Profil dan Kekayaan Citra Pitriyami, Bupati Pangandaran Ngadu ke Dedi Mulyadi, Tunjangan Tak Dibayar

Dedi Mulyadi turut prihain terhadap Bupati Pangadaran yang menangis kesulitan fiskal untuk memenuhi kebutuhan

Penulis: Agis Priyani | Editor: M Zulkodri
zoom-inlihat foto Profil dan Kekayaan Citra Pitriyami, Bupati Pangandaran Ngadu ke Dedi Mulyadi, Tunjangan Tak Dibayar
Tribun Bengkulu
BUPATI PANGANDARAN -- Dedi Mulyadi turut prihain terhadap Bupati Pangadaran yang menangis kesulitan fiskal untuk memenuhi kebutuhan.

BANGKAPOS.COM - Berikut profil Citra Pitriyami, Bupati Pangandaran ngadu ke Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Dedi Mulyadi turut prihain terhadap Bupati Pangadaran yang menangis kesulitan fiskal untuk memenuhi kebutuhan.

Lewat akun media sosial Instagram @Dedimulyadi71, ia menyebut sosok kepala daerah itu adalah Bupati Pangandaran, Citra Pitriyami

Menurutnya, keterbatasan anggaran membuat daerah-daerah seperti Pangandaran kesulitan membayar tunjangan pegawai, bahkan hingga berbulan-bulan.

Hal itu disampaikan Dedi saat menjelaskan alasannya tetap melarang pejabat dan pegawai Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggelar rapat di hotel, meskipun Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) telah memperbolehkannya.

Dedi menyebut, di Jawa Barat terhampar kota dan kabupaten dengan kondisi keuangan yang berbeda-beda. 

Dedi menaruh perhatian besar kepada daerah yang memiliki fiskal sangat rendah, yaitu pendapatan asli daerah (PAD) kecil karena duitnya mayoritas dialokasikan untuk belanja pegawai. 

"Kasihan Pangandaran, Ibu Bupatinya (Citra Pitriyami) kalau ketemu saya suka nangis. Tunjangan pegawainya sudah lima bulan nggak bisa dibayar. Anggarannya terbatas, sedang saya pikirkan solusinya," kata Dedi dalam video yang diunggah di media sosial dan dikonfirmasi ulang Kompas.com, Sabtu (14/6/2025). 

Kata Dedi, Pemerintah Kabupaten Pangandaran tidak bisa membayar tunjangan pegawai karena kemampuan anggarannya sudah sangat terbatas. 

Karena itu, Pemerintah Kabupaten Pangandaran dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus mencari cara dalam menyelesaikan persoalan tersebut. 

"Ibu Bupati sudah ke Jakarta, sudah kemana-mana untuk cari solusi dan saya juga lagi memikirkan untuk menyelesaikan," ucap mantan Bupati Purwakarta ini. 

Atas dasar itulah, Dedi tidak menyarankan kota dan kabupaten di bawah otoritanya tidak menggelar rapat atau kegiatan resmi di hotel maupun restoran. 

Dedi tak ingin, timbul kesenjangan sosial antara kota/kabupaten yang tinggi PAD dengan yang rendah. 

"Saya contoh kalau di daerah dapetin pendapatan misalnya dari gali pasir maka alamnya rusak dan jalannya rusak. Kemudian babatin pohon, alamnya rusak dan jalannya rusak, pendapatannya ya segitu-gitu juga ditambah nggak pernah jujur tuh hitung pendapatannya," jelas dia. 

Menurut Dedi, larangan rapat di hotel adalah bagian dari upaya efisiensi anggaran dan bentuk kepedulian terhadap ketimpangan fiskal antara kota besar dan daerah tertinggal di Jawa Barat.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved