Profil Biodata Iwan Kurniawan Lukminto Dirut PT Sritex dan Sosok Istrinya, PHK 10 Ribu Karyawan

Di luar itu, tak banyak informasi mengenai pribadi seorang Mira Christina Setiady, istri Iwan Kurniawan Lukminto.

Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
Kolase Dok. Sritex // TribunSolo.com/Anang Ma'ruf
DIRUT PT SRITEX -- (kiri) SRITEX PT Sritex atau PT Sri Rejeki Isman Tbk dinyatakan pailit dan akan ditutup pada 1 Maret 2025. Sebanyak 10.669 orang karyawan terkena PHK // (kanan) Foto Iwan Kurniawan Lukminto (tengah) saat ditemui awak media di Sukoharjo, Jawa Tengah pada 20 Desember 2024. Berikut rekam jejak Dirut PT Sritex yang resmi gulung tikar dan terakhir beraoperasi pada 28 Februari 2025. 

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), kelimanya memiliki saham di SRIL atas nama individu.

Yang terbesar Iwan Setiawan 109 juta (0,53 persen), Iwan Kurniawan 108 juta (0,52 persen), Vonny 1,8 juta (0,01 persen), serta Margaret dan Lenny masing-masing 1 juta (0,01 persen). 

Hingga akhirnya HM Lukminto meninggal dunia pada 5 Februari 2014 di Singapura.

Perusahaannya setelah itu dan hingga saat ini dipegang oleh Iwan Setiawan Lukminto, anak pertama HM Lukminto. 

Pada tahun 2014, Iwan Setiawan Lukminto menerima penghargaan sebagai Businessman of the Year dari majalah Forbes Indonesia dan sebagai EY Entreprenuer of the Year 2014 dari Ernst & Young.

Selain itu, Iwan Setiawan Lukminto juga dibantu sang adik Iwan Kurniawan Lukminto untuk menjalankan bisnis Sritex.

Masih mengutip sritex.co.id, tercatat kini Iwan Kurniawan Lukminto, tercatat menjadi Direktur Utama PT Sritex.

Sementara sang istri Mira Christina Setiady menjabat sebagai Direktur Operational.

Di luar itu, tak banyak informasi mengenai pribadi seorang Mira Christina Setiady, istri Iwan Kurniawan Lukminto.

Utang PT Sritex

Sritex pailit karena harus menanggung utang pokok plus bunga yang besar, sementara pendapatannya seret. 

Jika dirinci, utang jumbo yang ditanggung Sritex ini meliputi utang jangka pendek sebesar 131,41 juta dollar AS, dan utang jangka panjang 1,46 miliar dollar AS.

Untuk utang jangka panjang, porsi terbesar adalah utang bank yang mencapai 809,99 juta dollar AS, lalu disusul utang obligasi sebesar 375 juta dollar AS.

Kondisi keuangan Sritex semakin terpuruk, lantaran utang yang menumpuk ditambah dengan penjualan perusahaan yang lesu, mengutip Kompas.com. 

Masih merujuk pada laporan keuangan terbarunya, perusahaan hanya bisa mencatatkan penjualan sebesar 131,729 juta dollar AS pada semester I 2024, turun dibandingkan periode yang sama pada 2023 yakni 166,9 juta dollar AS.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved