Kisah Fadil, Peternak di NTB Diutangi 16 Sapi oleh Kades Mander, Rp 250 Juta Belum Dibayar

Utang sebesar Rp 250 juta belum dibayar oleh kades di Serang, Banten, tersebut lantaran membeli sapi kurban sebanyak 16 ekor.

Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: Evan Saputra
Kolase Ist || Tangkapan layar Instagram
KISAH FADIL PETERNAK SAPI -- (kiri) Ilustrasi sapi / (kanan) Fadil peternak sapi di NTB nangis || Fadil nangis curhat diutangi 16 sapi oleh Kades Edo Saefudin, uang sebesar Rp 250 juta belum dibayar oleh Kades di Serang, Banten tersebut. 

BANGKAPOS.COM -- Inilah kisah Fadil, peternak sapi di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang diutangi Edo Saefudin, Kepala Desa Mander, Serang, Banten.

Utang sebesar Rp 250 juta belum dibayar oleh kades di Serang, Banten, tersebut lantaran membeli sapi kurban sebanyak 16 ekor.

Edo Saefudin ngutang 16 sapi kurban sejak 2024 silam kepada peternak bernama Fadil.

Ia hanya baru memberikan uang muka sebesar Rp 20 juta.

Kisah Fadil ini menjadi sorotan usai video curhatannya viral di media sosial.

Baca juga: Kalender 2025: Kapan Tahun Baru Islam 1447 H? Cek Jadwal Long Weekend dan Tanggal Merah Bulan Juni

Video itu diunggah oleh akun Instagram @dhemit_is_back01 pada Kamis (4/6/2025)

Unggahan tersebut juga disertai foto surat pernyataan dari Kades Edo yang akan membayar pembelian sapi 16 ekor seharga Rp290 juta.

Kades Edo berjanji pembayaran akan dilunasi pada akhir bulan Agustus 2024 dengan jaminan surat tanah berupa AJB dan bangunan seluas 950 M2.

Dalam surat yang ditandatangani di atas materai pada 16 Juni 2024 TERSEBUT, Kades Edo juga siap atas konsekuensinya.

Ia mempersilakan pedagang yang bersangkutan untuk menjual rumahnya apabila pembayaran tersebut tidak dia lunasi.

Fadil Ngadu ke Uya Kuya

Lewat media sosial Instagram Uya Kuya, Fadil menceritakan kisah pahit yang ia alami, diutangi 16 sapi oleh Kades Edo Saefudin.

Fadil mengaku dijanjikan kades Edo jika uang pembayaran 16 ekor sapi akan dilakukan H-2 sebelum Idul Adha tahun 2024.

Awalnya kades tersebut membayar DP uang sapi Rp20 juta.

Namun rupanya hingga kini tak kunjung dibayar oleh kades tersebut.

"Saya Fadil Warga Manta, Kecamatan Bima," kata Fadil.

"Kenapa pak minta tolong apa ?," tanya Uya Kuya.

Baca juga: Nama-nama Perwira Tinggi TNI Dimutasi Panglima Jenderal Agus, Pangkat Mayjen dan Brigjen

"Lurah ini janji-janji sama saya, dia ngambi sapi saya 16 ekor, perjanjiannya bayar sapi H-2 sebelum Idul Adha tahun lalu dia DP Rp20 juta ke saya, tapi sampai sekarang belum dibayar ke saya. Saya ke rumahnya pun gak pernah, saya ke kantornya pun gak pernah," beber Fadil.

"Ini masih lurah ?," tanya Uya Kuya.

"Siap masih lurah di Serang Banten," imbuhnya.

Adapun sisa uang yang tak belum dibayar kades Edo yakni Rp250 juta.

"Sisa yang belum dibayar Rp250 juta dari tahun lalu," kata Fadil.

Akibat nunggaknya pembayaran uang sapi, kini Fadil mengaku tak memiliki apa-apa.

Ia bahkan kini tak memiliki ternak sapi, melainkan hanya bantu-bantu kasih makan sapi orang.

Tak hanya itu, Fadil juga mengaku takut untuk pulang ke kampung halamannya.

"Sekarang saya gak punya apa-apa, saya cuma jadi bantu-bantu kasih makan sapi orang," terangnya.

"Saya jadi gak punya apa-apa lagi, pulang kampung aja gak berani," sambungnya.

Kendati begitu, Fadil berharap uang sapinya agar bisa dikembalikan.

"Saya cuma minta uang saya dikembalikan sesuai dengan harga itu," kata Fadil.

Mendengar kisah Fadil, Uya Kuya punya berusaha akan membantu menyelesaikan kasus tersebut.

"Nanti saya coba bantu selesaikan, kasih nama lurahnya," tandasnya.

Alasan Kades Belum Bayar Utang 16 Sapi

Dikonfirmasi Tribun Banten, Kades Edo Saefudin mengakui soal permasalahannya belum membayar lunas transaksi 16 ekor sapi tersebut.

Menurut Edo, permasalahannya itu murni kekeliruan bisnis pribadi tanpa ada kaitan dengan jabatannya sebagai kepala desa.

Dia menceritakan, pembelian 16 ekor sapi itu dilakukan pada tahun 2024 dengan kesepakatan pembayaran dilakukan satu pekan usai lebaran Idul Adha 2024.

Akan tetapi, dia mengaku kena tipu oleh rekan bisnisnya.

"Saya jualan sapi cuma ketipu orang, jadi ini saya sama sekali gak ada uang, juga gak makan."

"Saya ketipu orang itu udah akhir lebaran 2024 anggap lah sapi sisa gitu cuma sisa pemilihan orang," ujar Edo pada Kamis (5/6/2025).

Hal ini juga membuat usaha bisnisnya kian terpuruk, sehingga kesulitan untuk melunasinya.

Kendati demikian, Edo melanjutkan, dirinya bertanggung jawab atas permasalahan tersebut.

Bahkan, dirinya telah memberikan jaminan kepada pedagang hewan ternak tersebut berupa surat AJB rumahnya.

"Kami punya itikad baik, maka kami berikan jaminan itu. Kalau memang si pedagang mau menjual rumah saya ya silakan, tapi bicarakan dulu harganya," jelasnya.

Edo menuturkan, sampai saat ini pihaknya sudah lama tidak berkomunikasi dengan pedagang hewan tersebut.

Dia juga mengaku masih membayarkan pelunasan secara bertahap.

"Terakhir komunikasi itu kemungkinan tahun 2024, sudah lama, jadi sekarang itu ketika saya ada uang ya langsung saya bayarkan secara bertahap," tuturnya.

Akibat permasalahan ini, Edo mengaku dihubungi Bupati Serang Ratu Rachmatuzakiyah untuk meminta konfirmasi.

"Bupati sudah kontak, telepon ke saya kemarin sore ya nanyain itu, saya bilang ada sangkutan pribadi usaha saya cuma ya semakin kesini semakin sulit usaha saya," ucapnya.

Edo menegaskan bahwa pihaknya akan bertanggung jawab dan menyelesaikan permasalahan dirinya dengan pedagang hewan ternak tersebut.

Penjelasan Perangkat Desa 

Setelah video tersebut viral, Perangkat Desa Mander membenarkan terkait persoalan sang Kades yang diduga belum melunasi pembayaran sapi tersebut.

Hal ini diungkapkan oleh Staf Desa Mander bernama Hedi.

"Saya hanya tahu secara garis kecil, bahwa memang benar Pak Kades sedang menghadapi persoalan pembelian sapi," ujarnya.

Hedi menuturkan, pihak penjual yang bersangkutan sempat mendatangi kediaman Kades Edo untuk menagih sisa pembayaran,

Namun, kata dia, penjual tersebut tidak sempat bertemu dengan Kades Edo lantasan sedang keluar rumah.

"Karena mungkin tidak bertemu, akhirnya persoalan ini menjadi besar dan jadi sorotan di media sosial," ucapnya.

Dikatakan Hedi, Kepala Desa Edo Saefudin hingga kini masih aktif menjabat dan kerap menghadiri kegiatan di desa dan kecamatan.

"Beberapa waktu kayanya sempat berkomunikasi , entah itu secara langsung atau lewat telepon tapi detailnya tidak begitu tahu," pungkasnya.

Awal Mula

Diketahui, kasus yang membelit kades bernama Edo Saefudin itu terungkap setelah viral di media sosial satu video yang memperlihatkan pedagang hewan ternak asal Nusa Tenggara Barat (NTB) menangis.

Dalam video viral tersebut terlihat pedagang hewan ternak itu menangis diduga karena menagih pembayaran ke kades Edo.

Diketahui, pria itu terlibat bisnis dengan Kepala Desa (Kades) Mander, Kecamatan Bandung, Kabupaten Serang, Banten, bernama Edo Saefudin pada 2024.

Diduga, Kades Edo baru membayarkan uang muka sebesar Rp20 juta untuk pembelian 16 ekor sapi.

Pria itu mengaku, sang Kades belum melunasi pembayarannya hingga sampai saat ini.

Video itu kemudian menjadi viral di media sosial setelah diunggah oleh akun Instagram @dhemit_is_back01 pada Kamis (4/6/2025).

Unggahan itu juga disertai foto surat pernyataan dari Kades Edo yang akan membayar pembelian sapi 16 ekor seharga Rp 290 juta.

Kades Edo berjanji pembayaran akan dilunasi pada akhir bulan Agustus 2024 dengan jaminan surat tanah berupa AJB dan bangunan seluas 950 M2.

Dalam surat yang ditandatangani di atas materai pada 16 Juni 2024 itu, Kades Edo juga mempersilakan pedagang yang bersangkutan untuk menjual rumahnya, apabila pembayaran tersebut tidak dia lunasi.

(Bangkapos.com/TribunSumsel.com/Tribun-Medan.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved