Profil Tokoh

Aguan, Konglomerat 9 Naga yang Nasibnya Berubah Setelah Banting Tulang Bekerja di Toko Kelontong

Aguan yang nama asli Guo Zaiyuan, merupakan pemilik dan pendiri dari salah satu konglomerasi properti terbesar di Indonesia, Agung Sedayu Group.

|
Editor: fitriadi
Istimewa
Aguan, konglomerat pendiri Agung Sedayu Group saat meninjau Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim). 

BANGKAPOS.COM - Sugianto Kusuma, yang lebih dikenal dengan nama Aguan adalah seorang konglomerat Indonesia.

Aguan yang nama asli Guo Zaiyuan, merupakan pemilik dan pendiri dari salah satu konglomerasi properti terbesar di Indonesia, Agung Sedayu Group.

Agung Sedayu Group membawahi sejumlah anak perusahaan yang bergerak di bidang properti dengan beberapa lini bisnis.

Perusahaan milik Aguan dilibatkan dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.

Sebagai konglomerat, Aguan tentu saja memiliki harta kekayaan triliunan rupiah.

Dalam deretan pengusaha terkaya Indonesia, nama Aguan sering disebut masuk dalam kelompok 9 Naga.

9 Naga adalah istilah yang muncul pada masa Orde Baru di era Presiden Soeharto.

Nama 9 Naga merujuk pada sekelompok pengusaha keturunan Tionghoa berpengaruh di Indonesia, terutama yang memiliki hubungan dekat dengan pemerintahan Orde Baru.

Istilah ini sering dikaitkan dengan kekuatan ekonomi dan politik yang besar, meskipun keanggotaan kelompok ini tidak pernah dikonfirmasi secara resmi.

Profil dan Bisnis Aguan

Melansir Wikipedia, Aguan lahir di Palembang pada 10 Januari 1951. Seperti orang Tionghoa pada umumnya, keluarganya tinggal dari daerah ke daerah.

Dia tercatat pernah tinggal di Palembang dan sekolah di Sekolah Menengah Tionghoa Jugang Zhongxue, sebelum akhirnya pindah ke Jakarta pada 1965.

Sejak muda, Aguan telah menunjukkan ketertarikan dalam dunia bisnis dan kewirausahaan. 
Aguan di usia mudanya adalah sosok yang dikenal cerdas dan mudah bergaul dengan banyak orang bahkan yang usianya terpaut jauh darinya.

Pada tahun 1965, Aguan memilih merantau ke Jakarta dan mulai bekerja di salah satu toko kelontong di kawasan Mangga Dua, Jakarta Utara.

Aguan kemudian menjadi penjaga gudang dan pembantu di kantor perusahaan impor.

Halaman
1234
Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved