Ada Apa dengan Trump? Kaki Bengkak dan Tangan Memar, Didiagnosa Menderita Insufisiensi Vena Kronis
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, didiagnosis menderita insufisiensi vena kronis setelah mengalami pembengkakan di bagian kaki.
BANGKAPOS.COM - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengalami pembengkakan di bagian kaki setelah dikeluarkan diagnosa menderita insufisiensi vena kronis.
Menurut Sekretaris Pers Karoline Leavitt yang membacakan keterangan resmi dari dokter kepresidenan, Kapten Sean Barbabella, pada Kamis (17/7/2025), kondisi seperti ini dinyatakan tidak berbahaya namun umum dialami oleh lansia, terutama mereka yang berusia di atas 70 tahun.
“Presiden menjalani pemeriksaan menyeluruh, termasuk studi vaskular diagnostik oleh Unit Medis Gedung Putih,” ujar Leavitt.
Baca juga: Prabowo Telepon Donald Trump 17 Menit, Tarif Impor Langsung Turun 19 Persen, Terendah di Asia
Dalam suratnya, Barbabella menjelaskan bahwa hasil pemeriksaan menggunakan USG Doppler pada kedua tungkai bawah menunjukkan adanya insufisiensi vena kronis, yakni gangguan sirkulasi darah akibat katup vena yang tidak bekerja optimal sehingga darah menggenang di pembuluh darah.
“Tidak ditemukan adanya tanda-tanda trombosis vena dalam (DVT) atau penyakit arteri,” tulis Barbabella.
Ia juga memastikan bahwa hasil tes laboratorium Trump berada dalam batas normal.
“Tidak ada indikasi gagal jantung, gangguan ginjal, atau penyakit sistemik lain yang teridentifikasi,” tambahnya.
Insufisiensi vena kronis dapat menyebabkan bengkak di pergelangan kaki atau tungkai, nyeri, kram, varises, hingga perubahan pada kulit.
Sekitar 150.000 orang di AS didiagnosis mengalami kondisi ini setiap tahunnya.
Dr. Jeremy Faust, asisten profesor pengobatan darurat di Harvard Medical School, menyebut kondisi yang dialami Trump sebagai “hal yang sangat umum dan tidak mengejutkan.”
“Ini bagian normal dari proses penuaan, apalagi jika seseorang masuk kategori kelebihan berat badan hingga obesitas seperti presiden,” ujarnya kepada CNN.
Baca juga: Trump dan Putin Gagal Kompromi Perdamaian Ukraina-Rusia, Dua Jam Ngobrol Tanpa Titik Temu
Namun, Faust juga menegaskan bahwa gejala seperti ini memang perlu diperiksa lebih lanjut untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi yang lebih serius.
Senada, dr Bernard Ashby, seorang ahli jantung, mengatakan bahwa insufisiensi vena kronis bisa menjadi gejala dari masalah kesehatan lain seperti tekanan tinggi pada jantung atau gangguan tidur seperti sleep apnea.
“Meski diagnosisnya adalah kondisi yang jinak, penting untuk mencari tahu apa penyebabnya. Bisa jadi ada tekanan tinggi di jantung atau paru-paru yang berkontribusi terhadap kondisi ini,” jelas Ashby.
Kurang Aktivitas Fisik
Faktor risiko dan penanganan Menurut dr Chris Pernell, usia lanjut, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, serta kebiasaan duduk atau berdiri terlalu lama adalah faktor-faktor utama penyebab insufisiensi vena kronis.
“Meski tidak mengancam nyawa, kondisi ini dapat melemahkan secara fisik,” ujarnya.
Leavitt juga menyebutkan bahwa Trump “tidak mengalami rasa sakit atau ketidaknyamanan” akibat kondisi tersebut.
Ia juga menjelaskan munculnya memar di punggung tangan Trump, yang disebabkan oleh kebiasaan berjabat tangan serta penggunaan aspirin sebagai bagian dari protokol pencegahan penyakit jantung. Barbabella menegaskan,
“Ini adalah iritasi jaringan lunak ringan yang konsisten dengan penggunaan aspirin dan jabat tangan yang sering.”
Surat dari dokter kepresidenan itu ditutup dengan pernyataan bahwa “Presiden Trump tetap dalam kondisi kesehatan yang sangat baik.”
Memar di Tangan
Presiden Amerika Serikat Donald Trump didiagnosis menderita insufisiensi vena kronis (chronic venous insufficiency), menyusul spekulasi publik mengenai memar pada tangannya.
Sekretaris Pers Karoline Leavitt mengatakan presiden 79 tahun itu didiagnosis kondisi kesehatan tersebut setelah menjalani tes ultrasonografi (USG).
"[Hasil tes USG] mengungkapkan bahwa [Trump] menderita insufisiensi vena kronis, suatu kondisi jinak dan umum terutama pada individu berusia di atas 70 tahun," kata Leavitt kepada reporter, Kamis (17/7), seperti dikutip AFP.
Leavitt berujar pemeriksaan itu dilakukan setelah Trump dalam beberapa minggu terakhir merasakan sedikit pembengkakan pada kaki bagian bawah.
"(Ia diperiksa oleh dokter Gedung Putih) atas dasar kewaspadaan yang tinggi," ucap Leavitt.
Insufisiensi vena kronis adalah kondisi ketika vena atau pembuluh darah balik di tungkai (seluruh kaki) tidak berfungsi dengan baik.
Sejak beberapa waktu terakhir, publik berspekulasi bahwa Trump tidak sedang dalam kondisi prima. Kondisi Trump diperbincangkan terutama setelah ia menonton FIFA Club World Cup di New Jersey, di mana pergelangan kakinya terlihat bengkak dan tangannya terlihat memar.
Tangan memar Trump sebetulnya sudah beberapa kali terlihat jelas saat ia tampil di publik. Namun, selama berbulan-bulan, Gedung Putih menolak pertanyaan mengenai kondisi tersebut.
Gedung Putih saat itu hanya menyatakan memar di tangan Trump murni karena ia sering berjabat tangan.
Efek Samping Pengobatan
Mengenai ini, Leavitt akhirnya terus terang bahwa memar itu terjadi karena efek samping pengobatan kardiovaskular.
"Ini adalah efek samping umum dan jinak dari terapi aspirin," ucap dia.
Dokter Gedung Putih, Sean Barbabella, sementara itu menegaskan bahwa Trump "tetap dalam kesehatan yang sangat baik" terlepas dari kondisinya saat ini.
Dr. Matt Heinz, seorang dokter spesialis penyakit dalam dari Tucson, Arizona, mengatakan kepada AFP bahwa insufisiensi vena kronis "cukup umum", terutama pada lansia.
"Kondisi ini muncul seiring bertambahnya usia, dan akan buruk jika penderita juga mengalami obesitas. Saya tahu Presiden telah menurunkan berat badan jadi saya rasa kondisinya mungkin sedikit lebih baik," ucapnya.
Gedung Putih telah memastikan bahwa kondisi Trump tidak menimbulkan risiko serius. Pemerintah menegaskan bahwa tak ada bukti Trump mengalami trombosis vena atau penyakit arteri.
"[Trump memiliki] struktur dan fungsi jantung yang normal, tidak ada tanda-tanda gagal jantung, gangguan ginjal, atau penyakit sistemik," kata Leavitt.
Kesehatan presiden AS selalu menjadi perhatian, ditambah setelah dua presiden terakhir merupakan yang tertua yang pernah ada.
Kesehatan Presiden sebelumnya, Joe Biden, juga sempat menjadi perbincangan, apalagi setelah Biden kembali mencalonkan diri pada 2024.
Partai Republik dan Trump sempat curiga bahwa Biden menderita penurunan mental dan fisik selama menjabat Presiden. Pada Mei, Biden akhirnya dilaporkan menderita kanker prostat.
Mengenai kondisi Trump, Heinz mengatakan bahwa pembengkakan bisa mengindikasikan sesuatu yang lebih serius seperti masalah jantung. Namun, ia tak ingin berspekulasi. (Kompas.com/ Inas Rifqia Lainufar)
Sosok Charlie Kirk Pendukung Trump Tewas Ditembak, Kerap Lontarkan Pernyataan Kontroversial |
![]() |
---|
Trump Kecam Keras Rencana Macron Akui Palestina September 2025, Sebut Pernyataan Itu Tidak Berbobot |
![]() |
---|
Profil Obama Eks Presiden AS yang Diejek Trump Pakai Video AI, Dikenal Orator Ulung dan Penulis Buku |
![]() |
---|
MEMANAS Trump Tuduh Obama Berkhianat, Diduga Campur Tangan dalam Pemilu Rusia |
![]() |
---|
Penampakan Tangan Trump Memar dan Kaki Bengkak, Sakit Apa? Menderita Gangguan Sirkulasi Darah Kronis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.