Diancam Hercules, Dedi Mulyadi Akan Kirim Preman ke Barak Militer TNI: Preman Berbaju Ormas

Diancam Hercules, Dedi Mulyadi Akan Kirim Preman ke Barak Militer TNI: Preman Berbaju Ormas

Penulis: Evan Saputra CC | Editor: Evan Saputra
(KOMPAS.com/FIKA NURUL ULYA)
DEDI KIRIM PREMAN KE BARAK -- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi usai pelantikan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2025). Dedi Mulyadi Akan Kirim Preman ke Barak Militer TNI untuk dibina 

Pemerintah akan memberikan solusi dengan mengarahkan keluarga tersebut untuk bekerja sebagai kuli infrastruktur pembangunan.

Mereka akan menerima upah dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 

"Mereka akan bekerja di pembangunan-pembangunan yang hari ini digerakkan oleh pemprov Jabar, bangun jalan, bangun irigasi, bangun jembatan, bangun sekolah, dan banyak lagi, 

Mereka adalah upaya untuk sadar bahwa meraih uang harus dilakukan dengan cara berkeringat, tidak boleh hanya hidup dengan mudah dari kesulitan orang lain," tandas Dedi Mulyadi.

Sebelumnya, Dedi Mulyadi menyebut tak hanya mengirimkan siswa bermasalah saja ke barak militer, ia juga ingin mengirimkan siswa-siswa SMA terbaik untuk jalani pelatihan militer di Barak TNI.

Selain para pelajar, Dedi juga mengatakan bahwa program pendidikan militer juga akan menyasar pegawai Pemprov Jabar yang malas dan sering bolos.

Dedi Mulyadi Kirim Anak Nakal ke Barak Militer 

Menanggapi hal itu, Dedi Mulyadi mengeklaim metode pendidikan dengan membawa siswa nakal ke barak militer tidak melanggar hak-hak anak. 

"Jadi model itu (siswa nakal dibawa ke barak militer) yang kami kembangkan, kami tadi konsultasikan bahwa tidak ada pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan terhadap hak-hak anak sendiri," kata Dedi di Kantor Kementerian Hak Asasi Manusia (HAM), Kuningan, Jakarta, Kamis (8/5/2025), dilansir dari Kompas.com.

Dedi menjelaskan, metodologi pendidikan di barak militer bertujuan untuk membantu pola hidup siswa menjadi teratur.

Adanya kebijakan militer terhadap anak kategori nakal ini menumbuhkan rasa disiplin.

Dia mengatakan, siswa akan menjalani pendidikan di barak militer selama 28 hari dengan beberapa aturan, seperti waktu tidur pada pukul 22.00 WIB, bangun pagi pada 04.00 WIB, dan beribadah ke masjid bagi yang beragama Islam.

Kemudian, para siswa mendapat bimbingan rohani dari tokoh agama yang menjadi bimbingan konseling.

"Setelah itu mereka sarapan pagi, setelah sarapan pagi mereka berolahraga, setelah mereka berolahraga, mereka langsung mengikuti ruang kelas pembelajaran sebagaimana yang didapatkan di sekolah," ujarnya.

Dedi mengatakan, Pemprov Jawa Barat mendatangkan guru dari berbagai tempat untuk memberikan pembelajaran seperti di sekolah.

"Dan kemudian maghrib mereka masuk masjid lagi, belajar ngaji lagi, kemudian sampai isya, dan kemudian nanti mereka makan malam dan kembali ke tempat mereka tidur untuk tidur malam," tuturnya.

Lebih lanjut, Dedi juga memastikan hingga saat ini tidak terjadi kekerasan fisik dari program pendidikan siswa nakal di barak militer. 

"Ya kalau ada indikasi kekerasan, kami pasti melakukan langkah-langkah penanganan, dan sampai hari ini tidak ada (kekerasan)," ucap dia.

(Tribunnews/Tribunsumsel/kompas)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved