Berita Viral

Sosok dan Kekayaan Hary Tanoe, Bos MNC Digugat Jusuf Hamka Rp119 T, Kasus Tahun 1999 Terkuak

Hary Tanoesoedibjo digugat oleh pengusaha jalan tol Jusuf Hamka dengan tuntutan ganti rugi Rp119 triliun.

TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) mempersilahkan Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (kanan) maju usai melakukan pertemuan dengan tokoh nasional di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta, Senin (10/4/2017). Pertemuan tersebut membahas isu politik terkini, diantaranya terkait dinamika politik dan keutuhan bangsa jelang Pilkada DKI Jakarta. 

BANGKAPOS.COM - Bos MNC Group, Hary Tanoesoedibjo digugat oleh pengusaha jalan tol Jusuf Hamka dengan tuntutan ganti rugi Rp119 triliun.

Gugatan ini berkaitan dengan perseteruan lama antara PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) milik Jusuf Hamka dan Hary Tanoe.

CMNP resmi mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dengan tuntutan Rp103 triliun secara materiil dan Rp16 triliun secara imateriil.

Baca juga: Pertamina Patra Niaga Sumbagsel Meriahkan HUT ke-80 RI, Proklamasi Berkumandang di SPBU COCO Kenten

Persoalan bermula dari transaksi tukar-menukar Negotiable Certificate of Deposit (NCD) senilai 28 juta dolar AS pada Mei 1999 yang hingga kini disebut tidak bisa dicairkan.

Menurut CMNP, gugatan ini ditujukan kepada empat pihak: Hary Tanoe (Tergugat I), PT MNC Asia Holding Tbk yang dulu bernama PT Bhakti Investama (Tergugat II), Tito Sulistio (Tergugat III), dan Teddy Kharsadi (Tergugat IV).

Direktur Independen CMNP, Hasyim, menjelaskan gugatan ini diajukan untuk mencari kepastian hukum atas transaksi NCD yang terjadi 26 tahun lalu.

Namun, pihak MNC Asia Holding membantah. Direktur MNC Asia Holding, Tien, menyebut perusahaan hanya bertindak sebagai arranger antara CMNP dan Unibank.
“Gugatan itu seharusnya diarahkan ke Unibank atau pemegang saham pengendalinya,” ujarnya, dikutip dari Kompas.com.

Kuasa hukum MNC, Hotman Paris Hutapea, menambahkan bahwa dalam skema 1999, Unibank menerima dana 17,4 juta dolar AS dan menerbitkan zero coupon bond senilai 28 juta dolar AS.
“Uang itu 100 persen masuk ke Unibank. Bhakti Investama (sekarang MNC) hanya menerima komisi sebagai arranger,” katanya.

Hotman juga mengingatkan bahwa CMNP sudah pernah menggugat Unibank, tetapi kalah hingga Mahkamah Agung.
“Kalau tuduhannya pemalsuan, pemalsuannya di mana?” tegas Hotman.

Sidang gugatan digelar Rabu (13/8/2025). Kuasa hukum CMNP, R Primaditya Wirasandi, menyatakan pihaknya menolak mediasi karena Hary Tanoe dianggap tidak memenuhi kesepakatan awal.

Selain meminta ganti rugi, CMNP juga meminta pengadilan menyita seluruh aset Hary Tanoe dan MNC Asia Holding. Mereka menilai nilai aset yang ada tidak sebanding dengan kerugian yang dituntut.

Tidak hanya perdata, CMNP juga melaporkan dugaan tindak pidana terkait NCD tersebut ke Polda Metro Jaya pada 5 Maret 2025. Laporan itu mencakup dugaan pemalsuan dokumen dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dengan terlapor Hary Tanoesoedibjo.

Terlepas dari itu seperti apa sosok Hary Tanoe?

Sosok dan Kekayaan Hary Tanoe

Mengutip dari Forbes, Hary Tanoe memiliki harta kekayaan $1,4 miliar atau sekitar Rp22 triliun.

Harta kekayaannya itu bersumber dari banyaknya bisnis dan perusahaan yang dimiliki Hary Tanoe.

Hary Tanoesoedibjo memulai membangun bisnis media segera setelah kuliah; ia masih memiliki 62 stasiun TV, 4 stasiun radio, dan sebuah surat kabar.

Dirinya mengundurkan diri sebagai CEO Media Nusantara Citra (MNC), yang memiliki empat stasiun TV nasional, pada tahun 2016 untuk fokus pada politik.

MNC Land miliknya yang terdaftar pada tahun 2023 membuka Lido Music & Arts Center di Jakarta sebagai bagian dari proyek Lido City, yang akan menampilkan lapangan golf dan resor bermerek Trump.

MNC Land juga membangun resor golf bermerek Trump lainnya di Bali.

Putrinya Angela, yang pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, menjadi co-CEO MNC Group pada Oktober 2024.

Rekam Jejak Jusuf Hamka

Mohammad Jusuf Hamka atau juga dikenal dengan nama Babah Alun lahir di Jakarta pada 5 Desember 1957 dengan nama Jauw A Loen atau Alun Joseph.

Dia seorang politisi, motivator dan pengusaha Muslim Tionghoa-Indonesia.

Dia juga pernah menjadi bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo dan Ma'ruf Amin. Politikus Partai Golongan Karya ini juga menjabat staf khusus di Kementerian Sosial Republik Indonesia.

Jusuf Hamka resmi memeluk agama Islam saat bertemu Buya Hamka di usianya yang menginjak 23 tahun.

Ia pun mengucapkan 2 kalimat syahadat di bawah bimbingan Buya.

Jusuf Hamka tumbuh di keluarga yang terpelajar.

Orang tua Jusuf tergolong moderat. Ayahnya Dr. Joseph Suhaimi, S.H. (Jauw To Tjiang), seorang dosen Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, dan ibunya Suwanti Suhaimi (Siaw Po Swan), seorang guru.

Lahir dari keluarga akademisi, Jusuf Hamka ternyata pernah mengenyam pendidikan hukum dan kedokteran secara bersamaan.

Dia juga pernah belajar di Kanada. 

Berikut riwayat pendidikannya: 

- Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 (1974)

- Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti (1974)

- Bisnis Administrasi Columbia College, Kanada (1977)

- Administrasi Negara FISIP Universitas Jayabaya (1980)

Jusuf Hamka memimpin beberapa perusahaan, di antaranya sebagai Komisaris Utama PT Mandara Permai, Komisaris Independen PT Indomobil Sukses Internasional Tbk, Komisaris PT Indosiar Visual Mandiri, Komisaris PT Citra Margatama Surabaya serta Komisaris PT Mitra Kaltim Resources Indonesia.  

Jusuf Hamka juga ayah dari Direktur Utama PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. (CMNP), Fitria Yusuf.

Dalam akun YouTube resmi milik Yuni Shara (Yuni Shara Channel) dijelaskan, Jusuf Hamka merupakan seorang pengusaha yang dermawan.

Sosoknya cukup dikenal baik karena sifat dermawannya.

Jusuf kerap bersedekah dengan menjual nasi kuning murah seharga Rp 3.000 atau bahkan gratis. 

Sedekah itu ditujukan untuk kaum fakir miskin dan dhu`afa.

“Kalau pernah ditolong, ya harus mau menolong orang lain,” kata Jusuf Hamka.

Menjadi seorang pengusaha jalan tol di tanah air yang sukses tidak membuatnya lantas menjadi pribadi yang angkuh.

Saat memberikan sedekah kepada kaum papa itu langsung dilakukan sendiri. 

Dengan bermodalkan tempat kecil yang sederhana, ia memberikan makanan kepada siapa pun.

Prinsip dan sifat dermawan itu tetap dijalani, bahkan setelah menjabat sebagai pengusaha sukses jalan tol dan Ketua Organisasi Muslim Tionghoa.

Bagi Jusuf, menjadi seorang pengusaha yang sibuk tak lantas membuatnya jauh dari keluarga. 

Jusuf tetap dekat dengan istri dan ketiga anaknya serta mengajarkan sifat kedermawanannya itu kepada keluarganya. 

Hal itu terlihat ketika anaknya yang bernama Fitria Yusuf dan Feisal Hamka turut serta dalam berbagi sedekah nasi kuning kepada orang-orang yang membutuhkan.

(Bangkapos.com/Surya.co.id)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved