Berita Pangkalpinang

Harga Bumbu Dapur di Pasar Pangkalpinang Masih Tinggi, Timun Tembus Rp12 Ribu per Kilogram

Lonjakan harga ini dipicu oleh tingginya permintaan masyarakat setelah Lebaran akan timun, sementara pasokan dari petani lokal terbatas

Bangkapos.com/Sela Agustika
PEDAGANG BUMBU DAPUR — Aneka Bumbu dapur yang dijual pedagang di pasaran. Sejumlah komoditas bumbu dapur dan sayuran di Pangkalpinang mengalami lonjakan signifikan usai Lebaran. Selasa (15/4/2025) 

BANGKAPOS.COM, BANGKA — Harga sejumlah komoditas bumbu dapur dan sayuran di Pangkalpinang mengalami lonjakan signifikan setelah Hari Raya Idul Fitri. 

Dari pantauan Bangkapos.com Selasa (15/4), harga cabai rawit masih bertahan tinggi di angka Rp130 ribu per kilogram, cabai merah Rp60 ribu, bawang merah Rp60 ribu, dan tomat Rp20 ribu per kilogram.

Selain komoditi tersebut, peningkatan bumbu dapur ini juga disusul dengan kenaikan harga timun yang terpantau meningkat drastis dari harga biasanya yang hanya Rp6 ribu per kilogram kini mencapai Rp12 ribu.

“Harga bahan pokok memang naik, terutama bawang merah, cabe, tomat, kebanyakan memang naik semua, terutama timun yang banyak naik dari biasanya, kemarin sempat Rp15 ribu hari ini kita jual Rp12 ribu per kilogram, biasanya hanya Rp6 ribu dan paling tinggi Rp8 ribu,” ungkap Yuli.

Yuli menuturkan, lonjakan harga ini dipicu oleh tingginya permintaan masyarakat setelah Lebaran akan timun, sementara pasokan dari petani lokal terbatas.

“Katanya kemarin para petani ini gak nanam timun, karena timun kita banyak memang dari lokal. Sementara permintaan lumayan, sehari kita bisa jual hingga 20 kilo untuk timun sendiri, namun untuk kayak komoditi lain seperti tomat, bawang ini masih didatangkan dari luar,” ujar Yuli.

Ia menambahkan, pasokan bumbu dapur saat ini sebagian besar masih bergantung pada daerah luar seperti Palembang, Padang dan lainnya.

“Kalau bumbu dapur paling kaya cabai rawit dan cabai merah, timun ini dipasok di kita, tapi kaya bawang ini masih dominan dari luar, dan tomat, wortel juga sama masih dari luar,” ucapnya.

Yuli mengatakan daya beli masyarakat akan bumbu dapur saat ini juga sepi. 

“Kalau dibanding  tahun-tahun sebelumnya, pembeli sepi. Mungkin karena ekonomi kita sekarang ini juga,” tuturnya.

Pedagang Keluhkan Harga Bumbu Dapur yang Tak Kunjung Turun

Tingginya harga bumbu dapur ini dikeluhkan langsung oleh Sandra, pedagang sarapan pagi. 

Kata dia, harga bumbu dapur yang naik parah ini membuat pihaknya mengeluh karena harus mengeluarkan modal yang lebih tinggi.

“Sekarang luar biasa, harga cabai aja Rp15 ribu satu ons nya, belum bawang juga naik, kita yang jualan tipis banget untungnya karena modal besar. Entah kapan turunnya,” ujar Sandra.

Meski harga bumbu dapur naik, ia mengaku harga jual makanan seperti nasi uduk, lontong sayur dan lainnya masih sama, atau tidak mengalami kenaikan.

“Harga jual kita masih sama, kaya lontong mulai Rp10 ribu per porsi, mau gimana lagi. Kalau naik nanti pelanggan kita juga susah, paling kita lah yang bisa atur penggunaan bumbu-bumbu ini,” ucapnya.

(Bangkapos.com/Sela Agustika)

Sumber: bangkapos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved