Berita Vira

Sosok Tris Rizky WNI Asal Palembang Tewas Kecelakaan, Sempat Telepon Ibu Tunjukkan Slip Gaji

Terungkap sehari sebelum tewas kecelakaan kerja di Jepang, ternyataTris sempat menghubungi ibunya lewat video call.

Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: fitriadi
Tribun Sumsel/Rachmad Kurniawan
WNI TEWAS DI JEPANG - Kolase foto Tris Rizky dan Cik Ima (55) ibu kandung Tris Rizki Akbar Reformansyah, saat ditemui di kediamannya di Kelurahan Silaberanti, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang. Rabu (29/1/2025). Tris Rizky Akbar Reformansyah, WNI asal Palembang tewas kecelakaan kerja di Jepang pada Senin (27/1/2025). 

Hal ini diungkapkan oleh kakak sulungnya, Herci (34), saat ditemui di rumah duka di Jalan Silaberanti, Kelurahan Silaberanti, Rabu (29/1/2025).

"Almarhum ini pikirannya selalu positif, walaupun ada orang yang menjelekkan dia misalnya, Rizky selalu berpikir positif dengan melihat dari sudut pandang lain," ujar Herci.

 Rizky juga dikenal sebagai sosok yang mudah bergaul dan memiliki banyak teman.

Hal ini terbukti dari banyaknya teman yang sering berkunjung ke rumahnya semasa hidup. Rizky juga aktif mengikuti komunitas cosplay.

"Banyak teman dia yang sering main ke sini ada yang dari komunitas, sesama LPK, dan teman kerjanya," kata Herci.

Jenazah Tris Rizky rencananya akan dimakamkan di sebelah makam sang ayah di TPU Semeru, Kelurahan 16 Ulu.

"Mau dimakamkan dekat dengan ayah," kata Herci.

 Sebelumnya, Tris Rizky bekerja di Indomaret selama lebih dari 5 tahun. Sambil bekerja, setiap sore Rizky selalu menyempatkan waktu untuk belajar bahasa Jepang di LPK.

"Setiap pulang kerja setengah 6 sore dia ke LPK buat persiapan berangkat ke Jepang, jadi pulangnya selalu malam," kata Herci.

Saking besarnya keinginannya bekerja di Jepang, Rizky merelakan gaji dan posisinya di tempat ia bekerja sebelumnya. Padahal, Rizky akan dipromosikan menjadi kepala toko.

Keinginan kuat Rizky untuk bekerja di Jepang sempat ditolak oleh keluarga. Namun, Rizky berhasil meyakinkan keluarga dan ibunya.

"Karena tahun itu adalah kesempatan terakhir, takut usianya sudah lewat. Dedikasi dia kuat sekali mau kerja di Jepang, dilihat dari perjuangan dan pengorbanannya," kata Herci.

Sementara sang ibu Cik Imah mengaku Kiki adalah sosok yang sangat menyayangi keluarga dan tidak pernah melupakan ibunya.

Terlebih setelah sang ayah meninggal dunia, Kiki menjadi tulang punggung keluarga. 

Ia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan tidak pernah mengeluh.

"Untuk keluarga nomor satu tidak pernah bilang tidak ada (uang). Dia bilang ke saya mama jangan khawatir Kiki bisa jaga diri di sini, Alhamdulillah dapat lingkungan di Jepang lingkungannya bagus," kata Cik Ima.

(Bangkapos.com/Sripoku/Tribun Medan)

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved