Tribunners

MUI: Di Antara Para Akademisi dengan Semangat Kebudayaan

Jika kita boleh ilustrasikan, kepengurusan MUI Bangka Belitung kali ini, terlihat bagai lokomotif kokoh yang menarik gerbong dengan muatan melimpah

Editor: suhendri
Istimewa/Dok. Wahyudin Noor
Dr. Wahyudin Noor, M.S.I. - Wakil Dekan II FTAR IAIN SAS Babel, Anggota Komisi Pendidikan dan Pengkaderan MUI Bangka Belitung 2025-2030 

Bisa dimaklumi kenapa banyak orang gelisah dan berharap MUI dapat memperbaiki keadaan umat berubah menjadi lebih baik lagi dalam beragama dan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tanpa didasari kesadaran dari umat sendiri, pesan-pesan moral agama dan pendidikan yang disampaikan berdasarkan keputusan-keputusan ijtima' MUI tak akan mampu mengubah keadaan umat.

Namun, bukan berarti MUI tidak bisa berbuat maksimal untuk perbaikan dan perubahan seperti diungkap KH Ma’ruf Amin di atas. Sebagai organisasi penjaga umat, MUI perlu kiranya membangun semangat kebudayaan yang dirumuskan secara konsepsional menuju konteks perubahan strategis. Din Syamsuddin pernah mengatakan, salah satu permasalahan umat Islam saat ini adalah tidak mempunyai semangat kebudayaan sehingga melahirkan dampak pada permasalahan ekonomi, politik, dan budaya. Hingga pada akhirnya lebih banyak melahirkan konsekuensi negatif daripada konsekuensi positif. 

Lepas antara setuju ataupun tidak, barangkali, yang diperlukan saat ini adalah membawa MUI ‘juga’ ke arah penguatan semangat kebudayaan dengan nilai-nilai prinsipal. Karena itu, para akademisi kampus sebagai bagian dari garda otonomi moral, meminjam istilah Mohammad Hatta- adalah mereka yang teguh pendirian, lepas dari kepentingan pribadi, tentu sangat berkepentingan untuk kehidupan masyarakat negeri jadi lebih baik. Mungkin itu! Wallahu’alam. (*) 

Sumber: bangkapos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved