Profil Biodata Ahmad Luthfi Gubernur Jateng, Ledek Pejabat Hobi Ngonten, Sindir Dedi Mulyadi?

Seakan membalas Jenderal Luthfi, Dedi meminta maaf jika hanya bisa menyelesaikan satu masalah per hari.

Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: Evan Saputra
Kolase Kompas/Madina Nusrat || Youtube Pemprov Jateng
AHMAD LUTHFI -- (kiri) Dedi Mulyadi / (kanan) Ahmad Luthfi || Ahmad Luthfi ledek pejabat yang hobi ngonten, sindir Dedi Mulyadi? 

BANGKAPOS.COM -- Mantan Kapolda Jateng yang kini menjadi Gubernur, Ahmad Luthfi, ledek pejabat yang hobi buat konten.

Menurutnya, pejabat yang hobi membuat konten untuk konsumsi publik tidak dapat menjadi diri sendiri.

Kamera, menurut Ahmad Luthfi dapat membuat sikap orang berubah-ubah.

Baca juga: Maula Akbar Pakai Aset Negara untuk Pesta Nikah, Dedi Mulyadi Minta Ganti Biaya Operasional: Harus

Video Ahmad Luthfi saat ledek pejabat hobi ngonten viral di TikTok.

Ahmad Luthfi mengatakan, untuk turun ke masyarakat tak perlu memakai atribut pejabat.

"Jadi pejabat ojo gelang geleng gela gelo, pakai pengawal, medun di mobil dibukain, medun dikalungi bunga, acara diresmikan," katanya.

Ia menyarankan agar para pejabat untuk terjun ke masyarakat tanpa memakai fasilitas pejabat.

"Sekali-kali jenangan lepas birokrasi fiodal itu dengan jalan ke kampung yang tanpa beban," katanya.

Baca juga: Harta Kekayaan Ahmad Luthfi Calon Gubernur Jateng, Kalah Jauh dari Andika Perkasa, Hanya Rp 10 M

"Tapi gak usah pakai media," tambah Jenderal Luthfi.

Ia bahkan bercanda sambil mempraktikan seolah selfie memegang kamera.

"Hari ini ketemu orang miskin," katanya sembari tertawa.

Luthfi menekankan cara tersebut sama sekali tidak membereskan masalah.

"Tidak akan menyelesaikan masalah," katanya.

Ia mengatakan untuk ikhlas dalam bekerja menyelesaikan masalah masyarakat tanpa membawa kamera.

"Lek kuwe gelem yo silahkan, nek aku ora aku banget, ndak usah. Ikhlas aja jadi diri kita sendiri," katanya.

"Ora usah gaya, 'halo guys'," tambahnya.

Menurutnya pemimpin yang membawa media dan kamera akan sibuk mengurus medianya sampai sikapnya berubah-ubah.

"Normal aja. Begitu dikritik di medianya sibuk jawab, akhirnya opo ? sikapnya diubah-ubah, mangan teratur karena apa, syuting. Opo enak urip ngono kuwi," katanya.

Salah satu pejabat yang aktif di media sosial dan selalu merekam kegiatannya adalah Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.

Saking aktifnya, KDM bahkan sampai membuat konten saat mengunjungi keluarga korban tewas tragedu maut pesta rakyat pernikahan anaknya, Maula Akbar dan Putri Karlina.

Lantas apakah Ahmad Luthfi menyindir Dedi Mulyadi?

Seakan membalas Jenderal Luthfi, Dedi meminta maaf jika hanya bisa menyelesaikan satu masalah per hari.

"Buat warga Jabar dan seluru warga net, mohon maaf yah kalau Kang Dedi jadi gubernur hanya bisa menyelesaikan setiap hari satu masalah," katanya.

Meski demikian menurutnya hal itu masih lebih baik dibanding tak mengerti masalah.

"Tapi gak apa-apa kan ? Daripada kang Dedi jadi gubernur gak mengerti masalah," kata Dedi Mulyadi.

Profil Ahmad Luthfi

Komjen Pol. (Purn.) Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K. adalah seorang purnawirawan Polri yang jabatan terakhirnya adalah Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan.

Ia lahir di Surabaya, Jawa Timur (Jatim) pada 22 November 1966

Ahmad Luthfi memiliki background atau latar belakang sebagai polisi.

Ia juga merupakan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah periode 2020–2024.

Namun meski memiliki jabatan tinggi, Ahmad Luthfi diketahui bukan lulusan akademi kepolisian atau Akpol.

Ia memulai kariernya di kepolisian ketika masuk Sekolah Perwira (Sepa) Militer Sukarela (Milsuk) Polri pada tahun 1989.

Pada saat itu, Ahmad Luthfi bisa masuk Sepa Milsuk karena ia mempunyai latar belakang intelijen keamanan. 

Setelah menamatkan pendidikan di Sepa Milsuk, Ahmad Luthfi melanjutkan studinya di Sekolah Lanjutan Perwira (Selapa) pada 2000.

Pendidikan Ahmad Luthfi berlanjut di Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespim) Polri pada 2005.

Dua tahun setelahnya, ia masuk Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas). 

Melansir Tribunnews.com, Luthfi menjabat sebagai Wakil Kapolres Solo di tahun 2011, saat Presiden RI ke-7 Joko Widodo masih menjadi Wali Kota Solo dan memiliki hubungan baik dengan Luthfi.

Lima tahun berselang, Luthfi diangkat menjadi Kapolres Solo setelah dipromosikan oleh Markas Besar Polri.

Setelah menghabiskan masa baktinya di Solo, Luthfi kemudian mendapatkan promosi jabatan sebagai Analisis Kebijakan Madya Bidang Sosial Budaya Badan Intelijen Keamanan (Baintelkam) Polri pada tahun 2017

Kemudian ia diangkat menjadi Wakil Kapolda Jawa Tengah pada 2018 selama dua tahun.

 

Pria kelahiran Surabaya itu tuntas menjabat sebagai Kapolda Jawa Tengah sejak tahun 2020 hingga Juli 2024, dengan menyandang pangkat Irjen atau Jenderal bintang dua Polri.

Usai purna tugas sebagai Kapolda Jawa Tengah, ia pun ditunjuk sebagai Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan dan menyandang pangkat Komjen atau Jenderal bintang tiga Polri.

Namun, Luthfi mengundurkan diri dari jabatan Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan.

Hal itu karena ia mendaftar sebagai Calon Gubernur Jawa Tengah pada Pilkada 2024.

 Profil Dedi Mulyadi

Dedi Mulyadi adalah politikus yang berasal dari Partai Gerindra.

Saat ini ia menjabat sebagai Gubernur Jabar untuk periode 2025-2030.

Dikutip dari TribunnewsWiki.com, semasa kecil Dedi Mulyadi mengenyam pendidikan dasar di tanah kelahirannya yaitu SD Subakti.

Setelah itu ia melanjutkan pendidikan ke SMP Kalijati dan SMA Negeri Purwadadi.

Kemudian, ia menyelesaikan pendidikan menengah, Dedi Mulyadi melanjutkan ke pendidikan tinggi.

Ia memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Sekolah Tinggi Hukum Purnawarman Purwakarta pada 1999.

Semasa kuliah, Dedi Mulyadi sudah aktif mengikuti organisasi ekstra kampus.

Bahkan tercatat pernah menduduki jabatan sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Purwakarta.

Tak hanya ekstra kampus, Dedi Mulyadi juga berorganisasi di Lembaga Kemahasiswaan dan pernah aktif di Senat Mahasiswa STH Purnawarman Purwakarta.

Beberapa organisasi lain yang diikuti Dedi Mulyadi adalah Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), yang kemudian berlanjut sebagai Sekretaris Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia.

Dalam karier politiknya, Dedi terpilih sebagai anggota DPRD Purwakarta periode 1999-2004 melalui Partai Golkar.

Pada 2003, ia lalu diminta mendampingi Lily Hambali maju Pilkada Purwakarta dan akhirnya terpilih sebagai wakil bupati.

Setelah itu, Dedi dipercaya menjabat Ketua DPD Golkar Purwakarta pada 2004-2007.

Pada Pilkada 2008, Dedi mencalonkan diri menjadi Bupati berpasangan dengan Dudung B. Supardi.

Dedi kembali mencalonkan diri sebagai petahana bersama wakilnya, Koswara, untuk Pilkada 2013.

Dia menang lagi dan kembali memimpin Purwakarta untuk periode 2013-2018.

Perjalanan karier politik Dedi Mulyadi makin moncer saat ia terpilih secara aklamasi menjadi Ketua DPD Golkar Jabar pada 2016.

Dedi sempat mencalonkan Gubernur Jabar pada 2018 berpasangan dengan Deddy Mizwar, namun pasangan ini kalah.

Dedi kemudian nyaleg di DPR RI pada 2019 dan menang.

Pada 2023, Dedi Mulyadi mengakhiri hubungannya dengan Partai Golkar.

Dia kemudian bergabung dengan Partai Gerindra akhirnya memenangkan Pilgub Jabar 2024 bersama Erwan Setiawan.

(Bangkapos.com/TribunnewsBogor.com/Tribunnews.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved