Berita Viral
Beda Reaksi Dedi Mulyadi dan Besannya Irjen Karyoto soal Pesta Makan Gratis Berujung 3 Orang Tewas
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menegaskan dirinya tidak akan menghalangi proses hukum kasus yang melibatkan anaknya, Maula Akbar.
Satu tahun di Kalimantan Barat, Karyoto kemudian dimutasi ke Interpol dan dilantik menjadi Kasubbid Infodata Kominter Set NCB.
Setelahnya, ia dipindah ke Bareskrim Polri dan menjabat Penyidik Utama Tk. II Dit III/Kor dan WCC.
Tahun 2011, Karyoto menjadi Kasubdit III Dittipidkor Bareskrim Polri.
Dari Bareskrim Polri, ia lalu dimutasi ke Kota Batam, Kepulauan Riau untuk menjadi Kapolresta Barelang.
Dua tahun di Kota Batam, Karyoto kembali ke tanah Jawa.
Ia dimutasi menjadi Dirreskrimum Polda DIY 2014.
Pada 2015, Karyoto lagi-lagi ditugaskan di Bareskrim Polri menjadi Analis Kebijakan Madya Bidang Pideksus.
Kemudian, ia menjadi Direktur Analis Pemutus Jaringan Internasional BNN pada 2016.
Jabatan itu diemban Karyoto selama dua tahun sebelum akhirnya menjadi Analis Kebijakan Utama Bidang Pidkor Bareskrim Polri.
Setelahnya Karyoto dilantik menjadi Wakapolda Sulut menggantikan Brigjen Johni Asadoma.
Acara serah terima jabatan tersebut berlangsung di Aula Catur Prasetya Polda Sulut pada 29 Oktober 2018.
Hampir satu tahun di Sulut, Karyoto kemudian dimutasi menjadi Wakapolda DIY.
Pada April 2020, ia meninggalkan jabatannya sebagai Wakapolda DIY karena menjadi Deputi Penindakan di KPK, sebagaimana diberitakan TribrataNews Bantul.
Pelantikan Karyoto sebagai Deputi Penindakan KPK dipimpin langsung oleh pimpinan lembaga anti-rasuah pada 14 April 2020, di Auditorium Gedung Penunjang KPK.
Momen ini berbarengan dengan kenaikan jabatan yang diperoleh Karyoto, dari Brigjen menjadi Irjen.
Meski bertugas di KPK, status Karyoto masih sebagai anggota Polri.
Sejak Maret 2023, Irjen Karyoto dipercaya memimpin Polda Metro Jaya.
Kronologi Kejadian
Tiga orang meninggal dan belasan lainnya luka-luka saat desak-desakan di momen pembagian makan gratis yang jadi rangkaian pesta pernikahan anak Dedi Mulyadi, Maula Akbar dengan Wakil Bupati Garut Putri Karlina pada Jumat (18/7/2025)
Tiga korban meninggal yakni Vania Aprilia (8), Dewi Jubaedah (61), dan anggota kepolisian Polres Garut, Bripka Cecep Saeful Bahri (39) yang mendapat kenaikan pangkat jadi Aipda Cecep Saeful Bahri
Rangkaian acara digelar selama 4 hari termasuk siraman, akad, resepsi dan pesta rakyat.
Mahar pernikahan keduanya pun unik yakni 90 gram logam mulia, 9 sapi, 9 domba garut, 9 ayam pelung Cianjur, 99 jenis bibit buah kayu lokal hingga 99 jenis bibit padi.
Kini Polda Jabar tengah melakukan penyelidikan terkait pesta pernikahan berujung maut di Garut.
Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara di lokasi kejadian, dipimpin langsung oleh Kapolda Jabar, Irjen Pol Rudi Setiawan.
Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Rochmawan mengatakan, kejadian tersebut bermula saat pihak keluarga pengantin membagikan 5.000 paket makanan gratis kepada masyarakat.
Penyelenggaraan kegiatan ini dipercayakan kepada sebuah event organizer (EO) yang bekerja sama dengan pemerintah daerah, termasuk Satpol PP, Dinas Perhubungan, dan aparat kepolisian.
"Masyarakat itu mengantri di luar dari pada pintu-pintu Pendopo. Pengaturan dari EO awalnya membatasi jumlah yang masuk, tapi ternyata masyarakat yang datang dari luar jauh lebih banyak," ucapnya.
Karena keterbatasan ruang dan akses masuk, kerumunan semakin padat. Ketika akses akhirnya dibuka, massa dari luar langsung mendorong masuk, menyebabkan kekacauan yang berujung pada jatuhnya korban.
"Korban mengalami sesak napas dan terinjak-injak. Umumnya luka di bagian kaki, paha, dan pinggang. Itu karena posisi korban sudah terjatuh lalu terinjak dari belakang," ujarnya.
10 Orang Diperiksa
Polisi telah memeriksa 10 orang buntut insiden maut dalam pesta pernikahan putra Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Maula Akbar, dengan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, yang digelar pada Jumat, 18 Juli 2025 lalu.
Pesta pernikahan anak Dedi Mulyadi itu menyajikan makan gratis, tetapi hal tersebut berujung duka akibat insiden desak-desakan saat warga hendak masuk ke kawasan Pendopo Garut, Jawa Barat.
Peristiwa yang digelar di Lapangan Otto Iskandar Dinata, Garut, tersebut menewaskan tiga orang.
Penyelidikan tragedi maut itu kini ditangani oleh Kriminal Umum (Krimum) Polda Jawa Barat.
Kasatreskrim Polres Garut, AKP Joko Prihatin mengatakan, pihaknya telah melakukan serangkaian penyelidikan.
Ia menegaskan bahwa seluruh proses awal penyelidikan dan berkas perkara telah diserahkan ke pihak Polda Jabar.
"Kami sudah melakukan serangkaian penyelidikan untuk kejadian yang di Pendopo, mengenai makan gratis. Kita sudah melakukan serangkaian penyelidikan dan langkah-langkah," ujar Joko kepada awak media, Senin (21/7/2025), dikutip dari TribunJabar.id.
Joko menyatakan, setidaknya, sepuluh orang telah diperiksa dalam tahap awal penyelidikan.
Mereka terdiri dari berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut, termasuk tim pengamanan, event organizer atau wedding organizer (WO), anggota Satpol PP, petugas kesehatan, hingga tim ambulans yang ada di lokasi.
"Dan sudah kami serahkan semua ke Krimum Polda Jabar. Dari semua pihak sudah kita periksa, baik dari pengamanan, WO, Satpol PP, pihak lain yang ada di lokasi," tambah Joko.
Pelimpahan perkara ini, kata Joko, merupakan perintah langsung dari Kapolda Jabar Irjen Pol. Rudi Setiawan.
Kendati demikian, Joko menyatakan, Polres Garut tetap siap mendukung dan membantu proses penyidikan yang dilakukan oleh Polda Jabar.
"Kita juga siap membantu melakukan apabila dilakukan oleh Polda Jabar," tutup Joko.
(Bangkapos.com/Tribunjabar.id/Tribunnews.com)
15 Hari Buron, Bripda Alvian Pembunuh Putri Apriyani Ditangkap di NTB, Ini Jejak Pelariannya |
![]() |
---|
Siapa Oknum Jaksa yang Disebut Peras Annar Sampetoding Rp5 M Agar Bisa Bebas, Dibantah Kejati Sulsel |
![]() |
---|
Siapa Salsa Erwina, Juara Debat se-Asia Pasifik Tantang Ahmad Sahroni Bicara Soal Tunjangan Gaji DPR |
![]() |
---|
Siswandi Pelaku Kekerasan Terhadap Syahpri Dokter RSUD Sekayu Ditangkap saat Bersama Anak Kecil |
![]() |
---|
Sosok Ustaz Evie Effendi Pendakwah Terkenal di Bandung Diduga KDRT ke Anak, Pernah Dipenjara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.