Berita Pangkalpinang

Jelang Hari Lingkungan Hidup Sedunia, TPA Parit Enam Pangkalpinang Kian Mengkhawatirkan

TPA Parit Enam telah lama mengalami overkapasitas. Namun hingga hari ini, tempat itu masih menjadi satu-satunya lokasi pembuangan akhir

Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah
TPA PARIT ENAM - Para pemungut sampah dan alat berat ekskavator terus bekerja menata dan memindahkan tumpukan sampah di TPA Parit Enam, Bacang, Kota Pangkalpinang, Rabu (4/6/2025). TPA ini mengalami overkapasitas dengan timbunan sampah mencapai puluhan meter. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Gunungan sampah menjulang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Parit Enam, Bacang, Kota Pangkalpinang.

Pemandangan ini seakan menjadi potret buram pengelolaan sampah di ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, tepat sehari menjelang peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Kamis (5/6/2025) besok.

TPA Parit Enam telah lama mengalami overkapasitas. Namun hingga hari ini, tempat itu masih menjadi satu-satunya lokasi pembuangan akhir bagi lebih dari 120 hingga 150 ton sampah yang dihasilkan masyarakat Pangkalpinang setiap harinya.

Dari pagi hingga petang, mobil-mobil pengangkut sampah berwarna pink dan kuning tampak silih berganti memasuki kawasan TPA.

20250604 Tumpukan sampah di TPA Parit Enam
TPA PARIT ENAM - Tumpukan sampah di TPA Parit Enam, Bacang, Kota Pangkalpinang, Rabu (4/6/2025). TPA ini mengalami overkapasitas dengan timbunan sampah mencapai puluhan meter.

Mereka datang dari berbagai kelurahan hingga jalan utama, membawa tumpukan sampah rumah tangga yang kian hari kian tak tertampung. 

Di sisi lain, satu unit ekskavator terus bekerja menata sampah yang datang tanpa henti.

Bau masam menyengat dari timbunan sampah kerap terbawa angin, hingga menjangkau permukiman warga di Air Itam dan Temberan.

"Saya tinggal di Temberan, jaraknya cukup jauh, tapi baunya bisa tercium tiap hari, apalagi habis hujan. Dulu jarang-jarang, sekarang hampir tiap hari bau masam itu datang," ungkap Heri (55), warga Temberan, kepada Bangkapos.com, Rabu (4/6/2025). 

"Kalau kami yang jauh saja terganggu, bagaimana yang tinggal dekat TPA?" tambahnya.

Kondisi ini menjadi ironi ketika dunia memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 dengan tema "Ending Plastic Polution atau Hentikan Polusi Plastik".

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pangkalpinang, Bartholomeus Suharto, mengakui kondisi TPA Parit Enam saat ini sangat memprihatinkan.

"TPA kita memang sudah overload. Saat ini kami maksimalkan upaya penimbunan dan pengomposan untuk sampah organik. Namun untuk sampah plastik, solusinya masih sebatas penimbunan," ujar Suharto kepada Bangkapos.com, Rabu (4/6/2025).

Ia mengimbau masyarakat agar mulai memilah sampah dari rumah masing-masing untuk menekan volume yang dibuang ke TPA. 

"Kalau sampah bisa dikurangi dari sumbernya, umur TPA bisa lebih panjang. Karena itu, momen Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini harus jadi refleksi dan aksi kolektif," tambahnya.

DLH juga tengah menyiapkan langkah strategis jangka panjang, yakni membentuk bank sampah secara masif di seluruh wilayah kota, bahkan hingga ke tingkat Rukun Warga (RW) pada tahun 2026. 

Roadmap ini menyusul instruksi langsung dari Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia untuk menekan volume sampah dari sumbernya.

Pada tahun 2025, Bank Sampah Induk akan dibentuk di tingkat kota, disusul bank sampah di tiap kecamatan. Tahun 2026, program akan diperluas hingga tingkat RW.

Sampah-sampah anorganik seperti plastik, kertas dan logam bisa disetorkan warga ke bank sampah, ditimbang, lalu dikonversi menjadi tabungan uang.

"Ini bukan sekadar program, tapi gerakan perubahan pola pikir. Sampah harus dipandang sebagai sumber daya, bukan sekadar limbah yang dibuang," jelas Suharto.

Ia mengajak lurah dan camat di seluruh Kota Pangkalpinang untuk aktif membentuk pengurus bank sampah dan mengedukasi warganya. DLH juga menggandeng sekolah dan komunitas lokal untuk melakukan penyuluhan serta memperluas partisipasi publik.

"Lewat bank sampah, kita ingin bangun ekonomi sirkular. Masyarakat tak hanya belajar memilah sampah, tapi juga mendapatkan nilai ekonomi dari situ. Kalau kita mulai dari sekarang, dampaknya akan terasa di masa depan," tegasnya.

(Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah)

Sumber: bangkapos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved