Profil Ribka Tjiptaning, Sebut Tanpa Kudatuli Tak Ada Anak Tukang Kayu Jadi Presiden
Ribka Tjiptaning adalah Ketua DPP PDI Perjuangan, seorang dokter dan juga politikus Indonesia. Lahir 1 Juli 1959, umur Ribka saat ini 66 tahun.
Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
BANGKAPOS.COM - Inilah profil seorang Ribka Tjiptaning yang dalam suatu kesempatan menyentil peristiwa Kudatuli dan anak tukang kayu yang jadi presiden.
Hal ini ia ungkapkan dalam acara peringatan 29 tahun Peristiwa Kudatuli di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (27/7/2025).
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) itu menilai Peristiwa Kudatuli atau kerusuhan 27 Juli 1996 menjadi salah satu titik penting dalam sejarah demokrasi Indonesia.
Menurut Ribka, tanpa peristiwa tersebut, era reformasi dan terbukanya ruang politik yang lebih luas tak akan terjadi.
"Tanpa Kudatuli, tanpa 27 Juli tidak ada reformasi. Tidak ada demokratisasi yang kita perjuangkan. 27 Juli tonggak reformasi," kata Ribka dalam peringatan 29 tahun Peristiwa Kudatuli di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (27/7/2025).
Menurutnya, peristiwa itu telah membuka jalan bagi lahirnya generasi baru pemimpin dari kalangan rakyat biasa.
Ribka mencontohkan, dari momentum itu anak buruh, anak petani, bahkan anak tukang kayu bisa menjadi presiden.
"Tidak ada 27 Juli, tidak ada anak buruh menjadi anggota DPR. Tidak ada 27 Juli, Bonnie (Triyana) tidak jadi anggota DPR. Tidak ada 27 Juli, tidak ada anak petani jadi gubernur," ujarnya.
Bahkan kata Ribka, anak tukang kayu menjadi presiden juga tak lepas dari jejak perjuangan Kudatuli.
Anak tukang kayu kerap diidentikan dengan Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi.
"Tidak ada 27 Juli, tidak ada anak tukang kayu jadi presiden. Walaupun sekarang sudah error. Ya, itu nasib namanya," ucapnya.
Ribka mengajak seluruh kader partai untuk tetap mengawal Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Dia menekankan pentingnya menjaga kesetiaan terhadap perjuangan partai dan tidak melupakan sejarah.
"Nah, teman-teman, sekalian tugas kita sebagai kader mengawasi ini, depan belakang, di sisi Ibu Megawati, siapa yang menjadi pengkhianat, kita culik sama-sama," ungkap Ribka.
Ribka juga menyampaikan keprihatinannya terhadap kader-kader yang setia dalam perjuangan namun belum merasakan hasil kemenangan politik.
Menurutnya, banyak kader di tingkat akar rumput yang tetap bertahan meski tidak menikmati kekuasaan.
"Masih banyak kawan-kawan ini yang tidak pernah jadi penguasa, tidak pernah menikmati kemenangan, tapi tetap loyal, tetap setia. Partai kalah dulu, ranting. Menang tetap ranting. Kalah lagi, ranting. Menang lagi, ranting. Punya presiden, masih ranting. Masih susah makan. Tidak punya rumah. Kita bukan iri sama mereka yang sukses, tetapi tolong yang sukses itu karena partai," tegas Ribka.
Peristiwa Kudatuli adalah singkatan dari Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli.
Hal itu mengacu pada peristiwa pada 27 Juli 1996 saat terjadinya serangan kepada kantor pusat Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang diduduki oleh para pendukung pemimpin partai yang baru saja digulingkan, Megawati Soekarnoputri.
Kudatuli menjadi salah satu sejarah kelam dalam perjalanan politik di Indonesia.
Peristiwa itu menewaskan 5 orang dan menyebabkan 149 orang luka-luka serta 23 orang dinyatakan hilang.
Profil Ribka Tjiptaning

Ribka Tjiptaning adalah Ketua DPP PDI Perjuangan, seorang dokter dan juga politikus Indonesia. Lahir 1 Juli 1959, umur Ribka saat ini 66 tahun.
Ribka Tjiptaning beragama Kristen dan lahir di Yogyakarta.
Sebelumnya, ia sempat mennjabat sebagai Ketua Komisi IX DPR RI dari fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) pada periode 2009-2014.
Di Komisi IX, ia mengetuai komisi yang memperhatikan masalah-masalah di bidang tenaga kerja dan transmigrasi, kependudukan, dan kesehatan dan juga merupakan anggota dari Badan Urusan Rumah Tangga (DPR RI) DPR RI.
Ribka kembali mencalonkan diri dan terpilih sebagai legislator dari Dapil Jawa Barat IV (Kab. Sukabumi dan Kota Sukabumi) pada Pemilihan umum legislatif tahun 2014.
Setelah lulus dari bangku sekolah, ia melanjutkan pendidikan tingginya di Universitas Kristen Indonesia pada tahun 1978 hingga 2002, dan memilih jurusan Kedokteran.
Kemudian di tahun 2012, ia kembali melanjutkan pendidikannya untuk menyandang gelar S2 Ahli Kesehatan, di Universitas Indonesia.
Mengutip dari dpr.go.id, dulu Ribka pernah menjalankan profesi sebagai dokter praktik sejak tahun 1990.
Pertama kali ia praktik menjadi dokter di RS Tugu Ibu Cimanggis.
Kemudian di tahun 1991, ia kembali menjadi dokter praktik di Karya Bakti Kalibata, Klinik Partuha Ciledug, serta, Klinik Waluya Sejati Abadi Ciledug.
Selanjutnya di tahun 1992 hingga 2000, ia menjadi dokter praktik di perusahaan Puan Maharani.
Di tahun 2005, ia pun beralih profesi dan mulai terjun ke dunia perpolitikan.
Ia menjabat sebagai anggota DPR RI sebagai Ketua Komisi IX DPR RI pada tahun 2005 hingga 2009.
Hingga saat ini, nama Ribka Tjiptaning masih memegang jabatan sebagai anggota komisi IX.
Baca juga: Sosok Ribka Tjiptaning, Politikus PDIP Ajak Duel JPU di Sidang Hasto, Keturunan Ningrat
Ayahnya konglomerat
Ribka terlahir dari keluarga ningrat Jawa dan merupakan anak ke tiga dari lima orang saudara (sekandung).
Ayahnya bernama Raden Mas Soeripto Tjondro Saputro yang merupakan pengusaha kaya sekaligus aktivis Partai Komunis Indonesia (PKI), seorang keturunan Kasunan Solo (Pakubowono) dan pemilik sebuah pabrik paku di Solo.
Sedangkan Ibunya dari keturunan Kraton Kasultanan Yogyakarta bernama Bandoro Raden Ayu Lastri Suyati.
Sewaktu kecil, Ribka hidup dalam keadaan yang serba kecukupan karena ayahnya seorang konglomerat yang memiliki lima pabrik besar pada saat itu.
Riwayat Pendidikan
SD: Kuningan Timur Pagi II. Tahun: 1965 - 1971
SMP: Dharma Satria. Tahun: 1971 - 1974
SMA: SMAN XIV Jakarta. Tahun: 1974 - 1977
S1 Dokter: UNIV, Kristen Indonesia. Tahun: 1978 - 2002
S2 Ahli Asuransi Kesehtatan: UNIV. Indonesia. Tahun: - 2012.
Riwayat Organisasi
- Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Penanggulangan Bencana , Sebagai: Ketua. Tahun: 2019 - 2024
- Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Sosial dan Penanggulangan Bencana , Sebagai: Ketua . Tahun: 2015 - 2019
- Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kesehatan dan Tenaga Kerja, Sebagai: Ketua. Tahun: 2010 - 2015
- Pemuda Demokrat Indonesia, Sebagai: Seketaris Jendral . Tahun: 2002
- Pemuda Demokrat Jawa Barat, Sebagai: Wakil Ketua Dewan Pimpinan. Tahun: 2002
- Lembaga Penelitian Korban Peristiwa 65 (LPKP 65), Sebagai: Ketua Lembaga. Tahun: 2002
- Paguyuban Korban ORBA(Pakorba), Sebagai: Ketua Paguyuban. Tahun: 2001
- DPD PDIP Prov. Jawa Barat, Sebagai: Wakil Ketua . Tahun: 2000 - 2005
- Dewan Perhimpunan Daerah Pemuda Demokrat, Sebagai: Wakil Ketua Dewan. Tahun: 1996 - 2002
- DPC PDIP Kota Tangerang, Sebagai: Ketua DPC . Tahun: 1996 - 2000
- Yayasan Waluya Sejati Abadi, Sebagai: Ketua Yayasan. Tahun: 1992 - sekarang
- Dewan Perhimpunan Daerah Pemuda Demokrat, Sebagai: Wakil Ketua Dewan. Tahun: 1991 - 1996
- DPD PDIP Prov. Banten, Sebagai: Wakil Ketua . Tahun: - 2007.
Jejak Karier
Anggota DPR RI, Sebagai: Anggota Komisi IX. Tahun: 2019 - sekarang
Anggota DPR RI, Sebagai: Ketua Komisi IX DPR RI. Tahun: 2005 - 2009
Perusahaan Puan Maharani, Sebagai: Dokter Praktek. Tahun: 1992 - 2000
Klinik Waluya Sejati Abadi Ciledug, Sebagai: Dokter Praktek. Tahun: 1991 - 1992
RS.Tugu Ibu Cimanggis, Sebagai: Dokter Praktek. Tahun: 1990 - 1991
Karya Bakti Kalibata, Sebagai: Dokter Praktek. Tahun: 1991
Klinik Partuha Ciledug, Sebagai: Dokter Praktek. Tahun: 1991.
(Bangkapos.com/Tribunnews/tribun-medan.com)
Profil Ahmad Dofiri Eks Wakapolri yang Kini Jadi Penasihat Presiden, Alumni Akpol 1989 Pemecat Sambo |
![]() |
---|
KPU Keluarkan Peraturan Rahasiakan Ijazah Capres-Cawapres, Bantah Lindungi Jokowi dan Gibran |
![]() |
---|
Hotman Paris Kecewa Prabowo Tolak Bertemu, Unggah Video Natalius Pigai Akui Punya 3 Pacar: Menterimu |
![]() |
---|
Alasan Eks Wakapolri Ucapkan Terima Kasih Usai Presiden Prabowo Copot Dito Ariotedjo dari Menpora |
![]() |
---|
Presiden Prabowo Diminta Pecat Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa, Baru Sehari Menjabat Sudah Buat Kecewa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.