Sosok Prof Koentjoro, Eks Guru Besar UGM Sebut Jokowi Pembohong tapi Yakini Ijazahnya Asli

“Saya melihat itu asli dan sekali lagi, karena itu bukan hanya dari data, saya punya sejarahnya, datanya, dari dosen-dosennya...

Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: Evan Saputra
Kolase KompasTV | KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati
PROF KOENTJORO -- (kiri) Prof Koentjoro Mantan Dewan Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) 2018-2021 saat menjadi bintang tamu di Kompas TV / (kanan) Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi), pada Kamis (31/7/2025) 

BANGKAPOS.COM -- Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) disebut pembohong oleh mantan Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Koentjoro.

Ia kerap kali menyampaikan kritikan terhadap Jokowi saat pria asal Solo itu menjabat sebagai Presiden RI.

Meski begitu, terkait polemik ijazah palsu, Prof Koentjoro meyakini ijazah Jokowi itu asli.

Ia menjamin hal itu lantaran mengaku memiliki sejarah, data, dan pernyataan dari teman-teman Jokowi selama kuliah di UGM.

Dalam program ROSI di KompasTV, Prof Koentjoro terang-terangan mengaku tidak suka dengan sikap dan kebijakan Jokowi, namun Koentjoro tidak akan berbohong perihal ijazah.   

Menurut Koentjoro, ijazah Jokowi yang kini kisruh dapat dipastikan olehnya asli.

Baca juga: Harta Kekayaan Sri Mulyani Naik Belasan Persen Tiap Tahun, Ada Moge, Intip Isi Garasinya

“Bahwa saya seorang guru besar, saya harus memegang teguh kebenaran, professor boleh salah tetapi tidak boleh bohong,” tegas Prof Koentjoro.

“Saya melihat itu asli dan sekali lagi, karena itu bukan hanya dari data, saya punya sejarahnya, datanya, dari dosen-dosennya, pernyataannya dia kuliah di sana, dari teman-temannya ada yang menyatakan seperti itu, kurang apalagi,” tegas Prof Koentjoro.

Prof Koentjoro Sebut Jokowi Bohong

Prof Koentjoro menyebut Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) pembohong dalam program ROSI di KompasTV, Kamis (31/8/2025) malam.

Ketua Dewan Guru Besar UGM 2018-2021 itu menyentil beberapa kebohongan Jokowi salah satunya janji yang dilanggar setelah lengser dari kursi Presiden. 

"Jokowi itu pembohong, dalam banyak hal dia pembohong,” ucap Prof Koentjoro melansir Youtube KOMPASTV. 

“Dulu pada waktu dia mau lengser jadi presiden, dia mengatakan di mau tinggal di rumah, tidak mau jadi politisi,” ucapnya.

“Tapi sekarang dia masih bicara di situ, semakin tidak konsisten” imbuhnya. 

Prof Koentjoro juga tegas menyatakan sikapnya yang sejak dulu konsisten tidak suka dengan kebijakan Jokowi.

“Tahun 2024 saya membaca petisi, ketika saya mau membaca petisi kemudian dikutip dimana-mana, saya (menyatakan) sangat tidak suka dengan kebijakan Jokowi" ucap Koentjoro. 

Saat Jokowi masih menjabat sebagai Presiden RI, Prof Koentjoro tidak segan melontarkan kritiknya melalui aksi "Kampus Menggugat" yang pernah ramai jadi pemberitaan tahun 2024. 

Aksi yang bertujuan untuk demokrasi Indonesia tersebut menyuarakan "Kampus Menggugat: Tegakkan Etika dan Konstitusi, Perkuat Demokrasi".

Bersama sivitas akademika UGM lainnya, Prof Koentjoro juga menyuarakan "Petisi Bulaksumur".

Petisi Bulaksumur merupakan gerakan yang diinisiasi para Guru Besar UGM mengkritisi kondisi demokrasi di Indonesia menjelang Pemilu 2024.

Dalam pernyataannya, Koentjoro merasa kecewa dengan Jokowi sebab 'Petisi Bulaksumur' tak pernah didengar oleh sang presiden.

"Tetapi yang terjadi adalah Pak Jokowi hanya menganggap yang kita lakukan itu adalah hak demokrasi dan tidak pernah didengarkan apa isi yang kami mau," kata Koentjoro dalam sebuah diskusi daring, 16 Maret 2024.

Koentjoro juga mengkritisi pemberian bansos saat masa kampanye Pilpres 2024 yang menurutnya untuk memenangkan pasangan tertentu.

"Mereka yang tidak terdidik ini mudah dibodoh-bodohi dan kemudian diberi tekanan-tekanan kemudian diberi bansos," imbuhnya.

Di sisi lain Koentjoro juga menjelaskan, Petisi Bulaksumur merupakan sebuah gerakan untuk menjaga nama baik UGM.

"Saya dua kali mengucapkan basmalah karena kami dengan kasih menyatakan itu, mengingatkan kepada Pak jokowi. Kenapa? yang rusak semuanya UGM," ujarnya.

Koentjoro menuturkan, sebagai seorang guru besar dan dosen dirinya memiliki tugas sebagai benteng etika.

"Kita itu pemikir negara dan bangsa, karena itu kita berikan masukan lagi," ucap Koentjoro.

Sosok Prof Koentjoro

Melansir laman resmi UGM, Prof. Drs. Koentjoro, MBSc., Ph.D., Psikolog, merupakan sosok akademisi yang berdedikasi tinggi dalam bidang Psikologi.

Dengan latar belakang pendidikan yang solid dan pengalaman yang luas, Koentjoro telah berkontribusi signifikan dalam pengembangan ilmu Psikologi di Indonesia.

Koentjoro meraih gelar profesor tahun 2005 dengan pidato pengukuhan berjudul "Arti Penting Perubahan Paradigma dan Pendekatan dalam Pembelajaran dan Penerapan Psikologi Sosial di Indonesia".

Sebelumnya, Koentjoro menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Psikologi UGM Indonesia.

Koentjoro kemudian melanjutkan studi magister di bidang Behavior Science di LaTrobe University, Australia.

Lalu Koentjoro berhasil meraih gelar doktor dalam bidang Social Work & Social Policy dari universitas yang sama setelah berhasil mempertahankan disertasi berjudul Understanding Prostitution From Rural Communities of Indonesia.

Selain itu, Koentjoro juga telah mengikuti kursus singkat tentang Drug Surveillance di Victoria University, Australia. 

Keahlian Prof Koentjoro meliputi berbagai bidang dalam psikologi, seperti relasi sosial dan psikologi pendidikan.

Minat penelitiannya mencakup community development, pembangunan dan perubahan sosial, kebencanaan, street children, drugs and prostitution, qualitative research, family psychology, forensik, dan psikologi seni & kebudayaan.

Semasa jadi dosen, Koentjoro mengampu beberapa mata kuliah penting yang berkaitan dengan bidang keilmuannya.

Mata kuliah tersebut antara lain Metode Penelitian kualitatif (S1, S2, S3); Psikologi Perdamaian (S2), Psikologi Hukum Forensik (S2), Psikologi Seni (S2), Psikologi Pemberdayaan Masyarakat dan Psikoedukasi (S1), Psikologi Kebencanaan dan Krisis (S1).

Koentjoro juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Guru Besar UGM 2018-2021.

Saat memasuki masa purna tugas, Koentjoro bersama 13 dosen dan tenaga kependidikan lain yang telah memasuki usia pensiun mendapat Piagam dan Dana Kesetiakawanan dari Korps Pegawai Universitas Gadjah Mada (Korpagama) pada Jumat (25/4/2025).

Riwayat Pendidikan

S1 Fakultas Psikologi UGM, Indonesia

S2 Behavior Science, LaTrobe, Australia

S3 Social Work & Social Policy, LaTrobe, Australia

Short course Drug Surveliance, Victoria Univ, Australia

Penghargaan

Piagam Penghargaan Kesetiaan UGM 35 tahun

Karya Satya 30 tahun dari Presiden RI

Naskah penelitian terbaik 3, National Conference on Islamic Psychology

Warga Pratama Badan Narkotika Nasional

Piagam Penghargaan Kesetiaan UGM 25 tahun

Karya Satya 20 tahun dari Presiden RI

(Bangkapos.com/SuryaMalang.com/Surya.do.id)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved