Berita Viral
Guru Viral di Medan yang Hukum Siswa Duduk di Lantai Karena Tak Bayar SPP Dilaporkan ke Polisi
Kamelia, ibu dari siswa SD yang dihukum belajar di lantai karena tunggak SPP, melaporkan guru yang menghukum anaknya, Hariati, ke Mapolrestabes Medan.
Penulis: Agis Priyani | Editor: Evan Saputra
BANGKAPOS.COM - Guru viral di Medan hukum siswa belajar di lantai gegara tak bayar uang SPP kini dilaporkan ke polisi.
Kamelia, ibu dari siswa SD yang dihukum belajar di lantai karena tunggak SPP, melaporkan guru yang menghukum anaknya, Hariati, ke Mapolrestabes Medan.
Kasus MI (10), murid SD yang dihukum duduk di lantai karena menunggak uang sekolah atau Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) kini dibawa ke ranah hukum.
Kepala Polrestabes Medan Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan, Kamelia membuat laporan itu pada Selasa (14/1/2025).
Hal itu ditandai dengan laporan nomor: LP/B/132/I/2025/SPKT/Polrestabes Medan/Polda Sumut.
"Laporannya terkait dugaan kekerasan terhadap anak. Terlapor guru yang menghukum korban duduk di lantai," kata Gidion kepada Kompas.com saat dihubungi melalui saluran telepon pada Rabu (15/1/2025).
Di dalam laporan itu, Kamelia menyampaikan, mulanya mendapati cerita anaknya, MA, malu datang ke sekolah pada Rabu (8/1/2025) pagi.
Sebab, MA dihukum oleh terlapor untuk duduk di lantai saat proses belajar karena belum mengambil rapor dan membayar SPP sejak Senin (6/1/2025).
Sekitar pukul 10.00 WIB, Kamelia datang ke sekolah anaknya, yakni sekolah milik Yayasan Abdi Sukma, di Kota Medan.
Dia ingin memeriksa apakah apa yang disampaikan anaknya benar atau tidak. Setibanya di lokasi, Kamelia melihat MA memang duduk di lantai ruang kelas 4 SD saat jam pelajaran.
Kamelia mengaku sempat mempertanyakan hal itu kepada Hariati. Hariati menyampaikan bahwa siswa yang tidak membayar SPP dan belum menerima rapor tidak dibenarkan mengikuti pelajaran.
Atas kejadian itu, Kamelia membuat laporan ke Mapolrestabes Medan.
Pengakuan Hariati Guru Viral di Medan
Hariati, guru SD Yayasan Abdi Sukma Kota Medan, Sumatra Utara mengatakan sama sekali tidak menzalimi muridnya, MI (10).
Haryati begitu yakin dengan tindakannya dan mengutarakannya saat bertemu dengan Komisi II DPRD Kota Medan.
"Tujuan saya, tidak ada niat menzalimi anak," ujarnya, Senin (13/1/2025).
Haryati sudah menimbang-nimbang hukuman yang diberikan kepada MI ketika tetap masuk kelas meski uang SPP menunggak tiga bulan.
Ia sempat berpikir bahwa tidak mungkin menghukum MI dengan menyuruhnya pulang lantaran dia masih kecil.
"Dia masih kecil, perjalanan ke rumahnya pun jauh. Saya berpikir nanti kecelakaan, saya yang disalahkan, sekolah juga yang disalahkan," jelasnya.
Haryati juga tidak menghukum MI dengan berdiri di kelas karena khawatir dengan kondisi fisiknya.
"(Kalau) Kemudian saya berdirikan, nanti akhirnya anak itu pingsan jatuh, saya juga yang disalahkan," katanya.
Ia akhirnya memilih menghukum MI dengan menyuruhnya belajar di lantai selama Haryati mengajar.
"Dia kan nyaman duduk di bawah sambil mendengarkan saya mengajar," katanya.
Haryati mengaku selain MI, ada dua siswa lainnya yang dihukum karena belum membayar SPP.
Dua siswa akhirnya tidak masuk sekolah sementara MI tetap bersekolah tetapi dihukum belajar di lantai.
Hingga kini, sang guru pun masih ogah meminta maaf kepada MI dan ibunya, Kamelia.
Baru pihak yayasan yang meminta maaf.
"Belum ada sama sekali minta maaf. Ya mungkin malu atau apa, enggak masalah. Dia tetap bersikeras terhadap peraturan yang dia buat, padahal peraturan inisiatif dia pribadi," ujar Kamelia.
Sebelumnya diberitakan, viral seorang guru bernama Haryati menghukum muridnya berinisial MI dengan duduk di lantai sekolah di Kota Medan.
Hal itu dipicu karena orang tua murid tersebut tak mampu membayar sumbangan pembinaan pendidikan atau SPP di sekolah tersebut.
Peristiwa itu terjadi di Sekolah Dasar Abdi Kusuma.
(Bangkapos.com/Kompas.com/Tribunnews.com)
Kasus vs Sahara Tak Berkesudahan, Yai Mim Akhirnya Mau Pindah, Merasa Diusir Warga |
![]() |
---|
Fakta Sebenarnya Mbah Tarman Nikahi Gadis Pacitan Pakai Mahar Cek Rp3 M hingga Diduga Kabur |
![]() |
---|
Mbah Tarman yang Disebut Kabur & Penipu Usai Viral Mahar Rp3 M Dibela Mertuanya di Pacitan : Hoax |
![]() |
---|
Sosok Tarman Kakek dari Wonogiri, Beri Mahar Sheila Gadis Pacitan Rp3 M Lalu Disebut Penipu & Kabur |
![]() |
---|
Sosok Lechumanan, Pengacara Silfester Matutina Sebut Kliennya Tak Menghilang: Ada di Jakarta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.