Seminggu Belum Ada Tersangka Penembak Mati 3 Polisi di Lampung, Kompolnas Temukan Fakta Mengejutkan

Kompolnas mempertanyakan kinerja tim gabungan yang mengusut kasus penembakan 3 polisi di arena sabung ayam Lampung.

Editor: fitriadi
kolase foto Tribunlampung.com
KELUARGA SAMBUT JENAZAH - Isak tangis mewarnai penyambutan jenazah Briptu (anumerta) M Ghalib Surya Ganta, satu dari tiga korban penembakan anggota Polres Way Kanan tewas saat penggerebekan lokasi perjudian sabung ayam di rumah duka di rumah duka, jalan M Yunus ujung, gang Arrahman 1, Tanjung Senang, Bandar Lampung, Selasa (18/3/2025). 

Choirul menambahkan, rekaman tersebut menjadi bukti kuat yang seharusnya mempermudah proses hukum. Namun, ia mempertanyakan mengapa tim gabungan TNI-Polri hingga kini belum menetapkan tersangka, padahal fakta dan bukti sudah sangat jelas.

"Tantangannya, tim gabungan ini sudah hampir satu minggu belum menetapkan tersangka. Faktanya jelas, unsurnya jelas, peristiwanya jelas, saksinya juga jelas. Apa masalahnya?" tegasnya.

Ketiga Polisi Jadi Target Penembakan

Kompolnas juga mengungkap fakta mengejutkan bahwa ketiga polisi yang tewas, yaitu Inspektur Satu (Iptu) Lusiyanto, Brigadir Kepala (Bripka) Petrus Apriyanto, dan Brigadir Dua (Bripda) Ghalib Surya Ganta, sengaja menjadi target penembakan.

"Penembak ini memang menargetkan Pak Kapolsek dan petugas lainnya karena mereka dianggap menghalangi kegiatan sabung ayam ilegal," jelas Choirul.

Menurutnya, ketiga polisi ditembak dari jarak dekat saat berusaha menghalau peserta judi sabung ayam yang berusaha melarikan diri.

"Mereka ditembak dengan cara yang cukup dekat karena sedang menghalau. Ini menunjukkan bahwa penembakan dilakukan dengan sengaja dan terencana," ujarnya.

Senjata Pabrikan dan Sidik Jari Balistik

Choirul juga memastikan bahwa senjata yang digunakan pelaku bukanlah senjata rakitan, melainkan senjata pabrikan. Hal ini dibuktikan dengan temuan proyektil peluru dalam tubuh Kapolsek yang memiliki sidik jari balistik yang jelas.

"Senjatanya adalah senjata pabrikan. Proyektil peluru yang ditemukan dalam tubuh Kapolsek memiliki sidik jari balistik yang jelas. Ini menunjukkan bahwa pelaku memiliki akses ke senjata resmi," jelasnya.

Fakta ini semakin memperkuat dugaan bahwa pelaku penembakan adalah oknum terlatih, diduga dari kalangan TNI. Namun, hingga saat ini, tim gabungan TNI-Polri belum memberikan kejelasan mengenai identitas pelaku.

Kompolnas Desak Transparansi dan Kecepatan Proses Hukum

Kompolnas menekankan pentingnya transparansi dan kecepatan dalam proses hukum untuk menjaga kredibilitas penegakan hukum.

"Kami mendesak tim gabungan untuk bekerja secara ilmiah dan transparan. Masyarakat butuh keadilan, dan kasus ini harus segera diselesaikan," tegas Choirul.

Ia juga meminta agar rekaman video yang dimiliki Kompolnas segera dijadikan alat bukti utama dalam penyidikan.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved