Sosok Guru MAN 1 Lamongan yang Gebrak Meja karena Diprotes Siswa Terkait SNBP, Dicopot dari Jabatan

Terkuak sosok guru tersebut, ia adalah Wakil Kepala Kurikulum Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Lamongan.

Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: M Zulkodri
Tangkapan layar video
GURU GEBRAK MEJA -- Guru MAN 1 Lamongan saat memberikan jawaban pada puluhan siswa eligible yang tidak dapat terinput dalam sistem pendaftaran Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP). Ia kini dinonatifkan usai menggebrak meja dan menjawab dengan nada tinggi. 

"Kejadian ini akan menjadi bahan evaluasi bagi pihak MAN 1 Lamongan agar kami bisa lebih baik dalam memberikan layanan pendidikan yang berkualitas," ujarnya pada awak media, Selasa (4/2/2025).

Ia membenarkan bahwa permasalahan yang memicu kejadian tersebut terkait dengan sistem pendaftaran SNBP.

Di mana terdapat 22 siswa yang nilainya tidak terbaca dalam sistem e-Rapor.

Akibatnya, mereka tidak terdaftar sebagai siswa eligible untuk mengikuti seleksi SNBP.

Meski demikian, kata Endah, beberapa siswa tersebut masih memiliki banyak alternatif untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri melalui jalur lain, seperti SPAN PTKIN atau Mandiri.

"Kami memahami kekecewaan siswa, tetapi ini bukan akhir dari segalanya. Masih ada banyak peluang lain yang bisa mereka tempuh," jelas Endah.

Terkait dengan solusi bagi siswa yang terdampak, lanjutnya, pihak sekolah menerima kabar bahwa ada kesempatan bagi siswa untuk mendaftar kembali.

Meskipun hal itu masih menunggu kepastian teknis.

 "Jika memungkinkan, pihak sekolah akan memastikan data diisi ulang dengan benar melalui jalur manual," ungkapnya.

Endah juga mengingatkan bahwa kuota jalur manual hanya mencakup 40 persen, lebih kecil dibandingkan dengan jalur e-Rapor yang mencapai 45 persen.

Meski demikian, ini memberi harapan baru bagi siswa yang sebelumnya tidak terdaftar.

"Status eligible tidak menjamin masuk PTN, tetapi memberikan hak untuk mendaftar."

"Siswa tetap harus bersaing di tingkat nasional sesuai dengan pilihan kampusnya," jelasnya lebih lanjut. 

Dalam rangka memastikan komunikasi yang jelas, pihak sekolah telah menjelaskan situasi ini kepada wali murid.

Pada Senin (3/2/2025), perwakilan wali murid bertemu dengan pihak sekolah, dan pada Kamis (6/2/2025), seluruh wali murid dari 22 siswa yang terdampak juga telah menerima penjelasan secara menyeluruh.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved