Mahfud MD Minta Budi Arie Tahu Diri Terkait Kasus Situs Judi Online, Sarankan Mundur : Muka Tebal

"Ya boleh jadi (sebaiknya mundur). Kalau saya yang begitu gak kuat menghadapi masyarakatkan mundur saja kalau saya. Tapi orang kan beda-beda, ...

Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: M Zulkodri
Kolase KOMPAS.com/FIRDA JANATI || Tribunnews/Danang Triatmojo
KASUS SITUS JUDI ONLINE -- (kiri) Budi Arie / (kanan) Mahfud MD || Mahfud MD menanggapi kasus situs judi online yang kini menyeret nama Budi Arie. Budi Arie diminta tahu diri. Selain itu Mahfud MD juga menyarankan agar Presiden Prabowo bersikap tegas terkait keterlibatan menterinya dalam kasus situs judi online ini. 

"Kalau Budi Arie disebut mendapat bagian 50 persen kan itu bukan fitnah, hasil pemeriksaan bukan fitnah. Lalu orang patut menduga, loh ini orang kok tidak masuk dalam tersangka."

"Saya kira jaksa sengaja menyebut itu, mungkin unsur di Polri gak muncul tapi di berita acaranya ada nama ini kemudian dimunculkan," jelas Mahfud MD.

"Jaksa sendiri bilang pak Harley, itu diambil dari Berita Acara Pemeriksaan, bukan karangan jaksa. Berarti patut diduga itu satu dari dakwaan," lanjutnya.

 Selain itu, ada pula sosok yang diduga 'orang titipan' Budi Arie yang kini menjadi terdakwa kasus judi online, Adhi Kismanto ikut menjadi sorotan Mahfud MD.

"Dari hasil pemeriksaan kemarin yang menyebutkan pegawainya, dirjen yang diperiksa. Itu atas permintaan Budi Arie, karena panitia bilang ini tidak memenuhi syarat."

"Ijazahnya tidak ada, kualifikasinya gak ada, lulusan SMA. Seorang tenaga ahli minimal sarjana. Masak SMA, ada basis kompetensi lah ya," ungkapnya.

Mahfud MD menerangkan bahan persidangan yang jelas-jelas pegawai menyebut Budi Arie memaksa memasukkan Adhi Kismanto menjadi pegawai di tim teknis pemblokiran situs judi online.

"Tapi Budi Arie memaksa, itu di persidangan kata dirjen yang dua orang tampil, Pak Budi Arie yang minta. Meskipun tidak lulus, tidak lulus sudah jelas secara aturan tidak lulus. "

"Tapi Budie Arie minta atensi agar dimasukkan dan minta ditempatkan di sini. Minta gaji pula lebih tinggi dari aturan, lulusan SMA minta gaji Rp17 juta," ujar Mahfud MD.

Mahfud MD pun menegaskan dirinya ikut buka suara terkait hal ini lantaran adanya kebenaran yang harus diungkap.

"Ini mengejar kebenaran. Kita semua harus berteriak, gak masuk akal lah," tegasnya.

Ia masih mempertanyakan sosok Adhi Kismanto, orang lulusan SMA yang tak lulus kualifikasi tenaga ahli harus dipaksa menjadi pegawai di Kementerian Komunikasi dan Informatika kala itu

"Kenapa orang sih gak lulus, ijazahnya hanya SMA kok bisa dipaksakan masuk oleh Budi Arie."

"Budi Arie pada tanggal 5 Agustus apa tanggal berapa (bilang) 'Ya saya angkat katanya wong dia ngaku bisa operasikan IT ya saya angkat karena ngaku ahli'. Lah orang ngaku langsung diangkat gitu?" ucap Mahfud MD heran.

Pria berusia 68 tahun itu yakin dan tak peduli jika akan digugat atau disebut fitnah oleh Projo dan orang-orang lain.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved