Profil Fery Insani Calon Bupati Bangka Unggul di Pilkada Ulang Raup Suara 39,15 Persen

Lanjut dia, meski ada riak-riak sedikit dalam pelaksanaan Pilkada Ulang ini, dirinya berharap semuanya berjalan lancar dan mendapatkan hasil yang terbaik.

 “Menurut saya, riak-riak itu biasa ya, namanya juga kontestasi politik. Tapi yang penting semuanya berjalan dengan baik dan damai,” tuturnya.

Selanjutnya, setelah dari TPS, dirinya akan memantau saat mulai perhitungan suara jam 14.00 WIB nanti. Kata dia, pejabat itu hanya waktu kerja, setelahnya kembali sebagai warga biasa. 

“Saya seperti itu, tidak ada hal yang khusus, tidak ada hal yang istimewa,” ujarnya.

Lebih lanjut, ditanyai perihal target suara di TPS tempatnya mencoblos dan target suara secara keseluruhan, Fery menyebut yang pasti pihaknya menargetkan untuk menang.

Kata dia, semua ikhtiar sudah dilakukan dan dijalani dan pada akhirnya tinggal berserah kepada yang maha kuasa.

“Target menang InsyahAllah, saya tidak boleh mendahului kehendak yang maha kuasa,” imbuhnya.

Fery-Syahbudin Unggul di Pilkada Bangka

Lembaga Charta Politika merilis hasil quick count (hitung cepat) Pilkada Ulang 2025 Kabupaten Bangka.

Paslon nomor urut 1, Fery Insani - Syahbudin dinyatakan menang dengan perolehan suara yang jauh unggul ketimbang empat paslon lainnya.

Dengan margin of error sebesar 1 persen dan jumlah TPS sebanyak 200 TPS dan progres sampel 98,5 persen, paslon Fery Insani - Syahbudin unggul.

Fery-Syahbudin mendapat perolehan 39,15 persen, disusul pasangan Rato-Ramadian yang meraih 25,41 persen, Andi Kusuma-Budiyono 15,58 persen, Aksan-Rustam 12,42 persen dan Naziarto-Usnen 7,4 persen.

“Hasil versi quick count yang dilaksanakan Charta Politika bahwa pasangan nomor satu Fery Insani - Syahbudin unggul jauh dari empat pasangan lainnya,” kata Ahmad Baihaqi, Peneliti Charta Politik dalam konferensi pers di Sungailiat, Rabu (27/8/2025).

Pihaknya menggunakan metode Stratified Random Sampling (pengambilan sampel berlapis) dengan mengacu kepada jumlah pemilih di Kabupaten Bangka dan jumlah TPS di tiap-tiap kecamatan.

“Disitulah kita lakukan random secara proporsional data, dimana jumlah pemilih yang besar akan kita lakukan proporsional, maka kemudian terbagilah masing-masing kecamatan itu beberapa jumlah sampel yang kita amati," jelasnya.