Berita Viral
Kemenkeu Sebut Video Sri Mulyani Sebut Guru Beban Negara Hasil Deepfake AI
Kemenkeu menyatakan video "guru itu beban negara" yang beredar hasil deepfake dan potongan tidak utuh dari pidato Menkeu Sri Mulyani.
BANGKAPOS.COM, JAKARTA - Potongan video yang memperlihatkan seolah-olah Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut guru beban negara beredar luas.
Video itu diambil dari pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam acara Forum Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia di ITB pada 7 Agustus lalu.
"Guru itu beban negara," demikian bunyi pernyataan dalam video yang kemudian viral.
Baca juga: Info Terbaru, Ridwan Kamil Bukan Ayah Biologis Anak Lisa Mariana
Awak media mengonfirmasi secara langsung terkait potongan video tersebut kepada Sri Mulyani, namun ia tidak mengklarifikasinya saat itu.
Meski dicecar pertanyaan, bendahara negara itu tetap diam dan memilih berjalan menuju kendaraannya yang terparkir di depan pintu masuk, usai menghadiri Rapat bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, di Kompleks Parlemen, Selasa (19/8/2025).
Tidak ada sepatah kata pun yang dikeluarkan Menkeu Sri Mulyani, selain dua hari lagi pemerintah menjawab tanggapan fraksi menyoal RAPBN 2026.
"Dua hari lagi saya akan paripurna ya," ujar Sri Mulyani.
Selang beberapa jam, Sri Mulyani memilih menjelaskan potongan video guru beban negara, melalui akun Instagram miliknya dan menutup kolom komentar.
Baca juga: Besarnya Cinta Kakek Nenek Rawat Tiga Cucu yang Ditinggal Ayah dan Ibu di Karangasem Bali
Baca juga: Viral Uang Kertas Baru Pecahan Rp250 Ribu Spesial HUT ke-80 RI, Berikut Faktanya Kata Peruri
Sri Mulyani mengaku mendapatkan serangan hoaks atau bohong berbentuk video di media sosial dengan narasi guru beban negara.
Berikut pernyataan Sri Mulyani:
Potongan video yang beredar yang menampilkan seolah-olah saya menyatakan guru sebagai beban negara adalak HOAX.
Faktanya, saya tidak pernah menyatakan bahwa Guru sebagai Beban Negara.
Video tersebut adalah hasil deepfake dan potongan tidak utuh dari pidato saya dalam Forum Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia di ITB pada 7 Agustus lalu.
Marilah kita bijak dalam bermedia sosial.
Jakarta, 19 Agustus 2025
Video Buatan Teknologi AI
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu, Deni Surjantoro, menjelaskan narasi yang dibangun adalah potongan video dari pernyataan Menkeu dalam acara Forum Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 7 Agustus lalu.
Deni Surjantoro pun menegaskan, narasi yang beredar di video adalah bohong atau hoaks.
Ia juga menilai, video yang beredar hasil deepfake dan potongan tidak utuh dari pidato Menkeu Sri Mulyani.
"Potongan video yang menampilkan seolah-olah Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan guru adalah beban negara itu hoaks," kata Deni di Kompleks Parlemen DPR RI, Selasa (19/8/2025).
"Faktanya, Menteri Keuangan tidak pernah menyatakan bahwa Guru adalah Beban Negara," imbuh pria kelahiran Temanggung, Jawa Tengah, pada 4 Februari 1973 itu.
Berdasarkan penelusuran Tribunnews, Rabu (20/8/2025), video yang memperlihatkan Menkeu Sri Mulyani mengatakan 'guru itu beban negara' ada dalam unggahan akun TikTok buzzer****.
Hanya beberapa detik saja Sri Mulyani mengatakan hal itu, lalu muncul ulasan seseorang dalam video, dengan background Sri Mulyani sedang berdiri di podium.
"Sri Mulyani bilang guru beban negara," tulis caption dalam unggahan tersebut.
Pria bertopi di video mengomentari pernyataan Sri Mulyani, perempuan yang menjadi Menkeu sejak 2016 era Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) itu.
Namun, tidak diketahui jelas konteks Sri Mulyani berbicara seperti itu.
Belakangan, video Menkeu terkait ucapan guru sebagai beban negara disebut hoaks.
Diketahui, potongan video tidak utuh itu dari pidato sang menteri dalam Forum Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia di ITB pada 7 Agustus 2025.
Dalam acara Konvensi Sains Teknologi dan Industri Indonesia Tahun 2025, Sri Mulyani sejatinya menyoroti rendahnya gaji guru dan dosen di Indonesia.
Menurut Sri Mulyani, fenomena mengenai gaji tersebut terungkap di media sosial.
"Banyak di media sosial yang mengatakan, menjadi dosen atau guru tidak dihargai karena gajinya kecil," kata Sri Mulyani, Jumat (8/8/2025).
Sementara Sri Mulyani mengatakan, apakah masalah gaji guru dan dosen harus berasal dari keuangan negara.
"Ini salah satu tantangan bagi keuangan negara. Apakah semuanya harus keuangan negara ataukah ada partisipasi dari masyarakat?" ucapnya.
Sri Mulyani lantas menilai, masalah gaji guru dan dosen merupakan bagian dari tantangan membangun ekosistem pendidikan yang kuat.
Anggaran pendidikan, kata Sri Mulyani, harus berdampak nyata pada peningkatan mutu SDM.
Sri Mulyani menambahkan, menjadi dosen bukan berarti membuat seseorang mendapatkan keistimewaan dalam tunjangan.
"Dosen juga harus diukur kinerjanya dan inilah yang mungkin jadi salah satu ujian bagi Indonesia," jelasnya.
Dari berbagai sumber, disebutkan 94 persen guru di Indonesia memiliki pendapatan di bawah Rp 2 juta per bulan, terutama yang berstatus non-PNS.
Sementara Gaji dosen PNS golongan III berkisar antara Rp 2,6 juta – Rp 4,7 juta per bulan.
Tentang Deepfake
Dikutip dari kominfo.kuburaya.go.id, Deepfake adalah teknologi manipulasi video dan audio yang menggunakan kecerdasan buatan untuk menciptakan konten yang membuat orang terlihat atau terdengar melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak dilakukan.
Teknologi ini, telah muncul sejak tahun 2017 dan terus berkembang dengan kemampuan teknologi yang semakin canggih. Di mana bisa mengubah wajah dan suara seseorang dalam video.
Sejarah perkembangan deepfake pun dimulai dari penggunaan teknologi kecerdasan buatan atau AI dan algoritma pemrosesan citra untuk menggabungkan wajah seseorang ke video lainnya.
Adapun dampak dari perkembangan deepfake juga semakin terasa dalam berbagai aspek, mulai dari politik hingga hiburan.
Ancaman Deepfake Terhadap Publik
Ada sejumlah risiko adanya Deepfake terhadap publik bila disalahgunakan, di antaranya:
- Penyebaran Disinformasi
Dikutip dari situs Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bogor, Deepfake memudahkan pembuatan berita palsu yang sulit dibedakan dari fakta, memicu kebingungan dan konflik sosial.
- Pencemaran Nama Baik
Video atau audio palsu sering digunakan untuk menyerang reputasi individu, termasuk tokoh publik dan masyarakat umum.
- Ancaman Privasi dan Keamanan
Teknologi ini bisa disalahgunakan untuk penipuan identitas, pelanggaran privasi, dan akses ilegal ke data pribadi.
- Krisis Kepercayaan Publik
Sulitnya membedakan konten asli dan palsu dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap media dan informasi.
- Eksploitasi Pornografi
Deepfake sering digunakan untuk membuat konten pornografi tanpa izin, merusak reputasi korban.
Lalu, bagaimana menghadapinya?
Solusinya, yakni meningkatkan literasi digital.
Masyarakat perlu belajar mengenali tanda-tanda deepfake, seperti gerakan wajah yang tidak alami atau perbedaan suara dengan ekspresi.
Selain itu, platform media sosial memiliki tanggung jawab besar untuk menyaring konten palsu ini sebelum menyebar luas.
Tips Mengenali Deepfake
- Deepfake yang digunakan untuk scam masih cenderung berkualitas rendah dan dapat terlihat dengan memperhatikan gerakan bibir yang tidak wajar. Selain itu, rambut yang dibuat dengan buruk, bentuk wajah yang tidak selaras, sedikit atau tidak ada kedipan, warna kulit yang tidak cocok, dan sebagainya.
Kesalahan dalam rendering pakaian atau tangan yang melewati wajah juga bisa memberikan deepfake amatir.
- Jika Anda adalah korban dari deepfake pornografi, Anda dapat menghubungi kedua situs web itu untuk meminta video tersebut dihapus (banyak situs web melarang memposting deepfake).
Kemudian, Anda dapat melaporkan hal itu ke lembaga penegak hukum, karena membuat deepfake adalah tindak pidana dalam beberapa peraturan perundang-undangan.
(Tribunnews.com/Seno Tri Sulistiyono, Suci Bangun DS, Dafit Adi Prasetyo, Nitis Hawaroh)
Info Terbaru, Ridwan Kamil Bukan Ayah Biologis Anak Lisa Mariana |
![]() |
---|
Buku Harian Jadi Kunci Pembuka Kasus Kematian Zara Qairina, Sosok Terdekat Akan Hadir di Sidang |
![]() |
---|
Rekam Jejak Supratman Andi Agtas, Menteri Hukum Beri Karisto Gideon Beasiswa dan Motor Usai Viral |
![]() |
---|
Viral Uang Kertas Baru Pecahan Rp250 Ribu Spesial HUT ke-80 RI, Berikut Faktanya Kata Peruri |
![]() |
---|
Menanti Hasil Tes DNA Ridwan Kamil dan Lisa Mariana, Rumah Suami Atalia Terpantau Sepi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.