Pembunuhan Wartawati di Banjarbaru

Sosok Juwita Wartawan di Banjarbaru Kalsel Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Diduga Dibunuh

Kondisi jasad Juwita yang ditemukannya luka lebam menimbulkan dugaan adanya kekerasan, sehingga Juwita diduga menjadi korban pembunuhan.

|
Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: M Zulkodri
Kolase BanjarmasinPost.co.id // Facebook
WARTAWAN DITEMUKAN TEWAS -- Kematian tragis Juwita, seorang jurnalis di Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel), mengundang pertanyaan besar setelah dua kejanggalan terungkap. Meskipun awalnya dianggap sebagai kecelakaan tunggal, kondisi jenazahnya yang ditemukan di Jalan Gunung Kupang pada Sabtu, 23 Maret 2025, menimbulkan dugaan adanya kekerasan. Rekan-rekan kerja dan pihak berwenang kini mendesak penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap kebenaran di balik kematiannya. 

BANGKAPOS.COM -- Mayat seorang jurnalis perempuan bernama Juwita ditemukan di pinggir jalan pada Sabtu, 23 Maret 2025,

Mayat Juwita ditemukan di Jalan Gunung Kupang, Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel).

Awal temukan, Juwita diduga menjadi korban kecelakaan, sebab helm masih melekat di jasad Juwita.

Saat kejadian, Juwita mengendarai motor matic hitam dengan nomor polisi DA 6913 LCS.

Kondisi jasad Juwita yang ditemukannya luka lebam menimbulkan dugaan adanya kekerasan, sehingga Juwita diduga menjadi korban pembunuhan.

Tak hanya itu, handphone milik Juwita juga raib.

Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, Juwita diketahui lahir pada 2000 atau saat tutup usia berumur 25 tahun.

Juwita tercatat sebagai kontributor Newsway.co.id yang bertugas di wilayah Banjarbaru dan Martapura.

Dirangkum dari Tribunbajar.com, jasad Juwita pertama kali ditemukan oleh warga sekitar.

Saksi mata kemudian melaporkan kejadian ini ke relawan.

Petugas yang tiba di lokasi langsung mengevakuasi Juwita ke kamar jenazah di RSUD Idaman Banjarbaru.

Sementara, keluarga Juwita tidak mengetahui tujuan perginya Juwita pada Sabtu (22/3/2025).

Dikutip dari Banjarmasin Post, Juwita disebut hanya berpamitan meninggalkan rumah pada Sabtu pagi sekitar pukul 09.00-10.00 WIB.

Selain itu, keluarga juga hanya mengetahui bahwa Juwita akan pergi ke kawasan Guntung Payung.

Saat berpamitan tersebut, keluarga tidak mengetahui lokasi spesifik dan kepentingan Juwita hingga ingin pergi ke kawasan Guntung Payung.

Diduga Korban Pembunuhan

Salah satu kejanggalan pertama yang terungkap adalah hilangnya barang-barang berharga Juwita.

Rekan korban, Teny, yang sempat berkomunikasi dengan Juwita beberapa jam sebelum ditemukan tewas, mengungkapkan bahwa dompet dan ponsel Juwita tidak ada di tempat kejadian.

Teny membenarkan bahwa Juwita masih aktif membalas pesan pada pukul 10.49 WIB, namun setelah itu pesan yang dikirim pada pukul 12.01 WIB tidak dibaca dan hanya menunjukkan tanda centang dua.

"Begitu saya mendengar kabar Juwita ditemukan tewas, saya segera menuju lokasi dan melihat sendiri bahwa barang-barang pentingnya hilang," ungkap Teny.

Ketiadaan barang seperti dompet dan ponsel pada TKP menambah kecurigaan bahwa kematian Juwita mungkin bukan kecelakaan biasa, melainkan tindak kejahatan seperti pembegalan.

Kejanggalan lainnya adalah luka-luka yang ditemukan pada tubuh Juwita.

Teny menjelaskan bahwa selain luka memar di bawah mata dan leher sebelah kiri, ada juga bekas lebam di punggung dan dagu korban.

Meskipun korban ditemukan mengenakan helm, luka-luka tersebut tidak sesuai dengan gambaran kecelakaan biasa.

Selain itu, pakaian korban juga tidak menunjukkan bekas kotoran atau kerusakan yang biasanya terjadi pada korban kecelakaan.

“Jika itu kecelakaan, pakaian korban pasti kotor dan rusak. Tapi ini tidak,” jelas Teny, yang semakin merasa curiga dengan kondisi jenazah yang tampak aneh.

Koordinator Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Banjarmasin, Rendy Tisna, juga menambahkan bahwa posisi tubuh Juwita yang terlentang dan helm yang masih terpasang mengarah pada dugaan bahwa korban bukan hanya sekadar jatuh akibat kecelakaan.

"Luka-luka yang ditemukan di tubuh korban sangat mencurigakan. Kami menduga ada unsur kekerasan di balik kematiannya," ujarnya.

AJI Minta Penyelidikan Mendalam

Menyikapi temuan ini, pihak AJI mendesak pihak kepolisian untuk menyelidiki kasus ini secara menyeluruh.

"Kami tidak bisa menerima begitu saja jika kematian Juwita hanya disebut kecelakaan."

"Kami menilai ada sejumlah kejanggalan yang patut diperiksa lebih dalam, termasuk kemungkinan kekerasan," ujar Rendy Tisna.

Juwita yang bekerja sebagai kontributor untuk Newsway.co.id dikenal sebagai jurnalis yang gigih dan berdedikasi.

Rekan-rekan sesama jurnalis dan organisasi pers di Kalsel pun merasa khawatir dengan situasi ini.

Mereka berharap agar kejadian ini menjadi momentum untuk meningkatkan perlindungan bagi jurnalis yang bekerja di lapangan, agar tidak ada lagi insiden serupa yang menimpa rekan-rekan mereka.

Sementara itu, Kapolda Kalimantan Selatan, Irjen Pol Rosyanto Yudha Hermawan, mengonfirmasi bahwa polisi tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap kematian Juwita.

Ia menyebutkan bahwa autopsi telah dilakukan terhadap jenazah korban, namun hingga kini, penyebab kematian belum dapat dipastikan.

"Kami masih melakukan pendalaman dan penyelidikan lebih lanjut. Semua bukti yang ada sedang kami kumpulkan," kata Rosyanto.

Hingga kini, pihak kepolisian masih mendalami berbagai kemungkinan terkait penyebab kematian Juwita.

Sementara itu, para kolega dan organisasi pers terus mendesak agar keadilan segera ditegakkan, dan kasus ini diusut dengan tuntas agar tidak ada lagi jurnalis yang harus kehilangan nyawa tanpa kejelasan.

Komisi I DPRD Dukung Aparat Usut Tuntas Misteri Kematian Juwita

Misteri kematian Juwita, wartawati media online di Banjarbaru juga diatensi DPRD Kota Banjarbaru.

Terbaru, atensi itu datang dari Ketua Komisi I DPRD Banjarbaru, Ririk Sumari Restunityas, kepada Banjarmasinpost.co.id, Rabu, (26/3/2025). 

Ririk mengakui mendukung penyelidikan dilanjutkan manakala memang diduga ada keganjalan terhadap kematian wartawati tersebut. 

Seperti diberitakan sebelumnya, wartawati Juwita ditemukan warga dalam keadaan tak bernyawa di tepi jalan menuju Gunung Kupang, Kota Banjarbaru, pada Sabtu (22/3/2025) lalu.

Hingga saat ini proses pendalaman kasus ini oleh pihak kepolisian Polres Banjarbaru dan Polda Kalsel masih terus bekerja menuntaskan kasus ini.

Diberitakan sebelumnya, kematian Juwita, seorang wartawan media online di Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel) menuai perhatian.

Meninggalnya jurnalis berusia 23 tahun bernama Juwita itu awalnya disebut karena kecelakaan.

Namun kini, kematiannya mengundang pertanyaan besar setelah dua kejanggalan terungkap.

Memang, awalnya dianggap sebagai kecelakaan tunggal, kondisi jenazahnya yang ditemukan di Jalan Gunung Kupang pada Sabtu, 23 Maret 2025.

Kini, sejumlah pihak menduga adanya kekerasan, termasuk dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Persiapan Banjarmasin.

Rekan-rekan kerja dan pihak berwenang kini mendesak penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap kebenaran di balik kematiannya.

(Bangkapos.com/Tribunnews.com/BanjarmasinPost.co.id)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved