Berita Viral

Guru BK Buat Konten Tak Mau Tegur Siswa Karena Takut Dipenjara Viral, Netizen: Setuju

Berjalan selangkah lagi, Guru BK tersebut mendapati anak muridnya bertengkar tapi tak menggubrisnya. Lalu ada anak muridnya yang pacaran di sekolah, t

|
Penulis: Agis Priyani | Editor: Evan Saputra
Tribunnews
Konten Guru BK Buat Konten Tak Mau Tegur Siswa Karena Takut di Penjara Viral, Netizen: Setuju 

BANGKAPOS.COM - Maraknya pelaporan terhadap guru membuat seorang guru Bimbingan Konseling (BK) membuat video sarkasme sindiran tentang menasehati siswa.

Sebelumnya, kasus guru supriyani yang dilaporkan lantaran dituduh menganiaya anak seorang polisi. 

Supriyani sempat ditahan di Lapas Kendari sejak 12 Oktober 2024.

Namun dia sudah keluar dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kendari pada Selasa (22/10/2024).

Hal itulah yang membuat sebagian guru membuat video parodi tak ingin menegur siswa karena takut  di penjara. 

Salah satunya seperti yang diunggah oleh akun TikTok @mutiauti42.

Dalam video terlihat Ia menunjukkan video parodi saat lewat di tengah-tengah muridnya yang melanggar aturan sekolah, tapi tak menegur karena takut dilaporkan balik.

"Pov Guru BK nggak mau menasehati siswa dan siswinya karena takut di penjara," keterangan di video yang tertulis, diunggah ulang akun mood.jakarta dari video aslinya di TikTok @mutiauti42 pada Selasa, 30 Oktober 2024.

Tampak Guru BK tersebut berjalan di lorong sekolah dan melihat dua orang siswi saling menjambak tapi tak menegurnya. Kemudian ada siswa yang duduk dengan pakaian tidak rapi dan baju dikeluarkan, tapi juga enggan ditegurnya.

Berjalan selangkah lagi, Guru BK tersebut mendapati anak muridnya bertengkar tapi tak menggubrisnya. Lalu ada anak muridnya yang pacaran di sekolah, tapi juga tak dinasehati.

Guru BK tersebut hanya melihat saja dan mengangguk-angguk, seolah hanya jadi penonton atas kenakalan siswa-siswi di sekolah.

Konten viral ini pun menuai beragam tanggapan warganet. "Mantap mantap lanjutkan buk. orangtua di luar sana moga-moga sadar, jangan dikit-dikit lapor," tulis seorang warganet.

"Kalo udaj gini, harusnya bukan pejabatnya lagi yang diprotes, tapi para orangtua yang "mungkin" salah dalam pola asuh anak," tulis yang lain. "Malah enak ya bu kerjanya jd lbh ringan☺️," seloroh yang lain.

"Setuju bu guru… sejatinya pendidikan itu sinergi ortu-guru-siswa. Kalo ortu cuma mau terima beres… ya wassalam," komentar warganet.

Pak Marsono Guru SD di Wonosobo Dilaporkan Karena Lerai Murid

Kasus guru dilaporkan ke polisi atas dugaan kekerasan terhadap murid kembali viral, kali ini menimpa guru SD di Wonosobo, Jawa Tengah, bernama Marsono.

Setelah kasus guru honorer Supriyani di Konawe Selatan viral, kini muncul lagi kasus serupa di Wonosobo, Jawa Tengah.

Kali ini, guru yang terlibat adalah guru olahraga SDN 1 Wonosobo bernama Marsono.

Di media sosial, bertebaran cerita dan tagar #justiceforpakson.

Marsono dilaporkan ke polisi atas dugaan kekerasan terhadap murid kelas 3 berinisial E (10) ketika melerai pertengkaran di sekolah oleh orang tua murid.

Bahkan, muncul juga dugaan uang kerugian kepada Marsono sebesar Rp70 juta.

Berdasarkan penuturan Marsono, peristiwa ini terjadi dalam perjalanan dari SDN 1 Wonosobo menuju Alun-alun Wonosobo pada Kamis (5/9/2024).

Kala itu, Marsono tengah membawa murid-muridnya untuk melaksanakan kegiatan belajar di Alun-alun Wonosobo.

"Di tengah perjalanan, ada siswa yang sedang merebut bolanya anak putri. Di situ sampai sikut-sikutan dan jerit-jeritan," kata Marsono, dikutip dari YouTube Lintas Topik, Selasa (29/10/2024).

Melihat hal itu, Marsono pun menegur murid yang merebut bola itu hingga melepaskan bolanya.

"Kemudian, yang lain menyoraki. Si E malah kelihatan emosi, mau masang badan gitu," tutur Marsono.

Menghindari L melakukan pemukulan terhadap teman-temannya, Marsono pun mengaku menarik pundak muridnya itu.

"Reflek saya tarik pundaknya ke belakang agar tidak jadi mukul yang lainnya," kata dia.

Setelah itu, Marsono pun menegur E agar tidak berbuat nakal terhadap temannya yang lain.

"Saya tarik ke belakang, lalu saya ingatkan 'ndak usah nakali temenne, kalau nakali temenne mending balik ke kelas enggak usah ikut olahraga,'" tutur Marsono.

Kemudian, murid yang bersangkutan pun pulang lagi ke sekolah.

Sementara, Marsono mengabari wali kelas E agar bisa memberikan pantauan di sekolah.

Satu hari setelah peristiwa itu, Jumat (6/9/2024), orang tua E yang berinisial AS mendatangi sekolah.

AS mengatakan bahwa anaknya itu dipukul oleh Marsono.

Sementara, Marsono tidak pernah merasa memukul E ketika memberikan teguran tersebut.

"Bilangnya gitu, dipukul mukanya," ucap Marsono.

Kemudian, Marsono pun menjelaskan perisitwa yang sebenarnya terjadi kepada AS.

Kendati demikian, AS tetap tidak terima.

Marsono pun sempat hendak mengajak AS untuk mendatangi ruang kelas agar menanyakan langsung kepada para murid.

Namun, AS menolak karena curiga bahwa anak-anak murid telah berkompromi dengan sekolah.

"Saya disuruh mengakui, membuat surat pertanyaan juga yang intinya memukul. Tetapi, kami tidak mau membuat itu, karena memang tidak melakukan," ujar Marsono.

(Bangkapos.com/Tribun-Jabar)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved