunakan untuk menambah nafsu makan.

Obat ini merupakan golongan obat keras yang tidak dianjurkan untuk digunakan jika tanpa anjuran dokter.

Penggunaan dexamethasone dalam jangka lama dapat menyebabkan sejumlah efek samping seperti mudah terserang infeksi karena sistem kekebalan tubuh menjadi rendah, berat badan meningkat, osteoporosis, pembengkakan wajah (moon face), pembengkakan pada kaki, sulit tidur, dan gangguan hormon.

Adanya gangguan hormon dapat menyebabkan terjadinya ganguan menstruasi dan dapat menyebabkan Anda menjadi sulit mengetahui masa subur Anda yang pada akhirnya dapat mengganggu program kehamilan Anda.

Oleh karena itu, sebaiknya Anda tidak menggunakan obat ini tanpa indikasi medis yang jelas dan tanpa anjuran dokter.

Penjelasan dokter farmasi

Dosen Farmasi Universitas Surabaya (Ubaya), Steven Victoria Halim SFarm MFarm Apt menjelaskan kedua jenis tersebut tergolong obat keras yang pemakaiannya harus berdasarkan resep dokter.

Sehingga pemakaian pada bayi dengan jangka waktu hingga satu tahun pastinya memberikan efek samping serius

"Konsultasi dengan dokter perlu segera dilakukan untuk mengatasi gejala yang sudah muncul,"ungkapnya, Senin (14/10/2024).

Dijelaskannya, Deksametason merupakan obat golongan kortikosteroid, secara umum obat ini digunakan untuk mengatasi peradangan akibat infeksi seperti meningitis bakteri, penyakit autoimune rheumathoid arthritis, serangan asma, dan dapat digunakan sebagai penunjang untuk mengatasi mual dan muntah pada pasien yang menjalani kemoterapi.

Sementara Cyproheptadine merupakan obat golongan antihistamin generasi pertama yang banyak digunakan untuk mengatasi reaksi alergi.

"Selain itu, obat ini memiliki indikasi diluar label (offlabel) untuk meningkatkan nafsu makan pada anak walaupun data yang tersedia masih terbatas,"ungkapnya.

Kedua jenis obat tersebut memiliki efek jika digunakan dalam jangka waktu panjang.

Dalam hal ini, untuk deksametason jika penggunaannya lebih dari 14 hari dapat menyebabkan penekanan sistem imunitas tubuh, mengganggu pertumbuhan pada anak-anak, meningkatkan gula darah dan tekanan darah, menyebabkan gangguan tulang (osteoporosis) dan gangguan pencernaan (gastritis, perdarahan saluran cerna).

Bahkan hingga hambatan untuk pengeluaran cairan dari dalam tubuh sehingga terjadi pembengkakan pada wajah (moon face)

Sementara untuk Cyproheptadine, karena obat ini juga dapat berikatan dengan salah satu reseptor di dalam tubuh yang disebut sebagai antikolinergik, efek samping yang dapat muncul akibat penggunaan obat ini adalah mulut kering, mata kabur, konstipasi dan lainnya.

"Besarnya efek atau dampak klinis penyalahgunaan kedua obat tersebut di atas ditentukan oleh dosis yang digunakan dan interval penggunaan, serta durasi penggunaan obat tersebut,"ujarnya.

Untuk lepas dan pulih dari pemakaian jangka panjang dua obat ini, harus segera menghentikan penggunaan kedua obat ini.

"Untuk dexametasone, penghentian obat untuk mengatasi efek samping setelah penggunaan jangka panjang umumnya membutuhkan pendekatan dengan menurunkan dosis secara bertahap (tappering down) dengan pengawasan tenaga kesehatan,"lanjutnya.

Tappering down dilakukan sebagai upaya untuk mencegah terjadinya efek yang tidak dikehendaki akibat penghentian obat secara mendadak (withdrawal effect).

(Bangkapos.com/Tribun Medan/Tribun Jatim)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved