Diplomat Kemlu Tewas di Menteng

Kisah Pilu Kematian Diplomat Arya Daru, Sang Ibu Idap Kanker, Orang Tua Kehilangan Anak Tunggal

Sosok Subaryono, ayah Diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayuan muncul di tengah kasus kematian putranya.

|
Penulis: Rusaidah | Editor: Rusaidah
Tangkapan Layar Kompas TV dan Dok Pribadi
KEMATIAN ARYA DARU - Subaryono, ayah Diplomat Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayuan muncul meminta keadilan atas kematian putranya. Ia kehilangan anak tunggal. 

"Kami memohon kepada yang terhormat Presiden Republik Indonesia, yang terhormat Bapak Prabowo Subianto, kami mohon dengan rendah hati dan kami mohon setulus-tulusnya," katanya. 

Subaryono secara tersirat mengatakan anaknya tidak ada indikasi hidupnya tak bahagia hingga mengalami depresi dan berakhir seperti ketika kali terakhir ditemukan di kamar kos.  

Disebut Mengidap Penyakit Mental

Polda Metro Jaya telah menyampaikan bahwa kematian Arya tidak disertai dengan unsur tindak pidana. 

Arya dinyatakan tewas karena mati lemas akibat kekurangan pasokan oksigen. 

"Kondisi ini terlihat dari adanya pembengkakan pada paru dan pelebaran pembuluh darah pada tubuh korban," kata dokter forensi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Yoga Tohjiwa, dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa, (29/7/2025). 

Yoga pun mengungkapkan ketika seseorang kehilangan pasokan oksigen hanya dalam waktu 4-5 menit, dia dipastikan akan meninggal dunia. 

Dia juga menjelaskan Arya dinyatakan meninggal dunia sekitar 2-8 jam sebelum pemeriksaan luar dilakukan.  

Adapun pemeriksaan tersebut dilakukan pada 8 Juli 2025 pukul 13.55 WIB.

Arya Daru Pangayunan disebut mengidap penyakit mental sebelum ditemukan tewas.

Melansir dari Tribunnews.com, Rabu, (30/7/2025), Ahli Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Nathanael E. J. Sumampouw mengungkap kondisi Arya Daru Pangayunan mengalami dinamika psikologis yang kompleks salah satunya kelelahan mental atau burnout.

Dari hasil rilis Polda Metro Jaya, penyelidikan digital forensik menemukan Arya Daru mengirim email ke salah satu badan amal yang menyediakan layanan dukungan terhadap orang yang memiliki emosional dan perasaan tertekan dan putus asa, termasuk yang merasa ingin akhiri diri.

Dari hasil pemeriksaan mendalam terungkap bahwa almarhum memiliki riwayat untuk mengakses layanan kesehatan mental secara daring. 

Data yang dihimpun, upaya itu pertama kali tercatat pada tahun 2013 dan terakhir kali terpantau pada tahun 2021.

Menurutnya, almarhum menjalankan tugas sangat mulia yakni memberikan perlindungan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri. 

Sumber: Tribunnews
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved