Keluarga Juliana Marins Protes Tak Terima Hasil Autopsi di Indonesia, Ada Beda Waktu Kematian

Jenazah Juliana Marins (26), pendaki Brasil yang meninggal di Gunung Rinjani, Lombok, Indonesia telah melakukan autopsi kedua atau ulang.

Penulis: Rusaidah | Editor: Rusaidah
Tangkapan layar dari akun Instagram @ajulianamarins
JULIANA MARINS - Keluarga Juliana Marins meminta dilakukan autopsi ulang untuk menyelidiki apakah ada dugaan kelalaian dalam proses penyelamatan oleh pihak berwenang Indonesia. 

"Kami tidak menemukan bukti-bukti atau tanda-tanda bahwa korban itu meninggal dalam jangka waktu yang lama dari luka-luka," imbuh Dokter Alit.

Pihaknya memprediksi, Juliana Marins meninggal paling lama 20 menit setelah peristiwa benturan itu.

Sementara, dugaan meninggal karena hipotermia, Dokter Alit mengaku pihaknya tak dapat memeriksa dugaan hipotermia.

Sebab jenazah sudah dalam kondisi lama, sehingga tak dapat memeriksa cairan pada bola mata jenazah. 

Jadi Pembicaraan Utama di Brasil

Kasus meninggalnya pendaki asal Brasil, Juliana Marins, di Gunung Rinjani Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) pekan lalu mengundang simpati rakyat Brasil.

Kasus ini menjadi pembicaraan rakyat Brasil, diulas media dan para  publik figur di negara itu.

Bahkan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva turun tangan langsung  memerintahkan aparatnya membawa jenazah Juliana Marins pulang ke Brasil.

Jumat (4/7/2025) kemarin sore, jenazah Juliana Marins dimakamkan di kampung halamannya di Parque da Colina de Pendotiba,  Niterói.

Ibu Negara Brasil Janja da Silva didampingi Menteri Kesetaraan Ras Anielle Franco menghadiri pemakaman bersama warga.

Sementara itu Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva menerima kunjungan Presiden Indonesia Prabowo Subianto hari ini, Rabu (9/7/2025) di Istana Presiden Brasil.

Dalam pertemuan itu, kematian Juliana Marins diperkirakan sedikit diungkit.

Menurut Aloysio Gomide Filho, Direktur Departemen Komunitas dan Urusan Konsuler Brasil, presiden Brasil diperkirakan akan mengucapkan terima kasih kepada Indonesia atas kerja samanya dalam pencarian jenazah Juliana Marins.

"Kalaupun nanti ada pembahasan soal itu, tentu saja untuk menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia atas komitmennya terhadap kasus ini," kata diplomat itu dikutip dari Globo.

Itamaraty menyatakan bahwa semua dukungan diberikan Indonesia selama penyelamatan dan komunikasi mengalir semulus mungkin, mengingat kondisi cuaca.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved