Inilah Pembantu Prabowo yang Kontroversial Sebelum 100 Hari Kerja: Ada Gus Miftah dan Raffi Ahmad

Belum 100 hari masa kerja, sejumlah pembantu Presiden Prabowo sudah berbuat kontroversi, mereka mulai dari menteri hingga utusan khusus.

KOMPAS.com / IRFAN KAMIL
Pesiden Prabowo Subianto saat pidato dalam acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2025-2029 di Gedung Bappenas, Jakarta, Senin (30/12/2024). Pada kesempatan itu Prabowo meminta agar vonis dari majelis hakim untuk koruptor ratusan triliun tidak terlalu ringan. 

Keterangan itu dikirimkan asistennya ke kalangan wartawan, Sabtu (11/1/2025).

Raffi Ahmad menjelaskan pada saat kejadian dirinya tidak berada di dalam mobil tersebut karena kendaraan tesebut sedang dalam perjalanan menjemputnya.

Mobil dinas itu sebelumnya mengambil beberapa berkas penting sebelum melanjutkan ke rapat berikutnya.

"Bahwa benar adanya mobil tersebut kendaraan yang saya gunakan."

"Namun pada saat kejadian, saya sedang tidak berada di dalam mobil karena pada saat itu mobil berpelat RI 36 sedang dalam posisi menjemput saya untuk menuju agenda rapat selanjutnya," kata Raffi.

Sebagai pengguna mobil berpelat RI 36, Raffi Ahmad menjelaskan kronologi kejadian yang sebenarnya setelah melakukan klarifikasi kepada seluruh jajaran tim patwal yang mengawal dirinya.

Kronologi kejadian yang sebenarnya di depan rangkaian, terdapat taksi Alphard berwarna hitam di mana di depan taksi tersebut ada truk berhenti, sehingga taksi mengambil jalur sebelah kanan dan hampir menyerempet mobil di jalur tersebut.

Pengemudi taksi dan mobil tersebut kemudian membuka jendela dan saling adu argumen.

Petugas patwal yang melihat hal tersebut, khawatir akan menimbulkan kemacetan karena lalu lintas yang sedang lumayan padat, langsung menegur pengemudi taksi dengan mengatakan, “Sudah, Maju pak” dengan gestur yang terlihat di video.

Terkait hal ini, lagi-lagi pihak Istana melalui Seskab, Mayor Teddy Indra Wijaya memberikan teguran.

Namun, ia enggan merinci identitas pejabat negara yang memakai mobil berpelat RI-36 tersebut.

"Sudah, sudah kita tegur," ujar Teddy, Sabtu (11/1/2025).

4. Satryo Soemantri Brodjonegoro

Viral Rekaman Suara Diduga Satryo Bentak Pegawai, Ini 3 Bantahan Menteri Satryo
Viral Rekaman Suara Diduga Satryo Bentak Pegawai, Ini 3 Bantahan Menteri Satryo (Kolase Tribunnews.com)

Terbaru, Mendiktisaintek, Satryo Soemantri Brodjonegoro, didemo pegawainya di Kementerian Saintekdikti, Senin (20/1/2025).

Demo tersebut digelar untuk mengecam dugaan pemecatan pegawai kementerian. 

Dalam aksi tersebut, para pegawai menggunakan pakaian berwarna hitam dan membentangkan spanduk protes yang ditujukan Satryo Soemantri.

"Institusi Negara Bukan Perusahaan Pribadi Satryo dan Istri," tulis spanduk aksi tersebut.

Neni Herlina, pegawai Kemendiktisaintek ungkap pengakuan dipecat Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro dengan cara tidak sesuai prosedur.

Ketua Paguyuban Pegawai Ditjen Dikti, Suwitno mengatakan selama ini prosedur mutasi jabatan di Kemendiktisaintek dilakukan secara tidak sesuai prosedur.

"Perubahan kementerian kalau soal pergantian jabatan pimpinan itu hal yang biasa. Tapi dengan cara-cara yang tidak elegan, cara-cara tidak fair, cara-cara juga tidak sesuai prosedur," ujar Suwitno.

Seorang ASN Kementerian Saintekdikti yang dipecat yaitu Neni Herlina mengungkapkan, pemecatannya itu dilakukan secara tidak etis.

Pemecatan tersebut diduga akibat persoalan pergantian meja kerja di ruangan Satryo.

Neni menyebut pejabat eselon I juga menjadi korban pemecatan Satryo. Dia adalah Abdul Haris yang sempat menjabat sebagai Dirjen Kemendiktisaintek.

Isu lain yang dibawa para pegawai Kementerian Saintekdikti adalah perilaku Satryo yang sempat menganiaya pegawai vendor yang bekerja sama dengan Kemendiktisaintek.

Satryo pun telah buka suara terkait aksi demo para pegawainya di Kemendiktisaintek.

Menurutnya, aksi tersebut dipicu masalah mutasi yang ada di Kemendiktisaintek.

Mengingat Satryo memiliki kebijakan untuk melakukan mutasi dan rotasi besar-besaran pada pegawainya.

Satryo mengungkap, mutasi ini dilakukannya karena ingin membenahi Kemendiktisaintek sesuai dengan anjuran Presiden Prabowo Subianto untuk menghemat anggaran pemerintah.

Ia menilai, kebijakan mutasi besar-besaran yang diambilnya ini membuat beberapa pihak tidak berkenan.

Sehingga berujung pada aksi demo yang dilakukan pegawai Kemendiktisaintek hari ini.

"Kita ingin membenahi. Pak Presiden mengatakan harus hemat dengan anggaran pemerintah. Ada mutasi cukup besar dan karena memang ada pihak-pihak yang tidak berkenan dimutasi," kata Satryo.

Lebih lanjut, dia juga membantah adanya tuduhan bahwa dirinya menampar pegawainya.

Dia mengatakan aksi penamparan pada pegawai Kemendiktisaintek ini tak ada sama sekali.

"Penamparan? Tidak ada sama sekali," tegas Satryo

(Bangkapos.com/Tribun Jabar/Tribunnews)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved