Inilah Sosok Siti Faizah Kepsek SMAN 6 Depok yang Dicopot Dedi Mulyadi, 33 Tahun jadi Abdi Negara

Siti Faizah adalah Kepsek MAN 6 Depok yang dicopot Dedi Mulyadi gegara nekat memberangkatkan muridnya untuk study tour.

Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: Evan Saputra
Kolase Surya.co.id
KEPSEK SMAN 6 -- Potrey Siti Faizah, Kepala Sekolah SMAN 6 Depok yang dicopot oleh Gubernur Dedi Mulyadi karena polemik study tour. 

Ia sering kali muncul di acara-acara seperti Workshop Peningkatan Kompetensi Guru Tahun Ajaran 2024/2025 dan HEXA Campus Exhibition & Job Fair 2024.

Hal tersebut menunjukkan dedikasinya terhadap dunia pendidikan dan pengembangan kompetensi guru.

Siti Faizah Dicopot 

Pencopotan Kepsek SMAN 6 Depok, Siti Faizah, oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bermula dari rencana study tour.

Tencana tersebut ternyata mendapat penolakan dari Dedi Mulyadi

Dedi merasa keberatan dengan biaya yang terlalu besar, yang mencapai Rp 3,5 juta untuk perjalanan tersebut.

Jika ditambah dengan uang jajan, biaya yang harus dikeluarkan orang tua siswa bisa mencapai Rp 5,5 juta. 

Dedi pun menyarankan agar sekolah mencari alternatif kegiatan yang lebih terjangkau bagi orang tua siswa, seperti pelaksanaan study tour di dalam wilayah Depok.

Namun, meski sudah mendapat peringatan dan larangan dari Dedi, pihak SMAN 6 Depok tetap melanjutkan rencana keberangkatan 347 siswa untuk Kunjungan Objek Belajar (KOB) pada 16 Februari 2025.

Menurut Syahri Ramadhan, Humas SMAN 6 Depok, pihak sekolah telah menggelar rapat darurat pada 16 Februari untuk mendiskusikan situasi tersebut.

Pihak sekolah mengklaim bahwa mereka telah memperoleh persetujuan dari wali murid dan komite sekolah untuk tetap memberangkatkan siswa dalam kegiatan ini.

Syahri juga menambahkan bahwa pihak sekolah telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Jawa Barat dan mengirimkan surat klarifikasi terkait rencana perjalanan ini, yang sudah dirancang sejak akhir tahun lalu.

Pemilihan Surabaya dan Malang sebagai destinasi study tour juga dikatakan didasarkan pada survei minat siswa yang menginginkan untuk melanjutkan studi ke daerah-daerah tersebut.

Keputusan ini memicu berbagai reaksi di masyarakat, di mana banyak yang mempertanyakan apakah keputusan tersebut seharusnya diambil dengan mempertimbangkan aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah provinsi.

Di sisi lain, meskipun ada kontroversi, pihak sekolah bersikeras bahwa kegiatan ini sudah sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya, serta mendapat persetujuan dari semua pihak terkait.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved